Wahyu Utami, S.Pd
Guru di Bantul Yogyakarta
Muslimahtimes– Sejak AS dipimpin oleh Presiden Donald Trump pada akhir tahun 2016, hubungan AS-Israel mesra kembali. Kebijakan-kebijakan Presiden Trump memanaskan situasi di sana. Awal tahun 2017 Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota negara Israel. Situasi semakin panas setelah pada tahun 2018 AS memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem. Sikap AS saat itu, memicu gelombang penolakan dimana-mana.
Pada Bulan Maret 2019, presiden Trump semakin arogan dengan menyatakan Dataran Tinggi Golan adalah milik Israel. Awal November 2019 Jalur gaza membara setelah Israel membunuh komandan Jihad Palestina. Serangan roket pejuang Palestina dibalas dengan serangan balasan Israel yang menewaskan 26 warga Palestina pada Rabu (13/11). Sempat terjadi kesepakatan genjatan senjata tetapi 20 November 2019 situasi kembali memanas setelah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyebut pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur legal. Sejak itu, kekerasan pemukim Yahudi semakin menjadi-jadi. Jumat (22/11) beberapa mobil warga palestina di Tepi Barat dibakar. Berbagai coretan juga digoreskan dalam serangan di empat desa di Nablus Tepi Barat. Sabtu (23/11) ratusan pemukim Yahudi menyerang makam yang diyakini sebagai makam Nabi Ibrahim di Hebron. Mereka juga mencegah umat islam mengunjungi lokasi tersebut. Dilaporkan 12 orang termasuk anak-anak terluka dalam peristiwa tersebut. Ahad (22/11) lima warga palestina dilaporkan terluka karena serangan Israel terhadap perumahan di Hebron (Republika, 24/11/2019)
Sikap AS ini menuai reaksi di mana-mana. Seruan agar Israel diseret ke Pengadilan Internasional atau International Court of Justice (IJC) menggema. Seluruh fraksi di Tepi Barat juga sepakat menyerukan aksi unjuk rasa besar-besaran di wilayah itu dengan slogan “Hari Kemarahan” pada senin (25/11) .
Akar Masalah Palestina
Masalah Palestina dimulai sejak wilayah kekhilafahan Turki Ismani dibagi-bagi di antara Negara-negara Eropa pada tahun 1916 M. Pada tahun tersebut, Menlu dua negara (Inggris dan Perancis) yaitu Sykes dan Picot menyepakati perjanjian pembagian wilayah timur tengah bagi dua negara. Palestina ditetapkan sebagai wilayah bebas atau wilayah internasional. Perjanjian ini dikenal sebagai Perjajian Sykes Picot. Setelah itu diadakan Perjanjian Balfour yang menyepakati penyerahan Palestina kepada Yahudi. Inggris dan Perancis memberikan bantuan senjata, harta dll bagi berdirinya Negara Yahudi. Jadi Eropalah yang melahirkan Negara Yahudi Israel.
Dalam perkembangannya Negara Israel terus menerus melakukan perang terhadap negara-negara di sekitarnya terutama Palestina. Satu demi satu wilayah palestina dicaplok Israel. Penderitaan dan kedzoliman terus dialami oleh kaum muslimin di sana. Dengan demikian masalah utama Palestina-Israel adalah perampasan tanah Palestina dengan tujuan memusuhi kaum muslimin di jantung wilayah mayoritas kaum muslimin berada yaitu Timur Tengah. AS saat ini mewarisi sikap kedua negara pendahulunya yaitu Inggris dan Perancis. AS terus menjadikan konflik Palestina-Israel sebagai krisis yang berlarut-larut dan berkepanjangan.
Solusi Masalah Palestina
Dari sikap AS ini, jelas sekali keberpihakan negara tersebut kepada Israel. Israel adalah “Golden Boy” AS di Timur Tengah. Tidak selayaknya kaum muslimin membiarkan masalah Palestina-Israel disetir oleh AS. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan kaum muslimin yaitu :
Pertama, menyadari bahwa persoalan Palestina adalah persoalan kaum muslimin di seluruh dunia karena rakyat Palestina adalah saudara seakidah. Rasululloh SAW bersabda “Perumpamaan orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit, maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam” (HR Bukhari Muslim).
Kedua, kaum muslimin di seluruh dunia harus menekan para penguasa mereka agar menyeret Israel ke pengadilan internasional dan menghentikan segala hubungan apapun dengan Israel. Para penguasa kaum muslimin juga harus berani melawan semua kebijakan AS yang selalu memihak Israel.
Ketiga, menyerukan jihad kepada kaum muslimin untuk membantu palestina karena Israel telah menjajah Palestina.
Keempat, terus menerus menyerukan pentingnya persatuan kaum muslimin di dalam sebuah institusi yang satu yaitu khilafah islamiyah yang mampu melindungi kaum muslimin dari segala bentuk penindasan dan kesewang-wenangan.
Itulah empat hal yang harus dilakukan kaum muslimin saat ini agar masalah Palestina bisa terselesaikan dan bisa menghentikan sikap arogan AS-Israel. Tidak selayaknya kita hanya berdiam diri dan hanya berani mengutuk dan tidak melakukan tindakan apapun. Kemuliaan itu hanya milik Alloh dan kepada-Nyalah kita akan kembali. Alloh berfirman di dalam QS Fathir ayat 10 yang artinya :“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Alloh-lah kemuliaan itu semuanya.”