Oleh : Yeni Ummu Aliya
(Anggota Muslimah Peduli Generasi Brebes)
#MuslimahTimes — Menghadapi kenaikan harga, warga Tanjung Priuk rela antre sejak subuh agar mendapat nomor antrean guna memperoleh enam bahan pangan murah (telur, beras, ikan, daging, susu dan ayam). Sebanyak 1100 paket belanja murah disiapkan namun tak semua warga mendapatkan jika hadir kesiangan (jakarta.tribunnews.com, 13/12/18).
Menjelang akhir tahun menjadi rutinitas bahan pangan mengalami lonjakan. Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto mengatakan umumnya penyebab utama inflasi pangan di akhir tahun terjadi pada momentum Natal dan Tahun Baru (m.liputan6.com, 22/11/18).
Sementara itu, Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya dalam sidak ke Pasar Johar, Kelurahan Adiarsa Timur, memastikan tidak ada kendala distribusi maupun penjualan sehingga disimpulkan kenaikan yang terjadi karena faktor alam atau cuaca (posbekasi.com, 19/12/18).
Tren Kenaikan dan Imbasnya
Hasil sidak pasar ditemukan kenaikan harga berbagai bahan pangan. Di pasar Playen Gunungkidul DIY, harga cabai rawit mengalami kenaikan yang signifikan (m.detik.com, 20/12/18). Begitu pula di Pasar Johar Karawang, beras, daging sapi, daging ayam, dan telur juga mengalami kenaikan harga (regional.kompas.com,18/12/18). Di pasar tradisional Klandasan, Kecamatan Balikpapan Kota, rata-rata harga bahan makanan pokok meningkat sekitar 20 persen (m.bisnis.com,1/12/18).
Tren kenaikan harga pangan di akhir tahun kerap terjadi. Akhir Desember tahun 2017 inflasi meningkat menjadi 0,71% dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,20% (www.bps.go.id, 4/12/18). Tidak menutup kemungkinan hal itu pun terjadi di akhir tahun 2018.
Kondisi ini tak bisa dianggap sebuah kewajaran. Terlebih sekedar rutinitas biasa. Pemerintah tidak bisa berlindung dibalik momen natal dan tahun baru, ataupun menghimbau masyarakat untuk menerima kondisi begitu saja karena faktor cuaca yang tidak bisa diprediksi.
Pembuat kebijakan selayaknya memberikan perhatian lebih dalam mengatasi masalah ini agar tidak berulang dan berkepanjangan. Solusi yang dikeluarkan haruslah berkesinambungan. Tak sebatas jangka pendek namun juga jangka panjang, karena hal ini terkait ketahanan pangan. Solusi yang ditawarkan juga bukanlah solusi praktis sebatas perorangan namun harus mampu mengatasi masalah masyarakat secara keseluruhan.
Masyarakat amat dirugikan dari kondisi ini. Masyarakat butuh kepastian dalam kestabilan harga. Inflasi yang meningkat otomatis meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan ekonomi. Namun masyarakat tidak bisa berbuat banyak kecuali berputar otak bagaimana bisa mengakses pangan secara layak.
Alhasil kaum Ibu yang langsung terkena imbasnya banyak menjerit. Harus berputar otak mengatur keuangan agar dapat menyajikan makanan yang bergizi di tengah harga-harga pangan yang melambung tinggi. Jangankan untuk sandang, papan, pendidikan dan kesehatan, untuk pangan saja kesulitan. Jikalau bukan negara yang memberikan penjaminan, kemana lagi masyarakat mencari tempat peraduan.
Solusi Lonjakan Pangan
Islam memandang pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib dipenuhi per individu. Seorang pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah bila ada satu saja dari rakyatnya yang menderita kelaparan.
Konsep pemenuhan dan penjagaan stabilitas harga pangan dalam Islam telah diterapkan dengan baik mulai dari nabi Yusuf AS hingga terus berlangsung selama kegemilangan Islam.
Pertama, optimalisasi produksi, yaitu mengoptimalkan seluruh potensi untuk dapat menghasilkan bahan pangan pokok berkelanjutan. Meliputi lahan, sains dan teknologi serta akurasi data produksi.
Tanah-tanah mati yang tidak ditanami dihidupkan kembali dengan didistribusikan kepada siapa saja yang mampu mengolahnya.
Dukungan sains dan teknologi dioptimalkan mulai dari mencari lahan yang sesuai untuk benih tanaman tertentu, penetapan teknik irigasi, pemupukan, penanganan hama hingga pemanenan dan pengolahan pasca panen.
Akurasi data produksi dilakukan untuk mencatat hasil produksi pertanian agar tercipta manajemen rantai pasok pangan yang aman.
Kedua, manajemen logistik, yaitu negara pengendali sepenuhnya meliputi pengadaan dan distribusi serta mekanisme pasar dan pengendalian harga.
Pengadaan dan distribusi diatur negara meliputi kapan memperbanyak cadangan saat produksi berlimpah dan kapan mendistribusikan secara selektif pada saat ketersediaan mulai berkurang.
Negara menjamin terlaksananya mekanisme pasar yang baik dengan menghilangkan dan memberantas berbagai penyimpangan pasar, seperti penimbunan, riba, monopoli, dan penipuan. Negara juga menyediakan informasi ekonomi dan pasar yang transparan agar dapat mudah diakses oleh seluruh stakeholder sehingga meminimalkan terjadinya ketimpangan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku pasar dengan mengambil keuntungan secara tidak benar.
Sementara itu, kebijakan pengendalian harga dilakukan melalui mekanisme pasar dengan mengendalikan penawaran dan permintaan bukan dengan kebijakan pematokan harga.
Ketiga,mekanisme pemenuhan, yaitu negara secara langsung menciptakan kondisi dan sarana yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pokok meliputi pangan, sandang dan papan seluruh masyarakat yang tidak mampu dan membutuhkan.
Kondisi yang diciptakan negara meliputi adaptasi gaya hidup serta peningkatan kesadaran sebagai ahli waris dan masyarakat yang bertetangga.
Adaptasi gaya hidup bertujuan agar masyarakat tidak berlebih-lebihan dalam konsumsi pangan. Karena konsumsi berlebihan berpotensi merusak kesehatan (wabah obesitas) dan meningkatan permasalahan limbah.
Negara memerintahkan kepada setiap ahli waris atau kerabat terdekat untuk bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pokok orang-orang tertentu, jika ternyata kepala keluarganya sendiri tidak mampu memenuhi kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggungannya. Tetangga terdekat yang mampu didorong untuk memenuhi sementara kebutuhan pokok (pangan) tetangganya yang kelaparan.
Sarana yang diciptakan negara dalam rangka mekanisme pemenuhan kebutuhan pokok yakni dengan menyediakan berbagai fasilitas lapangan kerja agar setiap orang yang mampu bekerja dapat memperoleh pekerjaan. Kebutuhan pokok tidak mungkin diperoleh, kecuali manusia berusaha mencarinya. Islam mendorong manusia agar bekerja mencari rezeki, bahkan telah menjadikan hukum mencari rezeki adalah wajib. Sehingga negara wajib memfasilitasi setiap kepala keluarga untuk bekerja.
Demikianlah konsep Islam dalam penyelesaian masalah pangan. Konsep tersebut akan mampu mengatasi tren kenaikan harga pangan yang terus diderita masyarakat, tentu saja bila ada institusi negara yang melaksanakannya.
Sejatinya tiada pilihan lain bagi negara dalam melayani urusan umat terutama dalam persoalan pangan selain menerapkan syariah yang bersumber dari Allah SWT, pencipta dan pengatur seluruh alam raya. Wallahu a’lam bisshawab.