Menakar Posisi Indonesia terhadap Virus Corona
Oleh : Salma Shakila
Muslimahtimes – Berita tentang virus Corona semakin massif. Menurut kumparan.com (28/01/2020) korban meninggal mencapai 102 orang. Tapi bisa jadi Cina berbohong melihat gambaran besarnya penyebaran suspect virus ini di Wuhan. Beberapa hari yang lalu pun diberitakan ada salah satu dokter yang menangani kasus virus corona dinyatakan meninggal. Ada juga satu orang yang dinyatakan sembuh dari virus corona.
Virus corona kemunculan pertamanya berasal dari kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada awalnya penyebaran virus diduga akibat gaya hidup orang Cina yang gemar makan daging dari hewan liar seperti ular, kelelawar, tikus dan lain sebagainya. Penduduk Cina memakan ini sekadar gaya hidup dan mencari sensasi dengan makan makanan yang ekstrim. Selain itu jika memakan makanan tersebut dikatakan seseorang itu berstatus tinggi.
Tapi kemudian juga beredar kabar yang berspekulasi bahwa wabah virus semakin menyebar sehingga harus mengkarantinakan lebih dari 41 juta warga Cina dikarenakan ada kebocoran virus Corona yang sedang diproduksi di salah satu laboratorium penelitian virus, Institut Virologi Wuhan, Cina. Hal ini terkait dengan pengadaan virus sebagai senjata biologis Cina. Laboratorium ini satu-satunya di Cina yang memproduksi virus-virus mematikan. Qodarullah tapi hal ini ternyata malah menjadikan tuannya sebagai korban.
Penyebaran virus ini yang begitu cepat sangat menakutkan terlebih virus ini mudah menyesuaikan dengan suhu udara yang ada. Virus bisa bertahan di udara dan menyesuaikan lebih dari 3 jam. Penyebarannya bisa hanya lewat media udara tanpa bersentuhan secara langsung. Untuk itu banyak negara yang melarang turis Cina masuk ke negara mereka. Inggris mengeluarkan travel warning, Mongolia menutup perbatasan dengan Cina, Filipina memulangkan 500 turis asal Cina demi menjaga penyebaran virus Corona di negara mereka.
=====
Namun, entah apa yang merasuki pemimpin-pemimpin negeri ini? Yang begitu santai menanggapi penyebaran virus yang kini sudah menyebar lebih dari 14 negara. Presiden dan Menteri Kesehatan sama-sama meminta masyarakat untuk tidak panik dan bersikap santai dalam menanggapi virus Corona. Menkes sendiri menyatakan solusi penyebaran virus corona adalah dengan berdoa.
Hampir 200 orang mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Wuhan, belum mendapat kejelasan soal evakuasi mereka padahal kehidupan mereka di Wuhan semakin sulit. Pasokan makanan dan air minum semakin menipis karena tidak lancar distribusinya. Padahal Jepang menyewa helikopter untuk menjemput warga negara mereka yang ada di Wuhan.
Pemerintah Indonesia juga tetap memutuskan menerima turis asal Cina yang mau melancong ke Indonesia. Padahal banyak negara-negara lain memperketat masuknya warga negara Cina dan memilih memulangkan warga negara yang berkunjung ke negara mereka. Mereka diterima dengan alasan HAM. Padahal jika itu hanya sekadar turis yang datang melancong, berwisata kan mereka bisa menunda perjalanan di lain waktu. Setelah masalah virus ini sudah teratasi.
Pemerintah terkesan kurang melindungi warganya. Bukankah suspect sudah sampai ke Malaysia, negara yang dekat dengan Indonesia? Indonesia mulai memeriksa orang-orang yang diduga terkena virus corona seperti pasien-pasien yang ditemui di Cirebon, Bandung, Surabaya, Jakarta, Jambi, dll.
====
Pemerintah Indonesia seharusnya lebih memperhatikan rakyatnya. Bukankah Indonesia seharusnya mengeluarkan travel warning pada Cina seperti negara-negara yang lain? Lemahnya sikap Indonesia ini disinyalir karena Cina merupakan negara paling berpengaruh di Indonesia. Jadi mereka lebih memilih untuk membela tuannya daripada melindungi rakyat Indonesia dari penyebaran virus ini.
Kita harus tetap berharap pemerintah bisa merealisasikan janjinya yang akan menyiapkan 100 rumah sakit untuk tempat isolasi pasien suspect virus corona. Kemudian juga mengirim bantuan makanan halal untuk WNI yang tinggal di Wuhan. Serta merealisasikan rencana pemulangan ratusan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Wuhan dengan tetap memperhatikan standar pasca karantina hingga tiba di dalam negeri.
Duhai pemimpin, jangan lupakan kami, rakyatmu. Yang harusnya lebih utama kalian urus daripada tuanmu yang telah mencuri banyak dari negeri ini.
Wallahu alam bis showab.