
Oleh: Isty Shofiah, S.Pd
#MuslimahTimes –– Ibu. Sosok yang sangat mulia. Sosok penting dalam sebuah rumah tangga. Sosok penyayang bagi anak-anaknya. Bahkan Ibulah yang menjadi cerminan baik buruknya sebuah keluarga. Karena darinyalah semua bermula. Ibu yang salihah tentu akan melahirkan generasi yang baik berakhlak mulia. Begitu juga sebagai istri, akan menjadi sosok yang menyenangkan dan taat kepada suaminya.
Namun kini, Ibu tak ubahnya hanya sebuah status belaka, yang terpaksa melabeli sebuah nama tanpa di sertai kesiapan yang prima, baik secara dzahir maupun batin. Akhirnya, banyak dijumpai Ibu tega menyakiti buah hatinya, menganiaya hingga membunuhnya. Sebagaimana kasus yang terjadi tempo hari di jakarta barat, seorang Ibu tega menggelonggong buah hatinya hingga tewas karena terbakar emosi kepada suaminya. Miris!
Itu adalah kasus dari sekian banyaknya kasus serupa yang terjadi di negeri tercinta. Sebelumnya di awal oktober 2019 juga terjadi kasus di sukabumi seorang ibu tega membunuh anaknya yang masih berusia 5 tahun bahkan incest dengan anak lelakinya. Begitu juga yang terjadi di nganjuk pada agustus lalu, seorang ibu tega membunuh bayinya karena faktor ekonomi. Ya, ekonomi menjadi faktor tertinggi yang melatarbelakangi terjadinya kasus ini.
Tak dipungkiri, sulitnya akses pekerjaan menjadikan angka pengangguran kian meningkat. hal ini berbanding lurus dengan tindak kriminal yang terjadi. Susahnya hidup menjadikan seseorang yang lemah iman mudah melakukan kejahatan kepada siapapun, tak terkecuali terhadap keluarganya sendiri. Mengapa bisa demikian? Padahal Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, lalu mengapa kemiskinan meningkat?
Ya, benar. Indonesia kaya akan SDAnya. Pengelolaan sistem ekonominya menggunakan sistem kapitalisme. Sistem yang menghendaki seluruh kekayaan alam dikuasai oleh para pemodal. Ya, siapapun boleh membeli pulau-pulau atau bahkan lautan, tambang-tambang dan lain sebagainya. Inilah yang menyebabkan tidak meratanya kekayaan di negeri ini. Kekayaan tersebut hanya dapat dirasakan oleh segelintir orang saja (asing dan aseng). Sedangkan masyarakat bawah hanya bisa menelan ludah. Maka, wajar jika kemiskinan meningkat tiap tahunnya juga berbanding lurus dengan tindak kejahatan yang terjadi.
Islam memiliki aturan yang sempurna. Bahkan peraturan ekonomi begitu detail didalamnya. Dalam sistem Islam, tidak akan di biarkan kekayaan alam (harta umum) dimiliki oleh individu. Semua kepemilikan umum akan dikelola oleh negara, hasilnya untuk seluruh rakyatnya. Sejarah telah membuktikan bagaimana peradaban Islam memimpin, sebut saja afrika, dulu pada masa kejayaan Islam, afrika merupakan wilayah yang kaya akan minyaknya. masyarakatnya pun tidak ada yang miskin karena pengelollah minyak untuk kesejahteraan masayarakat, hingga suatu hari begitu sulit didapatkan seseorang yang dapat disantuni zakat. MasyaaAllah begitu luar biasa ketika Islam memimpin. Di dalamnya, setiap individu juga akan tanamkan akidah yang kokoh, sehingga apabila terjadi kesulitan hidup atau kemiskinan takkan berujung melakukan tindakan kriminal.
Selain itu, faktor kedua yang mempengaruhi seorang Ibu tega menyakiti bahkan membunuh buah hatinya, yakni psikologi.
Pada kasus yang terjadi di jakarta barat tersebut, pelaku mengalami stress karena di ancamakan diceraikan sang suami. Stress inilah yang menjadikan pelaku ‘gelap mata’ membunuh anaknya sendiri sebagai pelampiasan.
Wanita adalah sosok yang rentan mengalami stres. Setelah memiliki anak kadang akan mengalami stres yang disebut dengan baby blues. Bila tidak diatasi dengan baik, baby blues bisa mengarah pada depresi. Ini jelas sangat membahayakan kejiwaannya.
Inilah yang harus diperhatikan, bahwa persoalan apapun yang menimpa seorang Ibu akan berefek kepada keluarganya, yang terdekat adalah anak-anaknya.Sistem kapitalisme inilah yang telah memberangus naluri keibuan, hingga banyak ibu tega membunuh buah hatinya. Lalu harus bagaimana?
Negara memiliki andil yang sangat besar dalam hal ini. Penjagaan terhadap psikologi rakyat khususnya para perempuan, bukankah perempuan yang baik dan terjaga akan mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang baik? Oleh karena itu, negara harus memberikan jaminan penjagaan akal sehat dan kesejahteraan kepada para perempuan khususnya dan seluruh rakyat umumnya.
Lihatlah bagaimana Islam begitu memberikan penjagaan terhadap para perempuan. Sebut saja khalifah al-mu’tasimbillah yang mengirimkan ribuan bala tentaranya untuk menjaga seorang perempuan yang dilecehkan oleh salah seorang yahudi. Begitu juga dengan khalifah Umar bin khattab radhiallahu anhu yang memberikan kesejahteraan kepada para perempuan pasca melahirkan, semua kebutuhannya dipenuhi negara, sehingga seorang Ibu hanya fokus untuk merawat anaknya tanpa memikirkan mau makan apa. Hal ini akan menjaga kewarasan seorang Ibu dan akan selalu mengasuh anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Karena memang itulah fitrah seorang Ibu terhadap anak-anaknya. Masyaallah… Tidakkah rindu dengan sistem Islam yang begitu memuliakanmu wahai Ibu?