Oleh: Hana Annisa Afriliani,S.S
(Penulis Buku)
Pergaulan remaja masa kini lekat dengan budaya liberal alias bebas. “Mau ngapain aja terserah gue, hak asasi!”, kata mereka. Makanya tidak heran kalau banyak banget kasus kriminal bin amoral yang menyasar remaja. Berawal dari pergaulan bebas tadi, ujung-ujungnya dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti aborsi, pembunuhan, pelecehan seksual, pemerkosaan, dll. Ini fakta yang nyata terjadi di negeri kita. Miris ya?
Sebagai seorang muslimah tentu kita wajib terikat dengan hukum syariat. Karena taat adalah konsekuensi atas keimanan. Termasuk dalam bergaul.
Jika tidak mau terikat dengan syariat, maka kehidupan akan kacau. Berbagai permasalahan bermunculan.
Karena manusia menjadikan hawa nafsu sebagai panglima atas hidupnya.
Ngomong-ngomong soal gaul, bagi remaja gaul itu sangat penting. Yup, gaul sebagai wujud penyaluran gharizah baqo (eksistensi) dan juga dorongan kebutuhan untuk berinteraksi dg manusia lainnya. Biar gak kuper, yang ujung-ujungnya baper.
Maka bergaul lah seluas-luasnya. Carilah teman sebanyak-banyaknya. Tapi ingatlah, bahwa syariat tetap harus jadi pegangan. Jangan lepas.
Kalau badan sehat, aktivitas lancar. Produktif. Dinamis. Bener nggak? Begitupun gaul, kalau sehat maka hanya kebaikanlah yang kita dapat. Bertabur pahala dan kemuliaan di hadapan Sang
Maha Pencipta.
Dan sebaik-baiknya bergaul ala muslimah adalah yang bersandar pada aturan syariat. Lalu bagaimana sih syariat mengatur pergaulan?
Pertama, Allah mewajibkan para muslimah untuk menutup auratnya secara sempurna. Adapun aurat perempuan itu adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan.
Dalilnya:
“Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan.” (HR. Abu Daud dan Baihaqi).
Penutup aurat sempurna untuk muslimah jika berada di kehidupan umum, seperti kampus, sekolah, jalan, pasar, dll juga sudah diatur oleh syariat. Yakni muslimah wajib berkerudung dan berjilbab.
Kerudung (khimar) adalah penutup aurat bagian atas, dari kepala menjulur ke dada. Dalilnya surat An-Nur: 31
“..Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…”
Sedangkan jilbab adalah pakaian yang lurus, longgar tidak berpotongan alias gamis. Dalilnya ada di surat Al-Ahzab:31
“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka !” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Kedua, Islam memerintahkan untuk menjauhi khalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis. Apapun alasannya, haram berkhalwat dengan ikhwan non mahrom. Bukan cuma di dunia nyata. Tapi juga dunia maya. Contohnya chatting dengan ikhwan non mahram tanpa kepentingan syari. Ini dilarang syariat. Makanya sebagai muslimah yang taat syariat, kita harus hati-hati dengan perangkap setan. Mereka senantiasa berupaya menjerumuskan manusia ke dalam kemaksiatan.
Dalam Islam, bukan berarti tidak boleh berinteraksi dengan ikhwan. Boleh, asal sesuai syariat. Tujuannya pun syari yakni dalam rangka ta’awun (tolong menolong) atau mualamah saja. Tidak selainnya.
Ketiga, menjauhi tempat-tempat maksiat. Nah ini juga penting dilakukan oleh setiap muslimah. Agar gaul tetap sehat sesuai syariat. Tempat maksiat adalah tempat yang di dalamnya banyak pelanggaran hukum syara. Misalnya banyak orang minum miras, banyak orang memperlihatkan aurat, banyak orang joget-joget dengan musik nggak jelas, banyak orang mesum, dll. Bukan tidak mungkin kita akan terciprat dosanya saat kita menjejakkan kaki ke sana. Dan bahayanya lagi jika kita terpengaruh untuk ikut beraktivitas seperti demikian. Naudzubillah…
Maka, daripada waktu kita terbuang sia-sia di tempat-tempat sarat maksiat. Lebih baik kita isi dengan aktivitas yang mendekatkan diri kepada Allah. Misalnya, menghadiri kajian Islam. Insyallah di tempat itu pula kita akan bertemu dengan sahabat-sahabat shalihah yang akan menjaga kita dari maksiat.
Keempat, rutin mengkaji Islam. Karena hakikatnya ngaji itu kewajiban setiap muslim. Nggak ngaji nggak keren.
Dengan ngaji, kita juga akan terjaga dari perbuatan maksiat. Kenapa, karena ngaji membuat keimanan kita terus di cash. Nggak lowbat. Kita diingatkan terus untuk taat. Maka kita akan berhati-hati dalam melakukan segala hal. Termasuk dalam bergaul.
Kita pun akan berupaya menjaga diri kita agar tetap sesuai dengan syariat. Tidak maksiat meski sesaat.
Sungguh Allah telah menciptakan kita dengan serius. Lihatlah buktinya, kita dianugerahi akal yang membuat kita istimewa. Berbeda dengan binatang, mereka tidak memiliki akal. Maka wajar jika mereka tidak bisa membedakan baik-buruk, halal-haram.
So, kita pun harus menaati Allah dengan serius. Jangan setengah-setangah. Mengambil sebagian, meninggalkan sebagian. Oh No! Islam bukan prasmanan.
Allah memerintahkan kita untuk berislam secara kaffah alias keseluruhan. (Al-Baqarah:208)
Maka penuhilah seruannya. Insyallah berkah dunia akhirat. Aamiin Insyallah.