Oleh : Yulida Hasanah
( Pemerhati Sosial, Aktif mengisi Majlis Taklim Khoirunnisaa’ Kalisat, Jember)
Siapa yang paling cermat ketika mengatur urusan kebutuhan rumah tangga? Jawabannya, pastilah para emak. Siapa yang paling lantang menyuarakan turunnya harga-harga kebutuhan pokok ketika mengalami kenaikan? Jawabannya, pasti juga kalangan emak-emak.
Memang tidak dapat dipungkiri, kehidupan para emak sangatlah lengket dengan masalah kebutuhan rumah tangga, mulai dari mengatur urusan keuangan dalam negeri mereka alias rumah tangga mereka. Termasuk mengurus pendidikan anak-anak yang menjadi tanggungjawab utama para emak, menyediakan makanan halal thoyyib bagi anggota keluarga. Emak juga ternyata merupakan sosok yang peduli akan masa depan generasinya yang akan menjadi penerus kepemimpinan negeri ini di masa mendatang. Salut deh buat para emak !?
Akan tetapi, di tengah cobaan di hari ini yang sedang menimpa keluarga muslim, wa bil khusus kalangan emak. Di mana, banyak para emak yang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga agar mampu memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga, sementara lapangan pekerjaan bagi para suami tak kunjung lapang. Para emak juga tak luput dari sorotan para elit politik negeri ini dalam rangka meramaikan tahun politik menuju Pilpres 2019.
Sebagaimana diberitakan di RILIS.ID, bakal calon Presiden dan Wakil Presiden RI pasangan Prabowo Subianto mengatakan ada sebuah parpol yang konsen pada harga bahan pokok murah, pendidikan buat anak, lapangan kerja, dan peluang usaha. Disebutnya Partai Mak-mak. Dan konsen Partai Mak-mak tersebut, menurutnya, mesti didengarkan oleh para elite, jangan cuma mendengarkan elite saja.
Selain itu, mereka membidik suara kaum perempuan dalam Pilpres 2019. Bahkan secara terang-terangan Sandi mengatakan ‘emak-emak’ punya kekuatan tersendiri, dan berjanji akan memperjuangkan kaum perempuan.( Indonesiaraya.co.id)
Tidak hanya bakal calon Presiden dan Wakil Presiden pasangan Prabowo – Sandi. Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin juga tidak ingin menyia-nyiakan suara emak-emak untuk menjadi tim relawan pemenangan mereka di PilPres tahun depan. Perempuan yang tergabung dalam Emak Emak Super Jokowi pendukung Jokowi – Ma’ruf Amin ini telah mendeklarasikan dirinya untuk menjadi relawan Joko Widodo. Ketua Umum Super Jokowi, Ida Fauziah mengatakan bahwa gerakan ini terbentuk untuk memenangkan Jokowi pada pemilihan presiden 2019 mendatang. Bahkan, gerakan ini sudah memiliki struktur, terutama koordinator nasional dan koordinator wilayah (korwil) di 34 provinsi di Indonesia.
Emak, jangan tertipu Proyek Politik Pragmatis !
Realita tentang gerakan emak-emak yang menjadi tim pemenangan bakal calon Presiden dan Wakil Presiden, baik dari kubu Jokowi-Ma’ruf Amin maupun dari kubu Prabowo-Sandiaga Uno sebenarnya sama- sama masih dalam satu proyek politik. Yaitu proyek politik yang memanfaatkan problem utama para emak demi mulusnya perjalanan tahun politik yang sedang mereka kendarai.
Didukung dengan kondisi pelayanan publik yang masih sangat jauh dari harapan rakyat, khususnya para emak. Maka kondisi ini yang mereka manfaatkan untuk meraup suara emak-emak dengan narasi –narasi manis yang membuat para emak kepincut. Sebagai contoh, yang disampaikan oleh Sandiaga Uno di atas, bahwa dia berjanji akan memperjuangkan kaum perempuan. Dengan konsen pada perbaikan problem yang dihadapi perempuan saat ini, yaitu pada harga bahan pokok murah, pendidikan buat anak, lapangan usaha dan lain-lain.
Jadi, perjuangan para emak sebagai tim pemenangan bakal capres dan cawapres ini hanyalah sebagai bentuk perjuangan politik yang hanya bersifat pragmatis. Karena hanya muncul dari problematika yang mereka hadapi saat ini saja, tanpa memperhatikan apakah politik yang mereka perjuangkan adalah politik yang memang seharusnya mereka suarakan.
Mengembalikan Perjuangan Politik Hakiki kaum Emak
Emak, notabene adalah kaum hawa yang telah Allah SWT muliakan dengan segala kelebihan-kelebihannya. Di mana, Allah SWT juga memberikan hak yang sama dengan para laki-laki dalam hal taklif (beban)sebagai manusia di dalam Syari’at. Salah satunya yaitu dalam masalah politik.
Di dalam Islam,politik merupakan pengaturan urusan manusia baik di dalam negeri dan di luar negeri dengan hukum tertentu. Jadi, jika kita bicara politik Islam, berarti bicara tentang pengaturan urusan manusia agar tetap berjalan sesuai dengan hukum Allah/syari’at Islam.
Lalu, apa kaitannya dengan perjuangan politik emak-emak?. Jelas sekali, ini sangat berkaitan. Pasalnya, berbagai pengaturan urusan para emak saat ini tidaklah diatur dengan Syari’at Allah. Misalnya dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok saja, kaum emak harus terjun ke medan publik yang sebenarnya itu adalah kewajiban para laki-laki. Tapi apa daya, karena dengan aturan buatan manusia yaitu Kapitalis Demokrasi hari ini mengenyampingkan “kewajiban” laki-laki sebagai pihak pencari nafkah.
Belum lagi, masalah yang paling mendasar bagi para emak, yaitu menjadi pendidik utama dan pertama bagi putra putrinya. Dengan aturan buatan manusia yaitu Kapitalis Demokrasi, menjadikan para emak secara tidak sadar telah meninggalkan peran utamanya disebabkan mereka telah berubah wujud menjadi peran pengganti laki-laki dalam hal nafkah.
Tentunya, masih banyak lagi hak-hak para emak yang telah disebutkan dalam Islam yang hari ini “belum” mereka peroleh. Ini dikarenakan politik yang mengatur mereka bukanlah politik Islam.
Jadi, jika para emak ingin hak-hak mereka terpenuhi sesuai dengan fitrah mereka sebagai perempuan. Yang wajib dijaga kemuliaannya, yang wajib dipenuhi kebutuhan hidupnya tanpa menyuruh mereka yang bekerja mencari nafkah bagi keluarga, yang wajib didengar keluh kesahnya oleh para qowamnya.
Maka, kembalikanlah perjuanganmu wahai emak, perjuangan untuk mewujudkan hukum Allah sebagai Aturan di negeri ini dan di bumi Allah ini. Apalagi, Allah SWT telah menyerumu di dalam surat cinta Nya : “ Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (TQS. Al Ahzab : 36). Wallaahu a’lam