Judul : Kebencian Barat terhadap Gerakan Islam Ideologis
Penulis : Farid Wadji
Penerbit : Wahyu Press
Tahun : 2003
ISBN : 979-96951-3-1
Tebal : 159 halaman
Peresensi: Lastri
Buku kecil ini daging semua. Memuat informasi penting bagaimana pertarungan Islam vs Kapitalisme. Saya sudah berulang kali fokus membacanya. Baru kali kelima memahami keseluruhan isinya. Tentunya, dengan memetakan sendiri alurnya dalam pikiran saya.
Pertarungan antara haq dan bathil takkab berakhir, selama kehidupan masih ada. Karena itulah sunnatullah. Sejak hidup ini bermula, hingga kiamat kelak.
Pergolakan pemikiran (ash shiro’ul fikr) dan perjuangan politik (kifahus siyasi) terus terjadi antara yang haq dan bathil. Siapa yang sanggup berperan melawan hegemoni AS untuk melakukan propaganda dan kebohongannya?
Dalam bab akhirnya akan dijelaskan kebutuhan khilafah, masyarakat tauhid, dakwah yang shohih, dan wa’yul ‘am dalam ber-Islam politik. Tanpa memahami konsep itu, umat ini akan terjebak dalam propaganda internasional.
Poin penting dari semua permusuhan AS terhadap Islam, tentu tidak mungkin tanpa alasan. Kenapa harus Islam? Huntington dalam bukunya _The Clash of Civitalitation and The Remaking of World Order_ dinyatakan bahwa musuh besar peradaban Barat-Kristen pasca perang dingin adalah Islam. Ini alasan ideologis. Karena kapitalisme tidak akan pernah bisa melancarkan aksi imperialismenya selama masih ada Islam.
Maka, mereka cetuskanlah prooaganda itu melalui “War On Terrorism” yang sejatinya adalah perang melawan Islam.
Sangat menarik bahasan-bahasan dalam setiap sub bab di buku ini. Membongkar segala kedok Barat dibalik isu war on terrorism yang bermotif ekonomi. Apalagi jika bukan dagang persenjataan. AS harus menciptakan perang di negeri-negeri targetnya untuk melanggengkan bisnisnya. Aahh, siapa pun bisa membaca itu selama mereka melek politik.
Maka, tak heran jika apa yang terjadi di hadapan kita hari ini adalah buah dari propaganda Barat. Salah satunya, perang antara Islam moderat atau liberal, fundamentalis atau radikalis, terbaru muncul Islam nusantara. Bukankah sebuah lelucon lama yang dulu pernah dihembuskan untuk menghancurkan Daulah Utsmaniyah?
Setidaknya, sebagai gambaran bagi pembaca inilah tujuan dari opini umum yang sengaja dipropagandakan Barat menurut Jack Plano dan Roy Olton : 1) memperoleh atau memperkuat dukungan rakyat, 2) mengubah sikap/persepsi terhadap ide atau kejadian tertentu, 3) memperlemah atau meruntuhkan pemerintah asing atau kebijakan nasionalnya yang tak bersahabat, 4) menetralisasi propaganda tidak bersahabat dari negara atau kelompok lain. (The International Relation Dictionary, terj- hal 67).
Setidaknya, bagi yang tidak suka dengan bahasa kitab, buku ini juga terlalu berat baginya. Namun, tidak masalah bagi mereka yang sudah bergumul dengan bahasa politik. Tapi bagi saya, justru Barat akan sangat kegirangan jika rata-rata manusia menganggap berat berbicara politik. Hanya orang yang siap cerdas yang mau membicarakannya.