Oleh.Mela Ummu Nazry
MuslimahTimes—Korban tewas dalam penembakan brutal di dua masjid di Christchurch, New Zealand (Selandia Baru) bertambah menjadi 49 orang. Kepolisian Selandia Baru menyebut penembakan brutal itu ‘direncanakan sangat matang’.Seperti dilansir Reuters, Jumat (15/3/2019), Komisioner Kepolisian Selandia Baru, Mike Bush, dalam konferensi pers menyebut korban tewas dalam serangan teroris itu mencapai 49 orang. Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern telah menyebut penembakan brutal ini sebagai ‘serangan teroris’ dan mengecamnya. (Wellington, detik.com, 2019).
Aksi brutal pembunuhan yang lebih tepat disebut sebagai pembantaian manusia apapun motifnya sungguh sangatlah zalim. Sebab merampas nyawa manusia tanpa hak. Apalagi aksi ini dilakukan nyata, direkam sendiri, disebarkan sendiri. Namun miris, karena dunia hanya bisa mengecam dan mengutuk saja.
Padahal aksi brutal ini, menunjukkan jika saat ini pemimpin dunia dan negeri-negeri muslim telah kehilangan hati dan perasaannya. Tak usahlah bicara mengenai kehormatan dan kemuliaan apalagi hanya sebuah ketersinggungan, bicara soal hak hidup manusia saja, pemimpin dunia dan negeri-negeri kaum muslimin saat ini sudah tidak mampu. Apalagi berbicara mengenai membela hak hidup dan kehormatan saudaranya sesama kaum muslimin. Sungguh jauh panggang dari api.
Kondisi ini tercipta tidak lain dan tidak bukan akibat diterapkannya sistem hidup sekuler kapitalis di seluruh dunia. Tidak terkecuali di negeri-negeri kaum muslimin.
Penerapan sistem sekuler kapitalis membuat para pemimpin negeri hanya memikirkan bagaimana cara menyelamatkan bisnis dan urusan kapitalisasi saja. Tak peduli lagi dengan nyawa manusia yang melayang tanpa pembelaan. Mereka hanya terdiam, kalaupun beraksi hanya sebatas mengutuk dan mengecam. Sungguh kemampuan yang tidak selayaknya dimiliki oleh pemimpin dunia dan negeri-negeri kaum muslimin.
Namun apa daya, sistem sekuler kapitalis telah membuat para pemimpin negeri terbutakan matanya dari melihat realitas kemanusiaan. Yang ada dalam benak mereka hanya uang, jabatan l, dan kekuasaan. Hal ini sungguh telah mematikan seluruh unsur kemanusianya.
Karenanya, sungguh sangat berbahaya paham sekuler kapitalis ini. Karena paham ini telah menumbuhsuburkan aktivitas brutal teroris yang meresahkan kehidupan masyarakat. Mereka melakukan aksi terornya, tanpa ada yang mampu menghukum dan menghentikan aksi biadabnya, yaitu merenggut nyawa dan kehidupan manusia tanpa hak.
//Islam Penyelamat dan Pelindung Nyawa Manusia//
Sungguh, Islam sangat melindungi nyawa setiap manusia. Nyawa manusia dalam pandangan Islam sangat tinggi nilainya. Karenanya Islam telah memerintahkan Khalifah, sebagai pemimpin umat, untuk melindungi nyawa setiap manusia yang wajib dilindungi. Dalam Islam, aktivitas menghilangkan nyawa manusia tanpa hak akan dihukum dengan hukuman yang setimpal, yakni dibunuh kembali. Atau jikapun pelaku pembunuhan mendapatkan kata maaf dari keluarga korban pembunuhan, tetaplah si pembunuh akan mendapatkan hukuman berupa kewajiban membayar diyat kepada keluarga korban pembunuhan sebanyak 100 ekor unta, 40 ekor unta di antaranya adalah unta betina yang sedang hamil tua. Jikapun hari ini tidak ada unta, maka konversi total harga sejumlah unta itulah yang harus dibayarkan kepada ahli waris korban pembunuhan. Jika tidak mampu ditunaikan, maka akan dinilai sebagai dosa, tersebab hal itu adalah kewajiban yang harus ditunaikan.
Jika keluarga korban tidak mau memaafkan sipembunuh. Maka jatuhlah hukuman berupa dibunuh kembali bagi sang pembunuh. Pelaksanaan hukuman ini hanya akan bisa dilaksanakan oleh seorang Khalifah yang menerapkan syariat Islam kaffah dalam bingkai Khilafah.Pelaksana selain Khalifah adalah tidak benar dan tidak sah. Pelajaran yang dapat diambil dari jenis hukuman ini adalah manusia tidak akan mudah menghilangkan nyawa manusia yang lain tanpa hak. Mengingat beratnya hukuman yang akan diterima. Nyawa manusia akan terjaga, dengan penjagaan yang sempurna.
Karenanya, solusi atas pembunuhan dan pembantaian yang dilakukan oleh teroris, adalah dihukum dengan dibunuh kembali bagi para pelaku terorisme yang menghilangkan nyawa tanpa hak. Dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh seorang Khalifah yang menerapkan syariat Islam kaffah. Bukan yang lain.
Mengharapkan pemimpin-pemimpin negeri dalam sistem sekuler kapitalis agar berbuat adil yaitu menghukum manusia-manusia yang berbuat zalim, yaitu berbuat teror yang berujung pada pembunuhan adalah bagaikan fatamorgana. Tak akan mungkin dapat terealisasi. Karenanya saatnya kita menghempaskan sistem sekuler kapitalis tempat lahir manusia-manusia teroris yang telah hilang rasa kemanusianya tersebut. Dan kembali kepada sistem Islam kaffah yang akan mampu menyebarkan dan menegakkan keadilan yang didamba dan dirindu umat manusia. Wallahualam.
[Mnh]