Breaking News

212 Dan Kontrol Masyarakat

Spread the love

Oleh: Tari Ummu Hamzah

 

#MuslimahTimes — Aksi 212 sudah berlalu. Meskipun ada pro-kontra di kalangan cendekiawan, tapi aksi ini berjalan dengan sukses. Banyak para pakar dan ahli sosial dan politik menilai bahwa, aksi 212 adalah aksi luar biasa damai. Sebab lebih dari8 juta jiwa berkumpul tanpa ada aksi anarkis. Bahkan satu sama lain saling jaga dan saling mengingatkan. Bahkan rumput pun tidak berani mereka injak.

“Jangan menginjak rumput, nanti viral. Ayo lewat pinggir,” ujar salah satu peserta di lokasi, Minggu (2/12/2018), seperti yang dikutip dari Warta Kota. Mereka juga mengimbau teman-temannya untuk menyimpan sampah dan membuang ditempat yang telah disediakan. “Tolong sampahnya disimpan dulu, jangan buang sembarangan,” ucap penjaga keamanan Reuni 212.Inilah bukti kontrol masyarakat. Adanya sikap saling mengingatkan, menasehati, toleransi, bahkan saling memberi. Tanpa adanya kontrol masyarakat seperti ini, kedamaian dalam aksi 212 tidak terwujud.

Kontrol masyarakat yang sekuat ini perlu dijaga. Jangan kita remehkan masalah kontrol masyarakat sebab Rasulullah sendiri juga menganjurkan kaum muslimin untuk melakukan kontrol. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. “Siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah mengubahnya dengan qolbu. Hal itu merupakan selemah-lemahnya iman” ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi,  Nasa’i, IbnMajah)

Jika kontrol masyarakat telah kuat maka persatuan kaum muslimin tidak dapat dielakkan lagi. Bahkan aksi 212 ini bukan hanya bukti kuantitas kita sebagai kaum muslimin, tapi kualitas kita sebagai seorang muslim telah terlihat. Sebab kaum muslimin telah menunjukkan pada dunia, Islam itu Damai tanpa anarki, salingmenjaga, menghormati, dan juga menasehati. Inilah kekuatan ukhuwah Islamiyah. Kekuatan ini semakin membesar baik api dalam sekam yang telah membara. Apabila ada musuh-musuh Islam yang hendak mematikanyacahaya Islamdengan mulut mereka, maka yang terjadi adalah, perbuatan mereka semakin membuat bara apiIslammembesar.  Seperti yang termaktub dalam Al-Quran Surah As-Saff, ayat 8: “Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya”.

Kondisi inilah yang nantinya akan membuatkaum muslimin siap menjadi masyarakat yang Islami. Apa itu masyarakat islami?  Yaitu kondisi dimana kaum muslimin telah memiliki ukhuwah Islamiyah, yang memiliki satu perasaan Islam, satu pemikiran. Maka ketiganya ini haruslah dirangkai dengan kuat dalam 1 aturan, yaitu penerapan syariat Islam dalam sebuah institusi negara.

Walau a’lambishowab.

Leave a Reply

Your email address will not be published.