Husnul Aida
Muslimah Aktivis Dakwah
MuslimahTimes– Sejak awal dilantik sebagai Menteri Agama, Fachrul Razi menuai kontroversi di tengah publik. Belum reda wacana pelarangan cadar dan celana cingkrang bagi ASN, muncul wacana yang memprihatinkan bagi umat islam, yaitu perombakan buku pelajaran agama Islam.
Tak tanggung-tanggung, ada 155 buku yang sedang dalam proses perombakan. Perombakan buku-buku tesebut diberlakukan untuk buku materi pelajaran agama, mulai kelas 1 SD-12 SMA. Alasan utama buku-buku tersebut dirombak menurut Menag, karena mengandung konten bermasalah, yaitu Khilafah (cnnindonesia.com, 12/11/2019).
Searah dengan program deradikalisasi dalam dunia pendidikan, wacana perombakan tersebut mendapat dukungan penuh dari Mendikbud, Nadiem Makarim.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin, menuturkan bahwa konten Khilafah termasuk konten bermasalah, karena berpotensi dimaknai salah oleh peserta didik. Selain itu, Kamarudin Amin menyatakan bahwa perombakan itu bertujuan untuk menjelaskan bahwa Khilafah itu ada dalam sejarah, tapi tidak serta merta bisa diterapkan di Indonesia saat ini. Oleh karena itu,Kemenag menganggap penting untuk segera melakukan penulisan ulang buku agama Islam. Di mana buku-buku tersebut akan diimplementasikan pada tahun ajaran baru 2020.
Kini, tak lagi sekedar wacana, perombakan buku agama tengah dilakukan oleh Kemenag. Terbukti dalam Surat Edaran B-4339.4/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/12/2019 yang ditandatangani Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag Ahmad Umar. Disebutkan bahwa Kemenag melakukan revisi terhadap kompetensi inti dan kompetensi dasar (KI-KD), berupa konten-konten ajaran terkait khilafah dan jihad, untuk pengarusutamaan moderasi beragama serta pencegahan paham radikalisme di satuan pendidikan madrasah (cnnindonesia.com, 8/12/2019).
Inilah ironi kaum muslim yang masih terperangkap dalam ilusi demokrasi. Jaminan kebebasan yang selalu digembor-gemborkan tidak berlaku bagi umat Islam. Faktanya, semua wacana dan kebijakan rezim semakin mengokohkan bahwa penguasa dengan seperangkat aturan dan kebijakannya saat ini secara masif sedang menjauhkan umat Islam dari ajaran dan syariatNya yang sempurna.
Mengajarkan pendidikan agama adalah salah satu upaya agar generasi memahami dan mengamalkan ajaran agamanya dengan sempurna. Syariat Islam mewajibkan pemeluknya untuk menerima dan menerapkan syariat secara utuh/ keseluruhan, bukan sesuai keinginan. Termasuk Khilafah sebagai ajaran agama Islam.
Lantas, jika perombakan buku-buku agama dikhususkan untuk menghilangkan/menghapus materi Khilafah sebagai ajaran Islam, di mana hak umat Islam yang katanya kebebasan beragama dijamin undang-undang?
Selain itu, perombakan buku ini bertujuan untuk memordenisasi Islam. Artinya, Islam akan dicitrakan sebagaimana agama-agama lain yang dinilai lebih modern, terbuka dan toleran. Padahal sepanjang sejarah, Islamlah yang telah sukses mengajarkan dan menerapkan toleransi yang sesungguhnya. Bahkan hal tersebut telah diakui bukan hanya oleh kaum muslim, tapi juga non-muslim.
Makin nyata, Islam dengan kesempurnaan ajarannya tidak hanya dibatasi, bahkan dibenci dan dimusuhi oleh penguasa dan segenap jajarannya. Bukan hanya dalam tataran untuk mengamalkannya, bahkan dalam tataran ajaran dan pemikirannya.
Secara logika, memang sulit dipercaya, penguasa dan para pejabat muslim membenci bahkan memusuhi ajaran agamanya sendiri. Kementerian Agama yang seharusnya berperan aktif memahamkan dan menerapkan ajaran agama, justru berada di barisan yang berseberangan dengan ajaran agama Islam. Namun, semua ini adalah fakta yang tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh negeri-negeri muslim di dunia. Penerapan Islam secara kaffah adalah ancaman berbahaya bagi mereka,meskipun masih berupa pemikiran.
Khilafah sebagai ajaran Islam merupakan ancaman kehancuran bagi sistem kapitalisme saat ini. Oleh karena itu, sekecil apapun kekuatan dan pergerakan menuju kebangkitan Islam, akan dihadang dan dihancurkan. Barat sebagai pengemban ideologi kapitalisme, memahami bahwa kekuatan Islam takkan terkalahkan. Selama 14 abad Islam memimpin peradaban dunia, adalah fakta sejarah yang tak terbantahkan.
Semua itu, karena Islam adalah ideologi yang mempunyai kekuatan yang dahsyat, yang pasti akan menghancurkan peradaban Barat yang susah payah telah mereka bangun dan saat ini sedang mengalami kemunduran. Mereka memahami, bahwa umat Islam tidak bisa dimusuhi secara langsung selama bisa dikendalikan kekuatannya melalui penguasa kaum muslim sendiri yang menjadi agen-agen Barat.
Inilah ketakutan kaum kafir Barat atas tegaknya kembali Khilafah ‘Ala Min hajin Nubuwwah. Ketakutan tersebut ditularkan kepada kaum muslim sendiri hingga mereka tidak sadar bahwa mereka telah memusuhi ajaran Allah dan RasulNya. Mereka pun tak merasa bahwa telah memusuhi saudara-saudara mereka sendiri. Hanya karena menyampaikan Khilafah ajaran Islam, umat Islam dituduh intoleran dan radikalis.
Begitulah peran para agen Barat dalam memusuhi umat Islam. Khilafah sebagai ajaran Islam akan mereka berangus hingga tak tersisa, meski baru berupa mata pelajaran. Mereka hendak memadamkan cahaya agama Allah dengan mulut-mulut kotor mereka yang penuh dengan dosa. Namun masih tak cukup. Mereka menjadikan kekuasaan dan kekuatan mereka untuk menghadang kekuatan Islam. Sungguh, Allah Dzat Pemilik Alam Semesta justru akan menyinari dunia dengan cahaya Islam.
Wallahu A’lam Bishowab.