Oleh : Antika Rahmawati
Mahasiswa STMIK Muhamadiyah Matraman Jakarta
#MuslimahTimes — Uyghur adalah negara yang minoritas etnis muslim yang berkebangsaan Turkistan Timur. Yang kemudian mereka dikuasai oleh komunis China hingga mereka di siksa dengan berbagai macam cara agar mereka melepas identitas mereka sebagai seorang muslim. Saat itu isu penahanan Muslim Uyghur pada kamp konsentrasi dengan alasan untuk menerima pendidikan ulang, dibalik kekejaman komunis china pada muslim Uyghur pasti ada alasan tersendiri. Selain wilayah Uyghur adalah wilayah yang sangat strategis dan menguntungkan pemerintah China, China juga berniat menguasai Sumber Daya Alamnya yang ada pada wilayah itu. Konflik antara China dengan Muslim Uyghur itu telah lama terjadi, pernah pula dikabarkan pada media sosial Merdeka.com, ketika pecah perang dunia, warga Xinjiang berusaha bergabung dengan Soviet. Upaya itu berakhir, ketika pasukan nasionalis kiriman Beijing akhirnya kembali memaksa warga Uyghur bertahan dalam wilayah kedaulatan Republik Rakyat China pada 194 (Merdeka.com 2015).
Dan saat itu, petinggi Beijing menyematkan bahwa Muslim Uyghur sebagai pemberontak. Muncul pula kebijakan diskriminatif antara etnis Han dan etnis Uyghur di atas kebijakan Negara RRC tersebut. Hingga saat ini kabar itu kembali bergejolak karena penyiksaan demi penyiksaan dilakukan, tanpa ada satupun negara muslim yang membantu untuk memerangi negara komunis China itu.
Padahal, dalam Islam, seorang muslim yang satu dengan yang lain bagaikan satu tubuh, ketika satu tubuh merasakan sakit maka tubuh yang lain akan merasakan sakit pula. Kembali pada pokok permasalahan mencuat kembali kasus Uyghur ke ranah publik, bahwa petinggi agama telah menerima bantuan dari China untuk bungkam masalah yang terjadi pada muslim Uyghur.
Pasalnya, kasus Uyghur yang kembali mencuat setelah sekian lama senyap. Diberitakan bahwa Xinjiang saat ini tengah menjadi sorotan. Wilayah itu diduga menjadi tempat diskriminasi dan persekusi terhadap etnis Muslim Uyghur (liputan6. com).
Oleh sebab itu, pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI secara berkelanjutan meminta pemerintah China memberikan informasi terkait perkembangan di wilayah tersebut. Menurut Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah, Indonesia telah dan akan terus melakukan pendekatan melalui komunikasi bilateral dengan pemerintah China untuk membahas isu Xinjiang.
“Jadi waktu ke waktu (komunikasi terus dilakukan), menunjukkan keseriusan kita untuk mengetahui perkembangan di lapangan,” kata Faizasyah saat ditemui di Jakarta, Jumat 20 Desember 2019 (Antaranews.com).
Terkait fakta lain yang lebih mengejutkan umat muslimya itu bantuan yang diberikan China pada sejumlah ormas. Hal ini menimbulkan pernyataan petinggi ormas yang terkait. Bahwa semua warga termasuk kaum muslim untuk tidak mempercayai pemberitaan pada media manapun termasuk media internasional untuk memahami situasi di Xinjiang (CNN.com).
Bagaimana ini akan menyelesaikan masalah muslim yang ada di dunia? Kalau hanya karena materi saja mudah dibungkam? Apakah Allah akan ridho melihat hamba-Nya menjual agamanya demi materi semata? Sungguh Rasulallah tak pernah meninggalkan jalan dakwah dan jihad hanya karena materi dan kenikamatan duniawi. Apalagi mereka para wartawan dan akademisi juga ikut berubah fikiran setelah China mengalihkan isu tersebut dengan mengubah kamp yang jauh dari kesan seperti penajara. Bukankah Rasulallah Shalallahu’alaihiwasallampernah bersabda :“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak boleh ia menzalimi dan membiarkannya (dalam bahaya), siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya”(HR. Bukharidan Muslim).
Siapa yang menolong saudaranya maka Allah SWT yang akan langsung memberikan pertolongan kepadanya. Dan pertolongan dari Allah SWT itu mencakup di dunia dan akhirat. Sudah jelas bahwa hal tersebut karena sistem kapitalis yang nyata jahatnya bagi kaum muslim, tidak adanya perisai yang menaungi umat muslim menyebabkan berbagai penderitaan yang tak kunjung usai. Permasalahannya yaitu satu, melenyapkan Islam di muka bumi ini bahkan mengubah pemikiran kaum muslim agar tidak berpegang teguh pada agamanya.
Solusi dari kejadian ini yaitu membutuhkan kader-kader dakwah yang berani menyuarakan Islam dengan lantang lewat aksi amar ma’ruf nahi munkar, bukan sekedar menggelar doa dan zikir bersama untuk menyelesaikan masalah tersebut. Seperti kasus adanya bantuan China terhadap sejumlah ormas, melainkan hanya tipu muslihat untuk menjadikan oknum ormas sebagai corong China untuk memberi informasi kepada umat Islam. Padahal, merekadi jadikan alat untuk memuluskan imperialisme China di Xinjiang.
Perjuangan dan kontribusi umat muslim sangatlah diperlukan. Untuk saat ini saja, seharusnya kaum muslimin menyadari bahwa penderitaan muslim di Uyghur merupakan bagian dari rasa sakit mereka pula walaupun pada kenyataannya mereka jauh karena jarak. Tetaplah mereka masih saudara seiman kita, seharusnya kitalah yang menolong mereka dengan menghentikan kebijakan mereka dan membebaskan kaum Muslim Uyghur. Karena muslim satu dengan yang lain adalah satu tubuh. Maka bersatu mempersatukan ukhuwah dan aqidah akan membangun kesadaran tiap umat untuk bagaimana memperjuangkan saudara-saudara kita yang tengah meminta bantuan di Xinjiang.