Arinta Kumala Verdiana, S.Pd.
“Jika kalian melewati taman surga maka berhentilah. Mereka bertanya, ”Apakah taman surga itu?” Beliau menjawab, ”Halqoh dzikir (majelis ilmu)” (HR. Tirmidzi)
Dari hadist di atas kita mengetahui bahwa majelis ilmu oleh Rasulullah Saw. diumpamakan sebagai taman surga. Maka tentu kita sebagai umat Rasulullah Saw. tentunya senantiasa rindu untuk mereguk indahnya taman surga (majelis dzikir). Merasakan indahnya taman surga tersebut dan mendapatkan manfaat dari ilmu yang kita kaji di dalamnya.
Betapa nikmatnya ketika kita bisa merasakan dan menikmati indahnya taman surga (majelis ilmu). Karena tidak semua orang bisa merasakan nikmat ketika di dalam sebuah majelis ilmu. Coba kita ingat-ingat ketika kita mengkaji ilmu dalam sebuah majelis ilmu. Terkadang ada yang merasa waktu berjalan sangat lama. Ingin rasanya kajian ilmu tersebut segera selesai. Ada yang merasa sangat bosan dan akhirnya mencari aktivitas sendiri padahal kajian ilmu masih berlangsung. Terkadang ada yang asik berbicara dengan teman di sebelahnya. Ada juga yang sibuk dengan smartphonenya. Ada yang mencorat-coret buku catatannya dengan tulisan atau gambar-gambar yang tidak jelas. Atau bahkan ada yang sampai tertidur.
Sungguh menjadi sebuah rezeki yang sangat luar biasa ketika kita bisa menjadi orang-orang yang bisa merasakan dan menikmati indahnya taman surga. Kenikmatan itu bisa kita lihat dari apa yang kita alami saat kita menghadiri sebuah majelis ilmu. Kita tidak merasa bosan dalam mendengarkan materi-materi yang disampaikan oleh ustadz atau ustadzah yang menyampaikan materi. Bisa juga terlihat dari rasa ‘manis’ yang kita rasakan saat melahap materi-materi kajian. Serasa langsung menancap di hati dan membuat kita jujur pada diri kita sendiri dan mengevaluasi diri kita.
Kenikmatan itu juga bisa terlihat dari sikap kita saat mendengarkan materi-materi. Kita fokus, konsentrasi bahkan berusaha mengikat ilmu dengan mencatatnya. Kita tidak akan sibuk dengan aktifitas-aktifitas lain yang tidak berguna. Dari sisi waktu, kita akan merasa majelis ilmu tersebut berjalan sangat cepat. Rasanya kita belum ingin majelis tersebut berakhir. Saat majelis berakhir pun, kita merasakan rindu untuk bisa segera hadir dan mereguk kembali kenikmatan menuntut ilmu.
Nah, bagaimana agar kita bisa menjadi orang-orang yang bisa merasakan kenikmatan berada di taman surga? Pertama, jangan lupa sebelum berangkat untuk hadir dalam sebuah majelis ilmu kita menancapkan niat dalam hati kita bahwa kita berniat menuntut ilmu adalah karena AllahSwt. Bukan karena tujuan lain misalnya kita bisa bertemu dengan teman-teman (reuni), bukan juga untuk bisa menawarkan dagangan kita kepada peserta-peserta dalam majelis tersebut, bukan juga kehadiran kita karena ingin mengisi waktu luang saja.
Kedua, kita harus memahami bahwa menuntut ilmu Islam adalah kewajiban dari Allah Swt. kepada hamba-Nya. Seperti yang termuat dalam hadist “Menuntut ilmu itu wajub atas setiap muslim”, (HR. Ibnu Majah). Ketika menyadari bahwa menuntut ilmu Islam itu wajib, maka kita akan sengaja meluangkan waktu untuk melakukannya. Bahkan memberikan waktu terbaik. Bukan memberikan waktu sisa. Kita pun akan berusaha melakukannya dengan bersungguh-sungguh.
Ketiga, kita harus berusaha melaksanakan apa yang kita dapatkan dalam kajian. Artinya kita tidak menganggap majelis ilmu hanya sekedar majelis ilmu belaka tanpa ada pengaruhnya pada pembentukan kepribadian kita. Tetapi, majelis ilmu tersebut adalah sarana untuk menambah pemahaman kita terhadap dien (agama) kita. Maka apa yang kita dapatkan sudah seharusnya kita laksanakan dalam kehidupan kita. Sehingga kita akan senantiasa berubah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Untuk menjadi hamba yang terbaik di hadapan Allah Swt. Sehingga kita pun layak mengharapkan keindahan taman surga yang sesungguhnya di akhirat kelak. Wallahua’lam***