* Inspirasi Ramadan (4)
Oleh Kholda Najiyah
Pernah bertamu ke rumah seseorang untuk tujuan sangat penting? Mungkin mengetuk pintu kantor dosen pembimbing, demi menuntaskan skripsi. Mungkin bertandang ke kerabat, sekadar meminjam uang. Mungkin ke rumah calon mertua, memastikan khitbah diterima (ups).
Karena kita yang butuh, pasti nggak usah disuruh datang bertamu. Karena kebutuhan mendesak, pasti tak mudah menyerah agar bertemu sang tuan rumah. Ketuk pintu sekali, ga dibuka, ketuk lagi. Nggak dibuka lagi, masih sabar menanti. Sampai tiga kali nggak ada tanda-tanda dibukakan pintu, esok datang lagi.
Walaupun asal mulanya tuan rumah enggan menemui, jika kita terus menerus mendatangi target yang sama, lama-lama pasti dibukakan pintu juga. Entah karena tuan rumah kasihan atau risih ditamui terus-terusan. Direspons positif atau negatif, tentu melegakan jika tuan rumah sudi membukakan pintu.
Nah, tahukah kalian, jika kalian “mengetuk pintu” Allah SWT, pasti akan direspons positif. Tidak pernah negatif. Apapun keperluan kalian, niscaya akan dikabulkan. Karena, Allah SWT jika berjanji pasti akan menepati. Asalkan, kalian memang orang yang pantas mendapat pemberian-Nya. Apa ukuran kepantasan itu?
Kita cerna dulu surat Fathir ayat 5 yang artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.”
Dalam banyak nash, Allah SWT banyak menebar janji kepada umat manusia. Seperti, janji akan memberikan rezeki kepada setiap makhluknya, termasuk binatang melata sekalipun. Janji bahwa Allah SWT akan mencurahkan keberkahan dari langit dan dari bumi. Janji akan menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik.
Tapi, realitas saat ini menunjukkan, banyak hal yang seolah-olah bertentangan dengan janji Allah SWT. Katanya akan menjamin rezeki, tapi banyak umat Islam yang kesulitan ekonomi. Katanya Islam adalah umat terbaik, tapi saat ini dihinakan di mana-mana. Katanya akan menurunkan berkah, tapi hari ini malah banyak bencana menerpa manusia.
Lantas, apakah itu karena Allah SWT bohong? Ingkar janji? Tentu tidak. Sungguh Allah SWT akan mengabulkan semua janjinya. Hanya, tidak ada yang tahu pasti, kapan janji itu akan direalisasikan. Manusia hanya diharuskan bersabar, berdoa dan berikhtiar agar janji itu layak untuk direalisasikan. Memantaskan diri untuk menerima realisasi janji-janji Allah SWT.
Nabi saja, ketika meminta petunjuk kepada Allah SWT, berdoa, tidak langsung dikabulkan. Sewaktu peristiwa perang Khandaq, Rasul meminta petunjuk Allah dan 3 hari kemudian baru dikabulkan. Dalam peristiwa lain, baru 15 hari kemudian dikabulkan.
Apalagi manusia biasa. Kadang kita temukan (atau kita alami sendiri), orang yang rajin ibadah, ikhtiar dan berdoa, hidupnya tetap saja kesulitan. Padahal katanya kalau kita berdoa, pasti dikabulkan. Tapi sudah tak terhitung hari, bulan, hingga tahun, kok tak juga dikabulkan?
Itu namanya ujian dari Allah. Bisa jadi, Allah tengah menguji kesabaran kita agar tak berhenti berdoa dan berikhtiar. Allah menguji agar hamba-Nya terus mendekat dan mengetuk pintu-Nya hingga tiba saat yang tepat dikabulkan doa-doanya.
Ibarat orang mengetuk pintu rumah, tuan rumah awalnya masih mendengar sayup-sayup. Kira-kira siapa ya, yang mengetuk pintu. Ketukan selanjutnya, penghuni rumah siap-siap hendak membukanya. Jika si pengetuk pintu putus asa dan pergi sebelum dibukakan pintu, padahal tuan rumah mulai beranjak ke pintu, maka tidak jadilah pintu itu dibuka.
Terkadang, manusia tidak sabar saat mengetuk pintu Allah SWT. Baru berdoa 2-3 kali, ketika tidak dikabulkan juga, akhirnya berhenti berdoa. Di situlah kepantasan untuk menerima janji Allah itu belum nyata.
Apalagi, hanya berdoa dan mendekatkan diri pada Allah SWT ketika butuh. Saat ditimpa kesenangan, lupa menghadap-Nya. Saat ditimpa masalah atau bencana, buru-buru meminta pertolongan pada-Nya. Itulah karakter manusia.
Maka Allah SWT menguji hamba-Nya dengan kesabaran. Siapa yang terus menerus sabar mengetuk pintu-Nya, niscaya dikabulkan doanya. Entah cepat atau lambat. Karena itulah janji Allah SWT. Maka teruslah berusaha dan berdoa tanpa henti, niscaya akan dikabulkan-Nya.
Sedangkan tanpa kita minta saja Allah SWT begitu Maha Pemurah, apalagi kalau kita serius dan sungguh-sungguh meminta kepada-Nya. Sabar dan tanpa putus asa agar pantas menerima realisasi janji-janji-Nya.(*)