Oleh: Indah Yuliatik
“Berikan aku 10 pemuda maka akan aku goncang dunia”. Begitu kira-kira orasi yang disampaikan proklamator Indonesia Bung Karno yang sering kita dengar. Pernah terpikir, kenapa Bung Karno meminta pemuda? Peran apa yang dilakukan pemuda, sehingga disinyalir mampu menghasilkan perubahan yang luar biasa?
Dari segi usia, WHO menggolongkan orang berusia 10-24 tahun sebagai young people sedangkan usia 10-19 tahun sebagai remaja (adolescence).(republika.co.id). Dengan kata lain pemuda adalah usia antara kanak-kanak menuju dewasa, dimana dalam masa ini mereka masih perlu untuk diasah baik pemikiran, ilmu dan kemampuan untuk kehidupan dimasa depan. Tentu pembentukan karakter mereka merupakan penentu masa depan mereka di masa yang akan datang.
Peran pemuda sangatlah penting untuk masa depan suatu bangsa. Bahkan saat Indonesia akan merdeka, golongan mudalah yang mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk melakukan proklamasi. Begitu besarnya semangat juang para pemuda saat itu.
Namun, apakah cukup hanya sampai proklamasi saja peran pemuda? Seharusnya tidak. Pemuda memiliki peluang serta kemampuan yang lebih untuk berbuat kebaikan. Adapun kebaikan hakiki adalah ia yang bersumber dari Kalam Illahi. Maka pemuda sudah selayaknya beramal untuk meninggikan kalimat Rabbnya. Bekerja keras demi mengukir peradaban Islam yang agung nan mulia. Inilah pemuda yang didamba oleh dunia dan dirindu Surga.
Sebagaimana pada masa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam, peran pemuda sangatlah penting dalam mendakwahkan Islam. Pemuda sebagai diplomat, panglima dan penerus estafet dakwah Islam.
Mus’ab Bin Umair, misalnya. Ia dilahirkan dari keluarga kaya raya. Memiliki paras tampan, bersih dan wanginya sampai meninggalkan jejak di setiap jalan yang Ia lewati. Namun, semua kemewahan dunia yang ia miliki menjadi tak berarti tatkala ia mengenal Islam. Ketika harus memilih, hidup mewah dalam kemusyrikan atau beriman dalam kekurangan, Mus’ab dengan tegas memilih Iman.
Mus’ab memilih meninggalkan kenikmatan dunia untuk berdakwah di jalan Allah Subhanahu wata’ala bersama Rasul-Nya.
Hingga suatu ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam mengutus Mus’ab bin Umair untuk menjadi diplomat dakwah ke Yastrib (Madinah).
Masya Allah, dakwah Mus’ab diterima penduduk Yastrib dengan begitu cepat. hingga akhirnya, Yastrib atau Madinah menjadi tempat hijrah kaum muslimin pada saat itu. Yastrib pula, menjadi tempat berdirinya tonggak negara Islam pertama kali. Inilah buah dakwah dari seorang pemuda, Mus’ab bin Umair. Masya Allah!
Kisah yang lainnya ialah pada saat Perang Uhud, Mus’ab bertugas menjadi panglima yang memegang bendera Ar Roya (bendera hitam bertuliskan “Laillahaillah”). Pada saat perang berlangsung, kaum musyrik menebas tangan kanan mus’ab hingga terputus. Kemudian bendera dipegang dengan tangan kirinya. Ditebas lagi tangan kirinya hingga putus, kemudian bendera itu didekap dengan dadanya. Dan pada akhirnya anak panah merobohkan tubuh Mus’ab sehingga dia syahid di medan jihad.
Masya Allah, sungguh heroik perjuangan yang dilakukan oleh Mus’ab Bin Umair. Keimanannya yang luar biasa kepada Allah Subhanahu wata’ala telah terbukti nyata. Kecintaannya pada Islam telah menghantarkannya pada kematian yang dirindukan oleh setiap yang beriman. Yakni mati sebagai syuhada.
Coba kita banyangkan jika tidak ada pemuda-pemuda seperti Mus’ab bin Umair, apa yang akan terjadi dengan dakwah Islam? Kemungkinan Islam tidak akan tersebar ke seluruh penjuru dunia. Risalah Islampun tidak akan kita rasakan seperti sekarang.
Selain Mus’ab, masih banyak lagi pemuda di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam diantaranya Ali Bin Abi Thalib, Bilal bin Rabbah, Usamah Bin Zaid, Zaid Bin Tsabit Mu’adz bin ‘Amr, Mu’awidz bin Afra dan lain-lain.
Dimasa setelah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam juga ada Muhammad Al fatih dan Salahudin Al Ayyubi. Mereka semua adalah pemuda-pemuda pengukir peradaban Islam. Masya Allah!
Pemuda-pemuda Islam juga banyak sekali menorehkan tinta emasnya di bidang sains dan teknologi. Diantaranya Al Quwarismi, Al Qindi, Ibnu Sina, dll. Kisah dan karya mereka masih bisa kita nikmati hingga saat ini. Semoga kitapun mampu untuk meneladani.
Dalam hadist Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam bersabda,
“Tidak beranjak dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai Allah menanyakan empat hal: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya bagaimana digunakan, hartanya dari mana didapatkan dan untuk apa dibelanjakan, serta ilmunya bagaimana diamalkan.” (HR Tirmidzi).
Pemuda merupakan pemegang estafet peradapan. Oleh karena itu kita harus mengisi masa muda dengan hal-hal yang telah diatur oleh syatiat-Nya. Sehingga kita menjadi pemuda dicintai Allah Subhanahu wata’ala dan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam.
Lalu apa saja yang harus kita lakukan agar istiqomah dalam kebaikan Islam? Diantaranya seperti tips yang disebutkan berikut ini:
1. Terus meningkatkan ibadah kita kepada Allah Subhanahu wata’ala, baik ibadah wajib maupun sunnah. Sehingga kita selalu dekat dengan-Nya.
2. Terus bersemangat dalam mencari ilmu. Terutama adalah ilmu agama. Karena dengan ilmu agama kita jadi tau mana perbuatan yang sesuai atau tidak sesuai dengan syariat Islam.
3. Bergaul dengan teman-teman yang shalih atau Shalihah. sehingga kita selalu diingatkan ketika melakukan kesalahan atau kemaksiatan.
4. Perbanyak membaca buku-buku yang dapat membuka wawasan kita. Seperti Sirah Rasullullah, sirah sahabat, sirah syahabiah, dll.
Buktikan jika kita memang pemuda dambaan umat, dengan mencontoh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya dalam segala aktivitas. Sehingga kita pantas memegang estafet selanjutnya.
Buang jauh-jauh pemikiran bahwa masa muda adalah masanya foya-foya, hura-hura, suka-suka dan sejenisnya. Mari kita isi masa muda kita dengan menjadi pemuda yang cerdas, shalih dan peduli dengan keadaan yang ada. Sehingga kita mampu menjadi The True Pemuda. Allahu Akbar!