Oleh : Yulida Hasanah
(Penulis dan Pemerhati Sosial, tinggal di Jember)
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (TQS. Al Ahzab : 21)
Siapa saja yang mengimani Al Qur’an sebagai kalamullah dan mukjizat yang dibawa oleh Rasulullah Saw, pasti dia juga yakin akan ayat Allah SWT di atas. Sebuah ayat yang mengabarkan kepada manusia tentang sosok suri teladan terbaik bagi manusia di seluruh bumi dan bagi manusia di sepanjang jaman.
Ya, dialah sosok manusia yang paling mulia yang masa kecilnya telah Allah SWT persiapkan menjadi manusia agung calon pemimpin peradaban gemilang dengan penerapan aturan Islam kaffah.
Mengutip dari tafsir Ibnu Katsir tentang surat al ahzab ayat 21 di atas, Allah Swt ingin menguatkan orang-orang yang merasa khawatir, gelisah, dan guncang dalam menghadapi urusan mereka dalam Perang Ahzab:
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ}
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (Al-Ahzab: 21)
Yakni mengapa kalian tidak meniru dan mengikuti jejak sifat-sifatnya? Dalam firman selanjutnya disebutkan:
{لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا}
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab: 21)
Selanjutnya Allah SWT menyebutkan perihal hamba-hamba-Nya yang beriman yang membenarkan janji Allah kepada mereka, yang pada akhirnya Allah akan menjadikan kesudahan yang baik di dunia dan akhirat bagi mereka. Untuk itu Allah SWT berfirman:
{وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ}
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. (Al-Ahzab: 22)
Menurut Ibnu Abbas dan Qatadah, ayat inilah yang dimaksudkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqarah melalui firman-Nya:
{أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ}
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah: 214)
Dari tafsir surat al ahzab di atas, Allah SWT ingin menguatkan orang-orang yang beriman di tengah gunjangan dan ujian yang menimpa mereka ketika menghadapi perang ahzab dengan mengikuti dan mencontoh sikap Nabi sebagai suri teladan terbaik. Jika melihat kondisi umat Islam saat ini, umat ini tengah ditimpa cobaan dan kegoncangan, mereka juga tengah menunggu datangnya pertolongan Allah sebagaimana yang telah Allah turunkan kepada orang-orang beriman sebelum mereka.
Pertolongan Allah yang akan mengeluarkan Palestina dari penjajahan dan penjerahan yahudi laknatullah. Pertolongan Allah yang akan menyelamatkan kaum muslim uighur di Cina yang menjadi korban kekejaman rezim anti Islam. Pertolongan Allah yang akan mengakhiri kebengisan para bhudis yang menyiksa muslim rohingya di Burma.
Pertolongan Allah untuk yaman yang hari ini menjadi korban serbuan teroris sejati Amerika Serikat hingga mengakibatkan meledaknya tangisan anak-anak yaman yang dipastikan kehilangan masa depan. Pertolongan Allah untuk umat Islam di seluruh belahan bumi lainnya termasuk Indonesia, yang sampai hari masih terbelenggu dengan penerapan sistem politik demokrasi buatan manusia dan masih tersandra hidupnya dengan penerapan sistem ekonomi kapitalis yang rawan krisis.
Pertanyaannya, bilakah datangnya pertolongan Allah? Maka jawabnnya adalah pertolongan Allah itu amatlah dekat bagi orang-orang yang beriman dan orang-orang yang menapaki jalan Rasul-Nya.
Maka menjadi kewajiban bagi generasi umat Islam, selain menguatkan keimanan bahwa Allahlah sebaik-baik Penolong, yang tak kalah penting adalah memahami jalan yang Rasulullah tempuh untuk meraih pertolongan Allah.
Dakwah : Jalan Rasulullah sejak di Mekkah sampai Madinah
Melihat kuatnya geliat hijrah kaum milenial hari ini, tentu saja hal itu merupakan tanda bahwa Islam selain agama yang sesuai fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan hati juga merupakan agama dakwah, agama nasehat. Bagaimana tidak? di tengah besarnya fitnah terhadap ajaran Islam, mulai dari Islam itu agama radikal, kolot dan tidak bisa mengikuti trend jaman. Namun, semua itu bisa diluruskan dengan aktivitas dakwah. Ya, melalui dakwahlah yang membuat kaum melenial bisa melek Islam dan melalui dakwahlah yang membuat mereka akhirnya menemukan jalan hijrah.
Maka, tidak bisa dipungkiri bahwa ‘dakwah’ merupakan aktifitas paling penting untuk menggapai pertolongan Allah SWT. Dan aktivitas dakwah belumlah selesai sampai hukum Allah yang kaffah benar-benar tegak di bumi dan kehidupan Islam kembali dirasakan di tengah-tengah umat manusia.
Rasulullah memulai titik dakwah beliau di Mekkah, membentuk kutlah dakwah (kelompok dakwah) yang didalamnya terdapat aktivitas tatsqif (membina) umat dengan al qur’an dalam rangka membentuk kepribadian Islam (asy syakhshiyah Islamiyah) yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang Islami.
Kemudian, dakwah tidak berehenti sampai di situ saja, Rasulullah bersama sahabat kemudian terus menyebarkan Islam sebagai ‘way of life’ dan solusi bagi kehidupan manusia melalui interaksi dengan masyarakat. Di tahapan interaksi dakwah inilah, Rasulullah mulai mendapatkan banyak cobaan, fitnah, bahkan permusuhan dari penguasa kafir Quraisy Mekkah.
Akan tetapi urusan dakwah telah menjadi darah dalam kehidupan beliau, walaupun persekusi bahkan penyiksaan fisik menghadang, tetapi Rasul tetap tegar berdiri untuk memperluas jangkauan dakwahnya, akhirnya sampai ke madinah melalui utusan beliau yaitu seorang pemuda yang juga telah mendedikasikan hidupnya di jalan dakwah sebagai bukti kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dialah Mush’ab bin Umair yang berhasil mendakwahkan Islam ke suku Aus dan Khazraj di Madinah.
Pasca itu, terjadilah baiat Aqabah 1 dan disusul baiat Aqabah 2 oleh pemuka dan penguasa Madinah sebagai pertanda datangnya pertolongan Allah kepada Rasulullah Muhammad dengan memberikan kekuasaan tanpa adanya pertumpahan darah. Kemudian bliau hijrah ke Madinah bersama sahabat (kaum muhajirin), di sana beliau menata masyarakat madinah dengan penegakan Negara Islam pertama dan penerapan syari’at Islam kaffah serta menguatkan posisi madinah sebagai sebuah negara.
Sadarkah kita, bahwa tonggak berkembangnya Islam sampai kepada kita hari ini adalah berdirinya negara Islam di madinah? Dan sadarkah kita, bahwa ternyata berdirinya negara Islam di Madinah itu melalui jalan dakwah yang Rasulullah tempuh sejak di Mekkah selama 13 tahun lamanya?
Sungguh merupakan jalan yang luar biasa, jalan yang Rasulullah tempuh dengan berbagai cobaan yang menimpa. Inilah jalan dakwah. Jalan mulia bagai siapa saja yang ingin menapaki jejak teladan terbaiknya.
Semoga, kita yang belum menapakinya, menjadi bersemangat untuk mencoba dan menikmati manisnya jalan ini. Dan bagi yang telah menapaki jalan ini, semakin yakin bahwa pertolongan Allah amat dekat baginya. Maka, tetaplah istiqomah di jalan dakwah, bersabar menapaki sejengkal demi sejengkal jalan yang telah Rasul kita contohkan.
Ingatlah selalu firman Allah SWT kepada umat Rasul-Nya :
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru (berdakwah) kepada Allah dan mengerjakan amal shalih dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri)?” (TQS. Fushshilat: 33)
__________