Oleh : Tin Latifah
(Pendidik, Mubaligjoh Kabupaten Magetan)
#MuslimahTimes –– ” Khoiru Umah” (umat terbaik ) itulah sebutan umat Islam dalam surah Ali Imron ayat 110. Umat Islam mendapat julukan Khoiru umah / umat terbaik karena berpegang teguh pada agamanya, menyerahkan ketaatan yang seutuhnya kepada penciptanya dengan tunduk dan patuh dalam seluruh syariahNya sehingga menjadikan kehidupan menjadi berkah bahkan sebuah negeri yang baldatun thoyibatun wa robbun ghofur.
Tapi apa yang terjadi saat ini ternyata ibarat jauh panggang dari api, umat Islam yang mendapat julukan yang mulia itu ternyata terjatuh dalam kubangan kehidupan sekuleristik, sebuah sistem yang menjauhkan agama dari realitas kehidupan.
Sebuah sistem yang hanya menempatkan agama di pojok – pojok masjid, mushola, di surau, mengatur perkawinan dan kematian.Yang menganggap agama tak layak mengatur kehidupan publik, dan tak layak mengatur negara.
Dari realitas yang ada, penyakit sekuler yang menjakit pada tubuh umat Islam tidak hanya pada kalangan masyarakat biasa tapi juga para pejabat negara. Sebagai contoh kasus ” Yang gaji kamu siapa?” adalah salah satu contoh dari beberapa contoh yang lain potret cara berfikir sekuler yang sudah parah di kalangan pejabat.
//Islam adalah Way Of Live//
Islam adalah sebuah pandangan hidup, petunjuk hidup, dan pegangan hidup bagi.
Islam adalah sebuah aqidah yang benar yang menuntun manusia dari jalan kegelapan menuju cahaya terang benderang.
Sebuah sistem hidup menyeluruh yang mengatur kehidupan manusia baik ketika berhubungan dengan tuhannya, dengan dirinya sendiri juga dengan sesama manusia. Islam adalah sistem kehidupan yang lengkap baik ruhiah / ibadah mahdoh maupun siyasiyah / politik.
Seorang muslim seharusnya memahami betul bahwa Allah adalah penciptanya, pengatur hidupnya yang maha pengasih dan penyayang raja segala raja di dunia yang menguasai hari pembalasan.
Seorang muslim juga seharusnya paham betul bahwa kebahagiaan yang tertinggi adalah ketaatanya kepada Allah SWT. Sehingga apapun yang dilakukan, apapun yang dipikirkan selalu menstandarkan dengan halal dan haram bukan nafsu dan kepentingan dunia yang sesat.
Betapa banyak contoh kaum – kaum yang mendustakan Allah menjauhkan diri dari aturan – aturan Allah meskipun mencapai kemajuan tetapi berakhir dengan kehancuran karena kedurhakanya kepada Allah. Seperti kaum Tsamud, kaum Ad juga Fir’aun dan umatnya.
Seharusnya itu semua sudah cukup menjadi contoh bagi kita semua bahwa kebahagiaan, kesejahteraan, kemakmuran dan keberkahan hidup itu hanya bisa di raih dengan melakasanakn Islam secara kaffah dalam kehidupan baik dalam lingkup pribadi, masyarakat, dan negara.
Dengan tegakkan Islam dalam bingkai negara Khilafah.
Yang akan mewujudkan negera yang baldatun thoyibatun warobbun ghofur, sebuah negara dengan rakyat yang tunduk dan patuh pada Robbnya para pejabatnya pun melayani umat dan mengurus negara karena ketaatanya pada penciptanya.
Untuk itu ketika umat ini ingin mendapat sebutan Khoiru umah, ingin terlepas dari kubangan kehidupan sekuleristik kapitalistik yang terbukti membawa kesengsaraan dan penderitaan.
Maka umat harus kembali kepada Islam yang akan membawa kemulyaan dunia dan akhirat.
Allahu ‘alam bi ashowab