Oleh: Tari Ummu Hamzah (Anggota Revowriter)
MuslimahTimes– Jika kita berbicara tentang negara Irlandia apa yang terbersit di benak anda? Uni Eropa? Negara pesepakbola? Atau negara yang melahirkan boyband legendaris mereka? Sesuai dengan judul diatas, saya akan membahas tentang hubungan baik antara Irlandia dan Khilafah Turki Utsmani.
Secara geografis negara Republik Irlandia adalah sebuah negara yang mencakup lima perenam Pulau Irlandia yang terletak di bagian barat laut Eropa. Populasi Irlandia berjumlah lebih dari 4 juta jiwa dan termasuk anggota Uni Eropa. Wilayah Pulau Irlandia yang tidak termasuk republik ini adalah Irlandia Utara, sebab wilayah tersebut adalah bagian dari Britania Raya. Di sebelah timur berbatasan dengan Laut Irlandia, sebelah utara Irlandia Utara, sebelah barat dan selatan Samudra Atlantik. Bisa dibilang Irlandia adalah negara paling barat di benua Eropa (wikipedia.com).
Tapi tahukah anda jika antara Republik Irlandia dengan Khilafah memiliki hubungan yang akan dikenang sepanjang masa oleh rakyat Irlandia. Ini dimulai ketika Khalifah Abdul Majid pernah memberikan pertolongan kepada rakyat Irlandia, saat itu Irlandia terjadi kelaparan masal pada tahun 1945-1852, sekitar abad ke 19. Saat itu selama 7 tahun berturut-turut penyakit menyerang tanaman kentang di negara itu. Padahal, kentang adalah makanan pokok di Irlandia. Menurunnya hasil panen yang buruk menyebabkan kelaparan massal, penyakit, dan kematian hampir satu juta orang. Ini adalah peristiwa paling mematikan di negeri paling barat Eropa ini.
Saat itu di tahun 1845 Sultan Abdul Majid berusia 23 tahun. Pada usia yang masih terbilang muda, sultan mampu mencari rute terbaik dari Istanbul mencapai negara Irlandia. Untuk menuju Negara Irlandia Sultan memutuskan untuk mengambil perjalanan melalui laut. Dari Istanbul melewati laut yunani, lalu melawati sepanjang laut Mediterania hingga spanyol, dan kemudian memasuki laut Atlantik. Hingga akhirnya rombongan sang Sultan tiba di pelabuhan Drogheda Irlandia pada tahun 1845.
Kala itu Sultan bermaksud memberikan bantuan sebesar £ 10.000 (saat ini kira-kira setara dengan £ 800.000), tapi mengingat ratu Victoria hanya memberikan bantuan kepada rakyat Irlandia sebesar £ 2.000, maka para duta besar Inggris mengingatkan Sultan Abdul Majid untuk memberikan bantuan hanya setengah dari yang diberikan sang ratu. Hal itu dilakukan agar tidak menyinggung perasaan banyak pihak. Sultan pun menyetujui hal tersebut. Tapi secara diam-diam beliau mengirimkan lima kapal yang sarat dengan makanan ke pelabuhan Drogheda pada bulan Mei 1847. Tentu saja ini disambut dengan baik oleh rakyat Irlandia.
Inilah tanda cinta sang Khilafah Abdul Majid kepada rakyat Irlandia. Meskipun Irlandia bukan masuk dalam wilayah daulah, bahkan sebagian besar dari mereka adalah pemeluk Kristen ortodoks, tetapi bantuan kemanusiaan sang Khalifah tidak main-main jumlahnya. Disaat negara-negara terdekatnya enggan memberikan bantuan, Sultan Abdul Majid rela menempuh perjalanan sepanjang 6000Km, demi menyelamatkan rakyat Irlandia dari bencana kelaparan.
Ini membuktikan bahwa Khilafah bukan ancaman bagi manusia, justru sebaliknya. Sebab Khilafah adalah junnah atau perisai. Tapi tidak hanya kaum muslimin saja yang akan mendapatkan perlindungan, melainkan ummat non muslim juga akan dilindungi jika mereka dalam kondisi bahaya. Khalifah jug tidak akan memaksa kaum non muslim yang pernah ditolongnya, untuk masuk kedalam agama Islam. Justru sebaliknya. Seperti contoh sejarah diatas. Rakyat Irlandia tidak pernah dipaksa untuk masuk Islam. Bahkan mereka dengan senang hati membantu sang Khalifah saat Khilafah Turki Utsmani Terlibat dalam perang Krimea, yaitu perang melawan Rusia pada tahun 1854. Tercatat bahwa sekitar 30.000 tentara Irlandia ikut bertugas dalam perang. Meskipun baru 2 tahun sejak bencana kelaparan terjadi, mereka berbalik membantu Turki Utsmani dengan antusias dalam mempertahankan wilayah Sultan, yang sebelumnya telah membantu mereka pada saat mereka membutuhkan.
Wallahu a’lam Bishowab.
[Mnh]