by Kanti Rahmillah
MuslimahTimes—Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi. Yang memudahkan seseorang untuk mengakses informasi. Fenomena hijrah pun menggeliat. Kini, setiap orang dengan mudahnya mengakses konten Islam. Tak terkecuali komunitas artis hijrah. Mereka ikut meramaikan jagat kesolehan berjamaah. Seolah berloma. Satu demi satu, mereka duduk dalam majlis ilmu. Menutup auratnya. Lalu sedikit-demi sedikit merubah tingkah lakunya.
Sungguh pemandangan yang begitu manentramkan. Adem rasanya saat artis seksi pembawa acara gossip. Keluar dari pekerjaannya dan menutupi rambutnya dengan khimar. Tak bisa dipungkiri, artis hijrah telah mengilhami follower mereka. Mantap berhijrah juga.
Sebagian kalangan menganggap hijrah adalah yang utama. Hijab nomor 2. Karena hijrah adalah perkara akidah. Sedangkan Hijab adalah perkara syariat. Sebagian lain menganggap, trand hijab saat ini, bisa mempertemukan seseorang pada hijrah. Lantas mana yang lebih dahulu harus ada?
Hijrah
Hijrah adalah perjalanan. Perpindahan dari kejahiliahan menuju terangnya iman. Atau dalam bahasa arab disebut Toriqul Iman (Jalan menuju keimanan). Dalam kitab Nidzom Islam dijelaskan bahwa, jalan menuju keimanan dengan cara berfikir. Seperti yang dikatakan imam syafii “Ketahuilah bahwa kewajiban pertama bagi seorang mukallaf adalah berfikir dan mencari dalil untuk ma’rifat kepada Allah Ta’ala”.
Begitupun firman Allah SWT. Telah gamblang menjelaskan pada umat manusia agar mereka berfikir tentang kehidupanya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,”(Q.S Ali Imron: 190)
Sempurnanya alam smesta. Juga keteraturan yang tercipta, telah membuktikan pada kita bahwa Allah lah sang pencipta. Seorang pembenci Islam pun. Bisa merasakan nikmatnya Iman, jika dirinya mau berfikir. Ingat Arnaud Van Doorn? Produser film “Fitna” yang menghina Rasulullah? Kini dirinya telah mengecap nikmatnya bersyahadat. Setelah masa pencarian, sekitar satu tahun. MasyaAllah.
Setelah berfikir tentang kehidupan. Juga keterkaitanya antara sebelum dan sesudah kehidupan. Dia akan menemukan jawaban bahwa. Tujuan hidup itu adalah untuk beribadah kepada Allah. Dunia hanyalah kehidupan sementara, Akhirat lah tempat tinggal manusia selamanya. Manusia yang berfikir rasional, tak akan sudi mengorbankan kehidupan yang abadi demi yang sementara. Dengan daya dan upayanya, dia akan mengejar pintu Surga.
Jabatan, harta, kecantikan adalah titipan. Jika kau perankan sesuai dengan aturan Allah, niscaya semua itu akan menjadi wasilah keberadaanmu di surga. Namun, jika peran itu membuat kau malah melupakan penciptamu? Malapetaka di tanganmu.
Konsekuensi logis atas keimanan kita kepada Allah adalah keterikatan kita pada syariatNya. Ihsanul amal (amal yang baik) itu mempunyai 2 syarat : Niat yang benar karena Allah dan Juga cara yang sesuai dengan perintahNya. Terus bermunajat pada Allah, Minta dijauhkan dari godaan syaiton. Agar niat kita senantiasa hanya kepadaNya. Dan tak ada cara lain selain tolabul ilmi, agar cara yang kita lakukan sesuai dengan syariatNya.
Hijab
Allah menciptakan manusia satu paket dengan aturannya. Jika manusia tak menggunakan aturan yang Allah berikan, niscaya manusia akan mengalami keeroran. Eror dalam menjalani hidup. Islam adalah agama yang sempurna. Hanya dalam Islam semua aktivitas dikaitkan dengan agama. Karena memang Allah sendirilah yang mengatakan bahwa berislamlah kalian dengan kaffah.
”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al Baqoroh : 208)
Begitupun Hijab. Hijab adalah salah satu syariat yang diwajibkan kepada para wanita. Karena sesungguhnya, seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali tangan dan wajah.
“Wahai Asma ! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh maka tidak boleh nampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan)”.[HR. Abu Dâwud, no. 4104 dan al-Baihaqi, no. 3218
Adapun Allah telah merinci syariat mengenai Hijab pada muslimah. Sesungguhnya wajib bagi para muslimah menggunakan Khimar (kerudung) dan juga Jilbab (Pakaian Longgar semacam gamis)
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al ahzab: 59)
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (aurat-nya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya),… (An-nur : 31)
Jadi jelas, hijab adalah pakaian takwa muslimah. Khimar (kerudung) dan Jilbab (gamis). Pakaian takwa ini, wajib untuk kita gunakan dalam beraktivitas di luar rumah.
Alhamdulillah, dakwah Islam terus berkembang. Jilbab dengan aneka model dan motif telah menjadikan Indonesia sebagai kiblat busana muslimah dunia. Harus diakui, dakwah Islam telah menjadi pendorong utama dalam munculnya trand “Jilbab Syari”.
Sebenarnya tak masalah mana yang lebih dahulu. Suka dengan pakian syar’I, lalu ikut kajian, akhirnya berhijrah. Atau sebaliknya, Mengkaji Islam dulu, setelah mantap baru berhijab. Karena sesungguhnya akhirnya sama. Taat pada perintahNya, karena iman bersemayam pada dirinya. Berhijrahlah karena kau mencintai RobbMu. Berhijablah dengan sempurna, agar RobbMu menggolongkanmu pada ahlu Surga. Amin Ya Robb