Oleh : Rut Sri Wahyuningsih
(Anggora Revowriter Sidoarjo)
#MuslimahTimes — Memasuki bulan kedua dalam kalender masehi 2019, Februari, sudah pasti bisa ditebak ini bulan kasih sayang. Valentine’ s day. Begitu kalangan milenial menyebutnya. Maka demi memenuhi hasrat mereka yang hendak mengungkapkan kasih sayang, berlomba-lombalah berbagai produsen memproduksi pernak-pernik valentine, mulai baju, coklat, bunga, boneka, rumah, film, penginapan, konser dan lain-lain. Harapan para kapitalis ini semakin semarak perayaannya makin laris dagangan mereka. Tak peduli apa dampaknya bagi masyarakat, terutama generasi muda.
Kasih sayang yang diwujudkan di hari Valentine seakan melegalisasi sikap bebas tanpa aturan untuk mengungkapkan apa yang dirasa. Baik berupa kata-kata hingga hubungan seks di luar nikah. Para remaja yang rentan menjadi korban, karena memang merekalah yang mudah menyerap berbagai tantangan kebebasan. Ditambah dengan stimulasi media yang gencar mengopinikan bahwa remaja gaul adalah mereka yang sudah punya valentine di hari istimewa tersebut. Hingga mereka rela mengorbankan kemuliaan mereka sebagai jejaka dan gadis hanya dengan barter sekotak coklat, seikat kembang dan sebuah kondom.
Sekulerisme dan Liberalisme Pangkal Persoalan
Yah, tak bisa dielakkan. Paham sekulerisme dan liberalisme kental menggelapkan akal sehat para generasi masa kini. Survei yang dilakukan oleh Tim Riset Kaltim Post di Kota Samarinda. Hasilnya mencengangkan, dari 35 koresponden yang ditanyakan, ada sebanyak 6 koresponden yang menyatakan bahwa mereka sudah terbiasa melakukan hubungan intim saat valentine. Bahkan salah satu responden yang berusia 18 tahun mengaku bahwa berhubungan badan di hari valentine merupakan sebuah kewajiban bersama pasangannya. Dari pengakuan para responden bahwa valentine merupakan momen yang tepat untuk berhubungan badan, karena terbawa suasana romantis yang berlangsung di tempat-tempat tertentu yang sudah di dekorasi ala valentine.
Survey lain yang dilakukan oleh Women’s Crisis Center (WCC) yang mengungkapkan bahwa hubungan seksual pra-nikah meningkat pada saat valentine. Di mana pada saat valentine banyak pasangan yang berdua-duaan di tempat yang sepi lalu laki-laki memulai modus dengan mempertanyakan cinta pasangannya dan meminta perempuan untuk melakukan hubungan seksual sebagai bukti rasa cinta mereka dengan rayuan whould you to be my valentine (www. Kompasiana.com, 15/02/2018).
Syariat Islam Kaffah Sebagai Solusi
Jelas Valentine’s Day bukan berasal dari Islam. Meskipun sejarah awal dimulai perayaan ini masih banyak perbedaan dikalangan pakar sejarah, namun yang paling masyhur ialah kematian seorang yang bernama Santo Valentine di tangan Kaisar Claudius memerintah Roma pada tahun 200 an Masehi, karena dianggap menentang kebijakan Kaisar tersebut. Adalah kebodohan yang nyata ketika kita kaum muslim ikut merayakan bahkan larut dalam kesesatan idenya. Mengungkapkan kasih sayang kepada siapapun dalam Islam bisa kapanpun tak terbatas pada momen-momen tertentu.
Berkasih sayang dalam Islam lebih dalam dan luas lagi maknanya. Jauh dari buaian nafsu syahwat manusia rendah. Namun berkasih sayang ditujukan untuk kebaikan sesama didunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan melampaui batas.” (QS. Al Maidah: 2).
Sungguh, segala kemudharatan hari ini akan bisa lenyap hanya jika kita kaum muslim menyadari konsekwensi akidah kita. Yaitu tidak ada Tuhan selain Allah, maka setiap individu akan senantiasa menjadikan dirinya sebagai hamba Allah yang taat, bukan hamba dunia. Azab Allah sangatlah pedih ketika telah nampak perzinahan di muka bumi ini tanpa ada upaya untuk merubahnya. Beriman kepada Allah tidak sekedar berakhir dalam lafadz lisan, namun akan menuntut kita melakukan perubahan yang menyeluruh. Inilah tanda cinta tertinggi derajatnya. Maka adakah pilihan lainnya? Sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian“. (QS. Ali Imron: 31).
Wallahu a’lam biashowab.
========================
Sumber Foto : TribunNews