Breaking News

Islam Mewujudkan Transportasi Aman, Cegah Kecelakaan!

Spread the love

 

Oleh. Novita Sari 

(Muslimah Brebes) 

muslimahtimes.com – Kabar duka kembali datang dalam dunia transportasi di Indonesia. Ialah tabrakan Kereta Commuter Line Bandung Raya dengan Kereta Api (KA) Turangga pada hari Jum’at, 5 Januari 2024 pada pukul 06.03 WIB. Tabrakan kereta tersebut terjadi di jalur tunggal atau single track antara Stasiun Haurpugur dengan Stasiun Cicalengka.

Kecelakaan tersebut tentu telah merenggut korban jiwa. Dinyatakan sebanyak empat orang meninggal dunia dan 42 orang lainnya mengalami luka-luka. Korban meninggal tersebut terdiri dari masinis, asisten masinis, pramugara dan security. (www.detik.com)

Kereta api memang menjadi primadona dalam sarana transportasi di Indonesia. Pasalnya, dengan menggunakan kereta api maka waktu tempuh dalam perjalanan tentu akan lebih singkat. Hanya saja sistem perkeretaapian di Indonesia masih tergolong jadul atau bahkan ketinggalan zaman.

Hal ini dibuktikan dengan adanya berita tabrakan kereta api di Bandung pekan lalu. Berita tersebut bahkan menjadi topik perbincangan hangat di luar negeri. Seperti media asing Agence France-Presse (AFP). Ia memberitakan tentang kecelakaan kereta api di Bandung tersebut dengan judul “4 Dead, 22 Injured in Indonesia Train Collision“. Dalam medianya, ia bahkan mengkritisi sistem transportasi di Indonesia seperti kereta api, bus dan pesawat merupakan alat transportasi yang sudah tua dan tidak di rawat. Jadi suatu hal yang wajar jika tragedi kecelakaan tersebut akan terus berulang.

Menurut data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menunjukkan, selama periode 2007—2023 terdapat 103 kasus kecelakaan kereta api di Indonesia. Frekuensi kejadiannya berkisar 1—13 kecelakaan tiap tahun (Katadata, 5-1-2024).

Berulangnya tabrakan kereta api hendaknya membuat pemerintah mengevaluasi diri, mengapa kecelakaan kereta demikian sering terjadi? Apakah penyebabnya human error atau ada system error?

Apa yanga diberitakan media asing AFP memang ada benarnya juga. Karena faktanya Indonesia masih kerap menggunakan alat transportasi peninggalan Belanda. Yang tentu saat ini usianya sudah semakin tua.

Namun disisi lain menurut data Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir belum ada proyek pengadaan kereta rel listrik (KRL), kereta rel diesel (KRD), maupun kereta rel diesel elektrik (KRDE). Pengadaan terakhir dilakukan pada 2017 sebanyak 4 unit, sedangkan selama 2018—2022 tidak ada pengadaan sama sekali (Katadata, 1-3-2023).

Sungguh miris, ketika saat ini pemerintah begitu royal pada sang pemilik modal dengan berkedok investasi. Sehingga Indonesia tak ubahnya seperti surga investasi bagi negara-negara kapitalis besar dunia. Dan Cina menjadi salah satu investornya. Dalam mega proyek Kereta Cepat Indonesia-Cina.

Begitulah memang potret kelam dalam sistem kapitalisme ini. Pemerintah seolah hanya menjadi regulator bagi para pemilik modal. Pemerintah yang seharusnya menjadi pihak pertama yang bertanggung jawab atas insiden kecelakaan yang terjadi. Karena pemerintah diharuskan untuk memberikan jaminan keselamatan dalam penggunaan transportasi bagi warga negara. Dalam sistem demokrasi kapitalisme seperti saat ini kebijakan yang dilakukan oleh penguasa tidaklah berpihak pada rakyat. Karena penguasa atau pemerintah hanya mementingkan untung rugi atas kebijakan yang akan diterapkan di negara ini.

Tentu sangat jauh berbeda ketika Islam yang menjadi pijakan kita dalam menapaki kehidupan.

Rasulullah bersabda,

أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِه

Ingatlah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya.” (HR Al-Bukhari, Muslim, dan lainnya)

Hal itulah yang membuat resah, Khalifah Umar bin Khaththab r.a. Ia khawatir dituntut di akhirat jika jalan di wilayah yang ia pimpin ada yang berlubang. Beliau berkata,

لو أنّ دابّة بسواد العراق عَثَرَتْ لَخشيتُ أن يسألني اللهُ عنها لما لم أمهِّد الطريق

Andaikan ada seekor binatang melata di wilayah Irak yang kakinya terperosok di jalan, aku sangat takut Allah akan meminta pertanggungjawabanku karena aku tidak memperbaiki jalan tersebut.” (‘Abdul Qadim Zallum, Afkaar Siyaasiyyah)

Islam begitu menjaga jika ada satu hal saja yang dapat membahayakan keselamatan. Baik itu hewan ataupun manusia. Sehingga sudah sangat jelas bahwa Islam memang merupakan sistem kehidupan yang mulia. Islam sangat menghormati nyawa manusia, sehingga tentu ia akan optimal dalam menjamin keselamatan penumpang dalam berbagai moda transportasi.

Di dalam sistem Islam, negara bertanggung jawab menyediakan sistem dan sarana transportasi yang aman, nyaman, murah dan bahkan gratis. Transportasi aman yaitu transportasi yang terbebas dari bahaya, yang memberikan kenyamanan untuk penumpang. Murah dan gratisnya merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab pelayanan pemerintah atau negara pada rakyatnya. Tak ada yang dikhawatirkan lagi jika sistem Islam yang menaungi. Karena tentunya rahmatan lil alamin akan kita nanti..

Wallahu alam.