Oleh : Maria Montesori
(Guru dan Pemerhati Sosial)
#MuslimahTimes — Pilkada serentak baru saja berlangsung, langsung di 171 wilayah di Indonesia. Hanya saja pesta demokrasi ini meninggalkan banyak pertanyaan di benak. Rakyat dikejutkan dengan berita yang dilansir oleh beberapa media nasional terutama media online, bahwa Mendagri Tjahjo Kumolo akan tetap melantik Bupati Tulung Agung terpilih yg berstatus tersangka KPK.
Hasil perhitungan suara hasil formulir C1 Pilkada Tulung Agung, Jawa Timur telah selesai 100 % (kamis, 28/6/2018). Mantan Bupati Syahri Mulyo mengungguli paslon Margiono-Eko Prisdianto. Menurut Mendagri, demi menghormati proses pilkada, suara rakyat adalah suara tuhan, apapun proses pilkada yang memilih masyarakat, siapa yang dipilih itulah yang dimau dalih beliau. UU Pilkada No. 10 tahun 2016 pasal 164 ayat (6), menyatakan calon gubernur, walikota, dan bupati yang berstatus tersangka dan terpilih akan tetap dilantik, lanjut beliau (Kompas, Jum’at 29/6/2018).
Atas nama suara mayoritas demokrasi menabrak norma hukum yang dibuat dan diklaim atas nama demokrasi pula. Bahkan menjamin tersangka kebal hukum jika dia terpilih.
Bayangkan bagaimana kepemimpinan di negeri ini akan membaik jika proses pemilihan pemimpin dan pemimpin yg terpilih dari sistem ini berstatus kriminal KPK?
Inilah sebagian kecil dari keburukan sistem demokrasi yang telah lama diterapkan di negeri ini, apakah masih berharap bisa membawa perubahan hakiki? Yang membawa kesejahteraan dan keadilan. Sementara untuk melahirkan pemimpin saja masih bermasalah. Sungguh sistem ini menampakkan bobroknya! Ini sulit diterima oleh logika sehat yang telah memberikan ruang kepada pelanggar hukum berkuasa.
Padahal Allah SWT telah menghadirkan sistem yang sudah terbukti mewujudkan kepemimpinan yang pro rakyat dan pro keadilan, di mana seorang pemimpin dengan mudah dicopot dari jabatannnya ketika melanggar syariat Islam. Sudah saatnya kita mengembalikan pandangan kepada sistem Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Sistem ini dijanjikan Allah SWT keberkahan yang melimpah di dalamnya.
Allah SWT berfirman:
_“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa pastilah kami melimpahkan bagi mereka barokah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu. maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”_ (TQS Al A’raf: 96).