Oleh : Ayu Rahmah Khoirunnisa
Permusuhan antara suporter kesebelasan Persib Bandung dan Persija Jakarta yang telah terjadi puluhan tahun, seakan tak menemukan jalan untuk mengakhiri perseteruan ini.
Padahal dari pergesekan antar suporter ini telah menelan banyak korban. Terakhir, nyawa Haringga Sirila (23), supoter Jakmania, tewas akibat dikeroyok sejumlah oknum bobotoh di Stadio Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Gedebage, Kota Bandung.
Sebenarnya apa yang mendorong permusuhan antar dua kubu tersebut ? Pertanyaan yang selalu menggelitik kita untuk memutar otak mencarikan celah mengakhirin konflik ini.
Psikolog dari Universitas Kristen Maranatha Bandung Efnie Indrianie menuturkan, melihat fenomena permusuhan bobotoh dan Jakmania, dalam ilmu psikologi massa, ada yang namanya kohesifitas kelompok. Artinya, ada ikatan antaranggota sangat erat dan itu menjadi suatu attachment atau perlekatan yang sulit dipisahkan. SINDOnews, Senin (24/9/2018).
Benar apa yang dikatakan oleh ibu Efnie, bahwa jika kita tarik benang merahnya, permusuhan ini berasal dari adanya fanatisme golongan ( Ashabiyah ).
Ashabiyah ini sangat berbahaya, karena ikatan ini akan mendorong seseorang bertindak untuk kepentingan golongannya saja, tanpa memandang apakah perbuatannya merupakan kebenaran atau kekeliruan.
Padahal Rosulullah telah mewanti-wanti dalam sebuah hadist :
“Siapa saja yang memecah-belah jamaah dan keluar dari ketaatan, lalu mati, maka dia mati jahiliyah. Siapa saja yang keluar menyerang umatku dengan pedangnya, ia memerangi orang baik dan orang jahatnya, tidak takut akibat perbuatannya menimpa orang Mukmin karena keimanannya dan tidak memenuhi perjanjiannya, dia bukan bagian dari umatku. Siapa saja yang terbunuh di bawah panji buta, dia marah karena ‘ashabiyah, atau berperang untuk ‘ashabiyah atau menyerukan ‘ashabiyah, maka dia mati jahiliyah.” (HR Ahmad).
Ikatan ini harus dihilangkan dari diri suporter bola, digantikan dengan ikatan yang lebih kuat yang tidak memandang golongan, yakni ikatan aqidah Islamiyah. Ikatan ini terbukti mampu menyatukan kaum muhajirin dan kaum anshor di masa lalu.
Dan Ikatan ini akan menumbuhkan persaudaraan di antara suporter, ia tak akan lagi memandang dengan sinis seseorang berdasarkan golongan. Malah ia akan menganggap saudara orang yang satu aqidah, merangkul dan mencintainya seperti ia mencintai dirinya sendiri.
Jika ikatan aqidah ini tertanam dalam diri Bobotoh dan Jakmania,maka soalan menang dan kalah pertandingan tak lagi diributkan malah ia akan senang melihat saudaranya senang dan sedih melihat saudara yang lainnya bersedih.
Tentunya pemandangan indah dengan damainya kedua kubu tak lepas dari peran pemerintah yang wajib melakukan edukasi secara intensif. Waalllahu a’lam