Oleh : Tari Ummu Hamzah
#MuslimahTimes — Apa yang ada di benak kamu, kalau denger kata Nusantara? Mungkin yang tergambar adalah peta Indonesia, yang mencakup seluruh wilayahnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata Nusantara adalah, sebutan (nama) bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia.
Tapi apa jadinya kalau kata Nusantara digabung sama Islam, atau Islam Nusantara. Yup. Konsep ini emang udah digaungkan selama era pemerintahan Joko Widodo. Islam Nusantara digadang-gadang bakalan cocok sama kepribadian muslim di Indonesia.
Mengapa demikian? Karena konsep Islam khas ala Indonesia, atau Islam Nusantara adalah, gabungan nilai Islam sebagai agama, dengan nilai-nilai tradisi lokal, budaya, dan adat istiadat di Tanah Air.
Artinya guys, kita sebagai kaum muslimin diarahkan untuk berislam sesuai dengan norma adat istiadat. Konsep Islam Nusantara ini menyesuaikan syariat Islam, ke dalam adat istiadat Indonesia.
Dalam sebuah kesempatan, ketua PBNU Said Aqil Siradj, menyampaikan paparannya tentang konsep Islam Nusantara. Menurut beliau, yang namanya Islam Nusantara itu, Islam yang menampilkan agama yang santun, demokrat, dan menjaga toleransi. Berasaskan persatuan islamiyah, persatuan kebangsaan atau nasionalisme, dan ukhuwah insaniyah. Islam yang melawan ekstrimisme dan terorisme.
Dari paparan ketua PBNU, kita dapati kesimpulan, kalau Islam Nusantara itu persatuannya berdasarkan persamaan nasionalisme. Jika Islam yang dianut masyarakat Indonesia nggak sesuai sama konsep Islam Nusantara, bakalan di cap sebagai Islam ekstrimis atau radikal.
Inilah guys yang menjadi kontroversi dimasyarakat. Isu radikalisme mulai melanda negeri ini. Kayak teror yang udah nyebar di berbagai kalangan. Tapi disini gue bakalan jelasin guys apa itu radikalisme.
Kata radikal berasal dari kata dasar radik yang berarti akar. Sedangkan menurut KBBI berarti secara mendasar (sampai kepada yang prinsip atau sampai ke akar-akarnya). Bisa juga diartikan sebagai sifat maju dalam hal pola pikir atau tindakan. So, kata radikal lebih kepada pemahaman terhadap agama, berarti dapat dipahami kalau kata radikal adalah memahami agama hingga pada hal prinsip atau ke akarnya. (Radarindonesia.com)
Artinya guys, radikal itu mempelajari agama dari hal yang mendasar. Karena disini yang jadi sasaran isu radikalisme adalah Islam, maka radikal juga bisa diartikan, mempelajari aqidah Islam plus syariat Allah. Memahami Islam dari hal yang mendasar, sehingga mampu melaksanakan syariat Allah secara menyeluruh atau Kaffah.
Tapi sayangnya guys, radikal ini selalu dihubungkan sama aksi terorisme. Kayak pengeboman yang akhir-akhir ini sempat marak. Mengapa demikian? Sebenarnya guys, Islam Nusantara ini di gagas untuk memalingkan kaum muslimin beserta generasi mudanya dari Islam Kaffah. Apa itu Islam Kaffah? Yaitu melaksanakan seluruh perintah Allah dan rasul-nya. Enggak pilih-pilih dalam berhukum kepada Allah.
Maka gelombang opini Islam Nusantara ini dikedepankan, bua membungkam pemikiran Islam Kaffah. Kalau pemudanya udah jauh dari Islam secara kaffah, pemuda muslim bakalan kehilangan jati dirinya yang sebenarnya. Bahkan gampang diarahkan untuk menjauh dari syariat Allah.
Jadi dengan adanya Islam Nusantara akan menjadikan masyarakat muslim di Indonesia, menjadi masyarakat yang sekuler. Alias jauh dari syari’at Allah. Kalau ada segelintir masyarakat yang mempelajari Islam secara Kaffah, bakalan dicap sebagai radikal atau teroris.
Label itu untuk menakut-nakuti masyarakat biar ngga belajar Islam secara utuh dan menyeluruh. Serta menghalang-halangi tumbuhnya Islam Kaffah di bumi Nusantara ini.
Nah guys, biar kamu ngga terjebak sama opini umum tentang Islam Nusantara, maka solusi yang baik buat kamu adalah mengkaji Islam secara Kaffah. Ketika kita udah mengkaji Islam, disitulah kita bisa tahu bahwa Islam itu ngga cuma mewajibkan penganutnya. Untuk beribadah saja, tapi juga melaksanakan seluruh syariat Allah. Ingat ya guys Allah menurunkan syariatNya, bukan untuk memberatkan ummatnya. Justru untuk menyelamatkan ummatnya dari bahaya pengaruh orang-orang kafir.
So kamu ngga perlu takut kalau belajar Islam Kaffah. Takut itu kalau kita ngga bisa memberikan manfaat bagi agama kita. Atau ngga bisa melaksanakan perintah Allah secara menyeluruh.
Wallahu a’lam bishowab.
================================
Sumber Foto : YouTube