MuslimahTimes– Kasus pembantaian sadis terhadap salah satu etnis kembali terjadi. Etnis Fulani menjadi korban pembantaian sekelompok orang yang diduga dari kelompok Dogon di Mali, Republik Mali, Afrika Barat. Hingga saat ini, sekitar 160 korban tewas akibat serangan kelompok tersebut. (merdeka.com)
Di lain sisi, dua menteri sayap kanan Israel mendesak agar pengeboman ke Jalur Gaza ditingkatkan setelah serangan udara balasan terhadap roket Hamas. Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett, dan Menteri Kehakiman Ayelet Shaked, keduanya dari partai sayap kanan Hayemin Hehadash, menyerukan militer Israel untuk meningkatkan serangannya terhadap kantong Gaza yang dikepung, dikutip dari Middle East Monitor, 26 Maret 2019. (tempo.co)
Lagi, muslim menjadi sasaran empuk para pencipta islamophobia. Label teroris yang harusnya diarahkan kepada mereka yang membantai kaum muslim, justru muslimlah yang selalu tersalahkan padahal faktanya kaum muslimlah yang menjadi korban. Mereka yang menyerang, membantai, membombardir dengan tega menghilangkan nyawa yang tak berdosa, mereka adalah teroris sesungguhnya. Kaum muslim dihinakan, diusir dari tempat tinggalnya, dibantai seperti binatang. Telah hilang kehormatannya.
Beginilah jika tidak ada yang melindungi. Allah SWT telah memerintahkan kita, umat Islam untuk senantiasa menolong dan membantu sesamanya. Akan tetapi, tugas ini tidak akan bisa terpenuhi selama umat Islam masih kukuh memegang nasionalisme kebangsaannya masing-masing. Negara bangsa dalam sekat nasionalisme telah memecah belah negeri-negeri kaum muslimin. Akhirnya walau jumlah kaum muslimin, namun hal tersebut tidak menjadikannya mampu memobilisasi pasukan untuk melindungi umat Islam di manapun. Karena setiap negara itu adalah negara yang lemah dan di bawah cengkeraman dominasi kafir penjajah.
Hanya daulah Islam lah yang dapat memberi kehormatan paling tinggi pada darah dan jiwa manusia. Saat ini, dibutuhkan segera dan mendesak adanya pelindung umat yang akan menjaga kehormatan, harta, dan nyawa seorang muslim. Kaum muslim membutuhkan pemimpin yang sanggup melindungi dan membela mereka. Bukan pemimpin yang hanya menonton dan berkoar-koar di belakang meja, sementara tangannya tak pernah terulur menyelamatkan kaum muslim.
Yeni Sri Wahyuni
Ciamis