Oleh: Ummu Akan (Pendidik)
MuslimahTimes– Siapa tak kenal Ustaz Abdul Somad (UAS). Dalam beberapa tahun terakhir beliau menjadi buah bibir . Ulama karismatik nan sederhana menjadi singa podium saat ceramah di atas mimbar.
Pendengarnya pun meluas. Dari mulai kalangan Artis, hingga yang hidup di belantara hutan tropis.
Mengejutkan karena pekan ini beliau viral dalam pemberitaan.
Sekelompok orang atas nama Brigade Meo Nusa Tenggara Timur (NTT) dikabarkan melaporkan UAS karena diduga telah menghina lambang-lambang agama Kristen dan Katolik, seperti salib dan patung. (Republikaonline.com)
Di tempat lain, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) melaporkan UAS ke Bareskrim Mabes Polri terkait dengan video dakwahnya tentang salib yang viral di media sosial.
Abdul Somad sebelumnya juga telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh ormas Horas Bangso Batak dalam kasus yang sama.(CNN Indonesia.com)
Reaksi yang lebih viral dari pelaporan pun bermunculan. Netizen saling bersuara. Seolah mereka paling tahu segalanya. Ada yang meminta maaf atas nama UAS, padahal bukan siapa-siapanya UAS. ada juga yang mencoba menambah besar kobaran api. Meletupkan komentar destruktif menambah ramai pemberitaan.
UAS sendiri sudah melakukan konfirmasi terkait pelaporan tersebut.
Beliau menjelaskan, video tersebut menampilkan kejadian yang sudah lewat bertahun-tahun silam. Saat itu, sesi tanya-jawab berlangsung dalam kajian tertutup di suatu masjid di Pekanbaru, Riau.
UAS menegaskan kajian itu dijadwalkan tiap Sabtu pada waktu subuh. Karena sifatnya tertutup, hanya kaum Muslimin saja yang hadir.(rol)
Kelanjutan Episode
Apa yang menimpa UAS sebenarnya lebih dahulu menimpa ulama lain. Meskipun beda situasi dan kondisi, alur yang sama akan ditemui.
Ustaz Hanan Attaqi misalnya, kajiannya dibatalkan secara sepihak karena terindikasi provokatif dan radikal. Padahal izin administratif sudah didapat.
Sementara Habib Bahar langsung dijebloskan ke penjara dengan tuduhan yang masih absurd. Belakangan diketahui ceramah beliau yang terlalu berani terhadap penguasa yang menjadi alasan sang Habib masuk bui.
Publik pun masih ingat kriminalisasi yang menimpa Habib Rizieq Shihab. Hanya bermodal bukti chat berkonten mesum -yang bisa jadi hasil editan, ulama ini terancam masuk bui.
Semua kasus tersebut membuktikan bahwa umat Islam sedang berada dalam ancaman. Sebuah skenario besar telah disiapkan.
Tesis Samuel F Huntington yang berjudul “Clash of Civilization” menjadi keniscayaan. Perang yang terjadi antar peradaban saat ini, akan menghantarkan mereka kepada sebuah ketakutan. Islam akan menang. Untuk itulah mereka membuat berbagai skenario apik untuk menghantam Islam dan ajarannya.
Jika dulu terorisme pernah jadi jualan. Maka kini radikalisme yang mereka tawarkan. Teroris tak lagi laku karena julukan yang terlalu kaku. Berbagai teror nyata di dunia menunjukkan bukan Islam sebagai pelaku.
Ya, propaganda baru untuk memastikan Islam tak kan bangkit. Umatnya harus dibuat sakit. Menjadikan umat Islam alergi terhadap ajarannya adalah cara terbaik.
Persekusi ulama salah satunya. Menyebarkan citra negatif terhadap ulama yang telah dibidik. Padahal dakwah mereka sudah apik. Sementara para artis yang kebanyakan main gimick terus diangkat supaya popularitas makin naik.
Monsterisasi ajaran Islam adalah langkah berikutnya. Berbagai friksi dilakukan demi citra yang seram. Jihad dipropagandakan sebagai perilaku yang jahat. Sementara pembantaian terus terjadi di seluruh negeri muslim. China membuat isolasi terhadap Muslim Uighur. Rohingnya terus menerus digerus . Sementara Suriah dibiarkan berdarah. Palestina masih menyala.
Ajaran Khilafah dicap sebagai upaya makar. Pengusungnya dianggap anti NKRI. Sementara aksi OPM yang nyata makar dengan mudah minta dimaafkan.
Poligami digiring menjatuhkan martabat wanita. Mereka amnesia karena prostitusi dipelihara. Pornografi jadi komoditi. Wanita yang layak dihormati, ternyata lebih banyak disakiti. Hak diberi sesuap nasi, narmun lebih banyak yang jadi TKI.
Untuk menyukseskan upaya tersebut, dana yang besar digelontorkan. Disambut gembira para relawan. Kaum sipilis yang ingin eksis. Menyambutnya dengan senyum manis. Yang mereka harapkan, Islam jadi seperti prasmanan. Diambil yang suka, dilewati yang tak selera. Sementara mereka yang berislam secara total disematkan julukan radikal.
Dakwah Sebagai Perisai
Pencitraan negatif terhadap Islam dan kaum muslimin harus berupaya kita hadapi. Langkah langkah yang bisa kita lakukan adalah :
1. Umat harus berani menunjukkan identitas keislamannya. Tak boleh sedikitpun ragu dan takut sekalipun celaan datang dari berbagai penjuru.
2. Umat harus membuktikan bahwa Islam tak seperti yang dituduhkan. Disinilah urgensi dakwah Islam Kaffah. Penyampaian yang utuh terhadap ajaran Islam, akan membuat semua menyadari bahwa Islam yang sebenarnya merupakan rahmatan Lil alamin.
3. Umat harus menyadari bahwa perang melawan radikalisme adalah sebuah upaya terstruktur untuk menyerang Islam demi mencegah Islam bangkit. Untuk itu pentingnya upaya penyadaran kepada kaum muslim untuk bersama-sama bersatu dalam sebuah perjuangan mengembalikan kehidupan Islam. Persatuan inilah yang akan menjadi perisai umat dikala Islam mendapatkan serangan dan celaan.