Oleh: Ummu Naira (aktivis Forum Muslimah Indonesia/ ForMind)
MuslimahTimes– Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Ali Imran ayat 110 yang artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Ini adalah janji Allah SWT bahwa umat Islam adalah umat terbaik dan akan menjadi umat terbaik. Namun kenapa sampai hari ini umat Islam belum menjadi umat terbaik? Hal ini disebabkan karena umat Islam saat ini dijajah oleh Barat baik dalam bentuk pemikiran maupun secara fisik.
//Penjajahan Atas Kaum Muslimin//
Kaum muslimin di Palestina selama bertahun-tahun diserang oleh penjajah seperti Zionis Israel. Bagaimana kondisi saudara muslim kita di Suriah, Irak, Afganistan, Rohingya, Moro dll? Penjajahan militer terjadi di sana.
Tak cukup itu.
Penjajahan politik pun dilakukan kepada negeri-negeri muslim atas nama War on Terrorism. Atas nama melawan terorisme kita bisa lihat dengan terang-benderang AS melancarkan serangan fisik dan melancarkan pembunuhan karakter terhadap kaum muslim dengan cap radikal, teroris, intoleran dan sebagainya. War on terrorism masih menjadi isu yang dipelihara AS untuk kepentingan nasionalnya.
Bagaimana dengan sektor ekonomi? Agenda penjajahan ekonomi kapitalisme di dunia Islam pun dilancarkan dengan berbagai bentuk. Utang luar negeri, program privatisasi, investasi asing, pasar modal, dll dirancang oleh badan-badan penjajahan ekonomi seperti IMF, Bank Dunia, WTO, organisasi regional dll untuk semakin mengokohkan cengkeraman penjajahan atas dunia Islam.
Yang terbaru adalah proyek OBOR, One Belt One Road yang kemudian berubah nama menjadi BRI, Belt and Road Initiative. “Kerjasama” dengan China ini sejatinya hanya untuk mengokohkan kepentingan nasional China dan mengamankan kebijakan politik China di Indonesia dan negeri-negeri yang dilalui oleh proyek tersebut.
Indonesia sendiri juga terperangkap jeratan penjajahan ekonomi kapitalisme dengan utang per tahun 2018 sudah menyentuh angka 5000 Triliun rupiah. Indonesia Sold Out! Umat Islam sudah seperti hidangan yang diperebutkan oleh Kapitalis Barat dan juga Kapitalisme Timur. Subhanallah.
Dari aspek budaya juga kita dijajah. Remaja-remaja muslim dibuai dengan hedonisme, hura-hura, free sex, LGBT, dll. Belum lagi masalah akidah dan keimanan. Tidak ada yang melindungi umat Islam dari serangan misionaris. Inilah akibat ketika tidak ada Perisai Umat yang Hakiki yaitu Khilafah. Tidak ada Khalifah yang menjadi perisai dan pelindung umat.
“Imam laksana perisai, maksudnya seperti pelindung karena mencegah musuh yang akan menzalimi kaum muslimin, dan mencegah perselisihan diantara mereka, menjaga benteng Islam dan menggetarkan manusia dengan kekuasaannya.” (Syahrul Muslim Lin-Nawawi, Juz 6 Hal 315).
//Potensi Khilafah//
Khilafah adalah ajaran Islam. Khilafah adalah penerus Negara Islam yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW. Khilafah sebenarnya bukan ajaran baru yang sengaja dibuat-buat oleh sebuah partai atau organisasi tertentu. Namun mengapa saat ini ide khilafah dikriminalisasi, dimonsterisasi dan dianggap sebagai ancaman?
Khilafah memiliki potensi superbesar untuk menghimpun lebih dari 1,4 miliar umat Islam di seluruh dunia dengan segala potensi sumber daya manusia dan sumber daya alamnya menjadi negara superpower yang mengancam hegemoni penjajah Kapitalis Barat dan Timur. Inilah yang sesungguhnya ditakutkan oleh mereka.
Khilafah juga yang akan menegakkan syariat Allah SWT secara kafah baik untuk kaum muslimin maupun nonmuslim. Khilafah akan memenuhi hak-hak rakyat, baik muslim maupun nonmuslim. Menindak pelanggaran hukum baik terhadap hak-hak Allah SWT seperti zina, dan juga pelanggaran terhadap hukum dan hak-hak sesama manusia seperti korupsi, kolusi, nepotisme dan lain-lain. Ini yang juga pastinya ditakuti oleh orang-orang dan kelompok yang membenci syariat Islam.
Bukan dengan Demokrasi
Cara menegakkan khilafah bukan dengan jalan demokrasi. Karena demokrasi bukan jalan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Demokrasi sudah tak bisa menjadi harapan kaum muslim karena justru kaum muslim telah terzalimi oleh sistem demokrasi dengan segala penerapannya. Suara mayoritas kaum muslimin seolah menjadi minoritas dan selalu kalah oleh kepentingan segelintir orang.
Demokrasi adalah sistem yang sudah rusak dan aus. Ibarat sebuah rumah, demokrasi adalah rumah yang sudah reyot dan mau ambruk. Jika kemudian ada orang-orang yang menganggap demokrasi itu sistem terbaik bahkan menganggapnya sebagai “harga mati”, maka orang-orang seperti itu adalah orang-orang bodoh.
Bisyarah (kabar gembira) tentang kembalinya Khilafah telah disebutkan di dalam Hadis Nabi SAW sebagaimana berikut ini:
“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).
Maka pilihan kita akan mengambil peran apa terhadap bisyarah tersebut? Menjadi penonton, pejuang di garda terdepan untukk memahamkan umat tentang Khilafah, atau malah menjadi penghalang bagi penegakannya? Wallahu a’lam bish-shawab.
[Mnh]