Oleh: Tari Ummu Hamzah
MuslimahTimes– Suatu hari ada seorang pemodal besar yang berasal dari benua Amerigo Vespucci, datang menemui pejabat di negeri Gemah Ripah Loh Jinaweh. Ini bukan kunjungan yang pertama kali baginya, sebab ada waktu dimana dia harus mengontrol loyalitas para pejabat negeri jajahannya ini kepada pemodal asing seperti dirinya. Saat dia bertemu dengan pejabat, terjadilah percakapan yang sangat seru.
“Bro gua ada penawaran buat elu”. Kata sang pemodal sambil mengeluarkan beberapa berkas kertas dalam map putih.
“Apa itu bos ku?” Kata sang pejabat antusias.
“Nih ada grup cewek-cewek keren yang mau tour konser. Rencanaku sih salah satu tournya ya di negerimu ini” Pemodal berkata seraya menyerahkan dokumen dan foto-foto girlband tersebut.
Alis sang pejabat berkerut seraya berkata “Blekping? Ini artis baru ya bos? Bukannya mereka dari Korea?”
“Iyes… Bro. Saya dan beberapa rekan-rekan bisnis saya, jadi sponsor mereka. Tahukan kalau mereka sebagai salah satu brand ambasador tas kelas dunia?”
“Owh tas merek canel itu ya bos?”
“Iyes bro… Itu salah satunya. Tapi masih banyak brand ternama yang mereka bintangi, brand-brand itu lah punya rekan-rekan bisnisku”.
“Wah bos ini sih bakalan dapat kecaman dari mana-mana. Wong baju mereka seuprit begini”.
“Itu tugas kamu untuk bikin pamor mereka naik di dalam negerimu. Kalau kamu berhasil gembar-gemborin mereka di sini, meski baju mereka seuprit juga mereka bakalan diterima bro”.
“Wah ini sulit bosku, masyarakat di negeri ini udah kritis tentang masalah moral dan agama”.
“Kalau begitu gulirkan saja opini tentang ‘Contoh kerja keras dan disiplin dari Idol Korea’ Jadi masyarakat akan semakin mengidolakan Idol Korea meski penampilannya begitu.
“Itu sih gampang bosku, tapi tarian mereka kan tidak sopan, rata-rata tarian mereka itu erotis bosku, tetap saja mendapat kecaman. Kan ngga mungkin mereka harus mengganti koreografi dalam waktu singkat”.
“Kalau gitu sebarkan berita ‘Penampilan Anggun sang Idol Korea’ Kalau anggun kan dalam benak masyarakat kamu kan cenderung sopan”.
“Itu sih namanya menyebar hoax bosku, konser selesai pihak promotor akan dilaporkan masyarakat. Kan para netijen sudah pada cerdas bosku. Mereka juga sudah banyak yang melek hukum.”
Sang pemilik modal mulai geram. “Hadeh… Kamu ini cuma jadi kacung aja protesnya panjang banget, ngalahin kereta api Jepang. Kamu itu kan tugasnya hanya memberikan izin mereka buat konser, gitu aja kok repot, lha wong yang membiayai tour mereka juga pakai duit saya kok!”
Sang pejabat pun mulai gugup, sebab dari tadi dia terus menerus menyanggah pernyataan dari bosnya itu.
“Maaf deh bosku… Soalnya kan tahun ini kan tahun politik. Kalau nyebar hoax nanti malah ketahuan, kalau rezim Zainudin Naciro itu banyak bohongnya, bisa-bisa elektabilitasnya turun. Ngga bisa dua periode dong Bos. Kalau nggak bisa dua periode, semua kepentingan bos di negeri ini bisa terancam loh”
“Arrrrrgggghhhh…… Brakkk… ” Terdengar meja digebrak. Sang bos tetap ngotot untuk tetap menyelenggarakan konser tersebut, sebab dia sudah menggelontorkan banyak uang. Ditambah lagi sang pejabat sudah disogok dengan banyak uang.
Begitulah jika penjajah asing bekerja. Apapun yang berkaitan dengan uang, maka segala cara akan ditempuh. Tak terkecuali harus menyebarkan kebohongan di hadapan publik atau rusaknya moral suatu bangsa sebab yang diinginkan penjajah adalah agar negara-negara jajahannya harus selalu di bawah kendalinya. Ditambah lagi aparatur negara yang minim akan loyalitas terhadap rakyat, maka akan semakin menambah kerusakan di tengah masyarakat.
Sungguh penjajah dengan segala ide-ide kufurnya, tidak berhak untuk menghancurkan suatu bangsa. Terlebih lagi jika bangsa tersebut dihuni oleh jutaan kaum muslimin. Ini membuat kaum muslimin hidup sengsara. Bagai ikan yang telah jauh meninggalkan habitatnya di dalam air. Sebab habitat kaum muslim sesungguhnya adalah dengan menerapkan syariat Islam. Jika syariat Islam tidak diterapkan maka kaum muslimin, akan sulit untuk melaksanakan perintah Allah dan laranganNya. [Mnh]