Oleh : Tari Ummu Hamzah
Muslimahtimes– Beberapa waktu yang lalu, di twitter sempat viral sebuah thread yang membahas tentang KKN Desa Penari. Kisah ini begitu detail hingga banyak yang percaya bahwa kisah ini asli, tanpa rekayasa. Saya pribadi adalah orang Jawa Timur, yang notabene tidaklah asing dengan kisah-kisah tersebut. Aksi pelet- memelet kerap terjadi. Bahkan hanya untuk urusan asmara anak ingusan pun bisa dilakukan dengan cara-cara yang syirik.
Akan tetapi di tulisan ini saya tidak akan mengulas tentang kisah tersebut. Sebab masyarakat sudah paham bagaimana alur cerita yang dikisahkan tersebut. Saya juga tidak akan membenarkan atau menolak keberadaan kisah tersebut. Sebab yang akan kita bahas adalah bagaimana netizen menanggapi kisah-kisah mistis ini, dan jangan salah! Sebenarnya ada fakta miris di balik kisah-kisah misteri.
Kita tahu bahwa Indonesia adalah negeri yang subur dengan cerita-cerita mistisnya. Baik itu di kota ataupun di desa. Bahkan cerita mistis sering dibesarkan-besarkan di kalangan masyarakat. Akibatnya masyarakat mulai khawatir atau takut akan keberadaan tempat-tempat berbau mistis. Akhirnya tempat-tempat tersebut mulai dikeramatkan dan disucikan untuk menjadi tempat meminta segala hajat.
Ngeri! Masyarakat tak lagi menguatkan keimanan kepada Allah. Malah mereka memuja setan. Sebab cara instan ingin mereka dapatkan. Bahkan tempat-tempat seperti itu juga dijadikan tempat ajang uji nyali. Seberapa berani mereka menghadapi atsmosfir horor. Bagaimana jin dan setan tidak semakin kuat, masyarakatnya saja memuja mereka. Contohnya di desa dalam cerita KKN Desa Penari, masyarakatnya sudah turun temurun menyembah jin. Bahkan mereka mempersembahkan tari-tarian untuk bangsa jin. Tidak cukup sampai di situ, jika kita sudah bersekutu dan meminta pertolongan dan perlindungan kepada jin, maka mereka akan meminta hal-hal yang lebih dari apa yang kita berikan. Sampai-sampai jin-jin itu meminta tumbal dll. Na’udzubillah mindzalik.
Dahulu ketika saya masih kecil cerita mistis tersebar dari mulut ke mulut. Entah siapa yang memulai duluan, yang pasti cerita tersebut amat digemari. Bahkan seolah menjadi cerita menjelang tidur. Tapi saat ini kisah mistis tersebar lewat media sosial. Kisah yang seolah “naik pangkat” Dalam penyebarannya, dan apa reaksi netizen? Boomm! Kisah ini langsung viral seviral-viralnya. Para influencer dan content creator ( YouTuber) berlomba-lomba mencari keberadaan desa tersebut. Stasiun televisi mulai dibanjiri liputan penelusuran desa dalam kisah tersebut.
Pada akhirnya cerita-cerita mistis tersebut makin digemari. Parahnya masyarakat pun juga jadi penasaran akan ritual-ritual memanggil setan. Padahal Islam melarang keras untuk bersekutu dengan setan, dan itu menjadi dosa yang berat disisi Allah. Alquran telah menjelaskan kepada kita, bagaimana cara agar kita terhindar dari gangguan syaitan.
“Jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”(QS. Fushilat: 36)
Dalam hadits dinyatakan,
“Jangan kamu mengucapkan ‘celaka setan’. Karena ketika kamu mengucapkan kalimat itu, maka setan akan membesar, hingga dia seperti seukuran rumah. Setan akan membanggakan dirinya, ‘Dia jatuh karena kekuatanku Namun ucapkanlah, ‘Bismillah’ karena jika kamu mengucapkan kalimat ini, setan akan mengecil, hingga seperti lalat. (HR. Ahmad 21133, Abu Daud 4984)
Kembali kepada pembahasan konten mistis. Ketika masyarakat disodorkan dengan konten mistis, lawak, gosip, pornografi dan perzinaan langsung menjadi pusat perhatian. Tapi jika disodorkan dengan konten yang berhubungan dengan Islam, minim peminat. Di sisi lain para content creator juga banyak latah untuk mengangkat konten yang serupa. Mirisnya mereka bukan malah mencoba meluruskan dengan Islam, tapi malah ditambahi dengan tambahan “bumbu-bumbu” di sana sini untuk menaikkan ratting kisah tersebut. Inilah wajah netizen masa kini, lebih cenderung kepada hal-hal yang bersifat menghibur.
Inilah kehidupan hedonisme yang dibawa oleh kapitalisme. Cara pandang hidup seperti ini sangat jauh dari Islam. Lama kelamaan masyarakat yang hidup dalam gelembung kehidupan hedonisme, akan benar-benar menjauhkan diri dari Islam. Mirisnya lagi jika kaum muslimin sudah jauh dari Islam maka taraf berfikir mereka akan rendah. Sebab Islam yang seharusnya menjadi pedoman hidup, penyelamat dunia akhirat telah dilepaskan. Untuk itu sudah seharusnya kita sebagai kaum muslimin untuk mencari informasi yang bermanfaat. Tak hanya bermanfaat bagi kehidupan kita sendiri tapi juga untuk kehidupan akhirat. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi kita sendiri, tapi juga untuk umat. [nb]