Oleh : Nurul Rachmadhani
MuslimahTimes— PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga jual avtur yang berlaku pada 16 Februari 2019 mulai pukul 00.00 WIB. Penyesuaian harga avtur untuk Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 8.210 per liter menjadi Rp 7.960 per liter. Meski harga avtur mulai turun, namun tarif tiket penerbangan masih terbilang mahal dan belum mengalami penurunan harga.
Sekretaris Asosiasi Agen Perjalanan Wisata (Asita) DPD Kalsel, Siti Aisyah mengatakan, “Penurunan avtur itu masih tidak terlalu signifikan, karena harga tiket sekarang harganya masih tetap mahal belum ada penurunan.” Selain itu juga ia mengharapkan harga tiket pesawat bisa kembali normal agar bisa memberi nafas kepada pelaku UKM daerah.
“Harapan untuk maskapai, agar bisa menurunkan harga tiket alias mengembalikan kepada harga semula. Apalagi bagasi sekarang berbayar, jadi semakin menambah mahal. Untuk Pemerintah kiranya dapat turut serta memikirkan permasalahan yang dihadapi rakyat indonesia khususnya di bidang pariwisata yang memburuk,” tandasnya. (Banjarmasinpost.co.id)
Begitu pula dengan sejumlah kalangan meminta maskapai penerbangan nasional menurunkan harga tiket pesawat, menyusul penurunan harga avtur. “Agar adil, seharusnya maskapai juga menurunkan harga tiket pesawat. Untuk membantu masyarakat umum dalam beraktivitas sehingga roda ekonomi pun berputar,” kata Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga mengimbau kepada maskapai agar menurunkan harga tiket sehingga tidak ada alasan bagi perusahaan penerbangan untuk bertahan dengan harga tiket tinggi, yang saat ini banyak dikeluhkan masyarakat. (Wartaekonomi.co.id)
Bahkan, salah seorang pekerja di Jakarta yang berasal dari Aceh mengeluhkan harga tiket pesawat yang masih tinggi. Dia mengatakan, biasanya penerbangan Jakarta-Aceh sekitar Rp 900 ribu hingga Rp 1,2 juta. Namun sekarang harganya Rp 1,6 juta hingga Rp 2,3 juta. Masih tinggi. Padahal avtur sudah turun. (Kumparan.com Minggu, 17/2/19)
Berdasarkan data WFS Shell, CNAF dan Blue Sky bahwa harga avtur Pertamina Soekarno-Hatta 42,3 sen per liter, lebih murah dari harga avtur di bandara internasional lainnya, seperti Changi, Singapura 56,8 sen per liter dan bandara INLAND di China 46,13 sen per liter-nya.
Namun, dalam keterangan tertulis yang dikirim pada 1 Februari 2018 lalu, maskapai-maskapai penerbangan yang tergabung dalam Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mengakui bahwa kenaikan harga tiket tak berkaitan dengan avtur. Kenaikan harga tiket pesawat disebabkan bertambahnya biaya operasional lain dan upaya maskapai menutupi kerugian yang mereka alami karena perang tarif selama beberapa tahun belakang. (Muslimah News.ID)
//Swasta Mengambil Alih//
Berdalih tiket pesawat masih mahal karena biaya operasional ataupun hal lain, jelas itu adalah tanggapan yang kurang masuk akal. Dari fakta yang ada, tergambarkan bahwa ini merupakan strategi pemerintah untuk memudahkan swasta dalam mengambil alih dalam penjualan avtur. Sehingga adanya persaingan antara Pertamina dan swasta.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menjelaskan, kesiapan itu dipastikan Pertamina lantaran aturan terkait ketetapan penjualan avtur oleh pihak swasta sudah ada. Karenanya, jika pihak swasta masuk untuk menjual avtur, menurutnya, merupakan sebatas tantangan tersendiri bagi Pertamina.
“Ya itu tantangan, dan kita siap karena secara regulasi aturan itu sudah ada, sudah lama, jadi semua boleh masuk,” paparnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta. (Senin 18 Februari 2019)
Aturan tersebut pada dasarnya telah tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 17 K/10/MEM/2019 dan Aturan Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Nomor 13/P/BPH Migas/IV/Tahun 2008. (VIVA.co.id)
Hal semacam ini sudah tidak aneh lagi, di negeri yang mengusung sistem kapitalis liberal saat ini adalah sesuatu yang biasa. Dimana Sumber Daya Alam (SDA) yang seharusnya dikelola oleh negara untuk kepentingan seluruh umat, kini bisa dimiliki oleh perusahaan swasta demi kepentingan pribadi. Dengan begitu pemilik modal dengan leluasa mengatur harga untuk kepentingannya dan menikmati hasilnya sendiri.
Karena, sistem ekonomi kapitalisme itu memang mencari untung sebesar-besarnya dengan mengeluarkan modal yang sedikit. Sehingga menimbulkan blunder dalam masalah perekonomian kapitalis liberalis yang hasilnya malah menambah persoalan baru. Dalam sistem kapitalis, pengelolaan SDA hanya menghitung untung dan rugi, dan tentunya mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya untuk pemilik modal tanpa memikirkan masyarakat di bawahnya.
//Solusi Jitu dan Sempurna//
“…. hukum-hukum yang berhubungan dengan ekonomi dibangun atas tiga kaidah (azas) : kepemilikan, pengelolaan kepemilikan, dan distribusi kekayaan diantara manusia. “ (Taqiyuddin An-Nabhani, An-Nizham Al-Iqtishadiy fi al-Islam, hal. 67)
Dalam Islam telah dijelaskan bahwa,barang tambang dengan simpanan melimpah yang meliputi minyak bumi, gas alam, dan lainnya merupakan bagian dari kepemilikan umum. Yang artinya milik seluruh masyarakat baik itu muslim ataupun non muslim,bukan milik perorangan maupun negara.
Negara berkewajiban untuk mengelola sumber daya alam, dan hasil pengelolaannya diserahkan untuk seluruh masyarakat sebagai pemilik SDA. Karenanya, masalah ini harus segera terselesaikan dengan cara mengubah sistem yang ada sekarang ke dalam sistem Islam.
Islam akan mengubah status kepemilikan umum kepada seluruh masyarakat. Sehingga kebebasan kepemilikan yang lahir dari sistem kapitalis liberal saat ini segera dibenahi. Kebijakan dalam Islam pun tidak memihak dan tidak berlandaskan kepentingan penguasa atau golongan, karena apa yang dijalankan sesuai dengan hukum syara.
Oleh karenanya, untuk mengakhiri keadaan yang tidak adil sekarang ini dan mengakhiri keluhan masyarakat atas harga tiket pesawat yang masih mahal, Islam adalah solusi yang tepat dan sempurna. Karena Islam mengatur kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara.
Wallahu’alam bishowab.