Oleh: Tari Ummu Hamzah
#MuslimahTimes –– Baru-baru ini timeline sosial media mendadak ramai dengan postingan netizen yang mengikuti #10YearsChallenge. Banyak yang mengunggah foto-foto mereka, dan membandingkan kondisi mereka saat ini dan masa lalu.
Tapi Guys harus kita perhatikan bahwa tantangan seperti ini ada bahayanya juga. Seperti apa bahayanya? Jangan sampai hanya karena kita ingin mengikuti viral dunia maya, kita malah menggadaikan aqidah kita. Kita ambil contoh misalnya, 10 tahun lalu belum berhijab syar’i, dan sekarang kita sudah berhijab syar’i, lalu kita mengunggah foto kita yang belum berhijab. Ini malah akan mendatangkan dosa besar bagi kita. Aurat yang seharusnya kita jaga, malah harus diumbar-umbar llag.
Waspada juga terhadap postingan kita yang berlum berhijab syar’i dan bertabaruj, alias bersolek secara berlebihan. Tidak perlu diunggah ke media sosial ya Guys. Meskipun terlihat auratnya sudah tertutup, tapi jika penampilan tidak syar’i untuk apa diunggah dan dipamerkan? Malah akan mengundang laki-laki yang berniat tidak baik terhadap kita. Terlebih lagi jika foto-foto kita tersebar luas di dunia maya, maka dosa memamerkan aurat akan terus mengalir. Serem kan!
Jangan lupa peringatkan pula pada teman-teman kita yang menyimpan foto-foto kita saat belum berhijrah. Beri tahu dengan cara yang baik untuk tidak mengunggah foto-foto pada masa jahiliyah kita. Bila perlu minta tolong hapus saja, lalu jelaskan jika kita sudah berhijrah. Tidak lupa juga kita beri maklumat kepada teman kita tentang hukum menutup aurat.
Lagi pula Guys, sebenarnya apa yang kita banggakan pada diri kita saat jahiliyah dulu? Bukankah dulu sebelum kita hijrah, kita bergelimang dosa atas perbuatan kita?. Apakah dosa-dosa harus kita banggakan? Tidak kan Guys.
Guys, kecantikkan yang Allah anugerahkan kepada kita, sebenarnya tidak untuk diumbar-umbar, tapi untuk disyukuri. Bagaimana cara mensyukurinya? Dengan menutup aurat secara syar’i dan tidak bertabaruj. Bahkan kecantikkan kita hanya boleh dilihat oleh mahram kita. Terutama kepada suami. Kita malah dianjurkan untuk bersolek secantik mungkin dihadapan suami.
Sebenarnya Guys kita mengunggah foto di sosial media boleh-boleh saja. Asalkan kita menutup aurat dengan syar’i, tidak bertabaruj, tidak campur baur antara laki-laki yang bukan muhrim. Tapi meskipun diperbolehkan jangan sampai foto-foto selfie kita yang miliki, kita umbar semuanya. Mungkin seperlunya saja. Misalkan foto reportase bersama teman-teman saat menghadiri majelis khusus nisa. Ini masih diperbolehkan.
So Guys tidak semua yang tren di media sosial harus kita ikuti, yang harus kita ikuti adalah perintah Allah. Bukan sosial media. Jika kita ingin mengikuti tren di sosial media, belokkan tren itu untuk menyebarkan opini Islam. Misalnya yang saat ini viral kan tantangan 10 tahun, kita tulis saja tentang kondisi kaum muslimin saat ini dan 1 tahun yang lalu. Maka akan kita lihat bahwa kondisinya masih sama sebelum terterapkannya Islam sebagai sebuah sistem kehidupan. So tetap bisa mengikuti tren tapi tetap syar’i.
Wallahu a’la bishowab.