Oleh: Hana Annisa Afriliani.S.S
(Penulis Buku dan Aktivis Dakwah)
Muslimahtimes- Hari tanpa Hijab. Itulah yang sedang di kampanyekan oleh Komunitas Hijrah Indonesia via media sosial. Bahkan mereka membuka sayembara untuk para Muslimah agar berfoto tanpa menggunakan hijab/kerudung/niqab/dll.
Kemudian memberi caption atas foto tersebut. Sejauh ini, grup Facebook Hijrah Indonesia telah diikuti oleh 9735 anggota.
Adalah Yasmin Mohammad, pelopor penyelenggaraan kampanye tersebut. Dia adalah seorang wanita Iran yang pada 2018 lalu video aksi buka hijabnya viral di dunia Maya. Dia adalah aktivis liberal yang gencar mengkampanyekan #FreeFromHijab.
Dan faktanya pengikut pemikirannya telah sampai ke bumi pertiwi. Bahkan dibuat komunitas tersendiri demi memfasilitasi tersebarnya kampanye tersebut.
Adapun alasan diadakannya kampanye ini menurut Hijrah Indonesia adalah: (1) Hijabisasi baru marak tiga dekade terakhir; Niqabisasi marak satu dekade terakhir. (2) Tidak semua ulama, tarekat dan sarjana KeIslaman mendakwahkan dan bersetuju dengan hijabisasi maupun niqabisasi. Pandangan mengenai batasan aurat berbeda-beda. (3) Kita berdiam di rumah, berada di habitat, berkebutuhan, bekerja, dan atau memiliki fisik, yang kesemuanya berbeda-beda. (4) Kebutuhan vitamin D, terutama yang mendesak.
Jelaslah bahwa kampanye tersebut sangat berbahaya, maka wajib kita mengkritisinya. Mengapa? Sebab sejatinya, perintah wajibnya menggunakan hijab bagi Muslimah yang sudah baligh (mendapatkan menstruasi) telah jelas dalam nash-nash syara, baik Alquran maupun Hadits. Tak ada ikhtilaf.
Hijab artinya penghalang, berupa kain. Komponennya terdiri atas 2, yakni jilbab (pakaian: gamis) dan khimar (kerudung). Keduanya wajib dikenakan oleh Muslimah. Mengabaikannya berarti dosa.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Berdasarkan hadist Abu Daud, dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, beliau berkata,
Arab:
أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ
Artinya: Asma’ binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan memakai pakaian yang tipis. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun berpaling darinya dan bersabda, ‘Wahai Asma, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haidh (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini’, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya.
Allah Swt berfirman:
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59).
Allah Swt berfirman:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka…” (QS. An-Nur: 31).
Maka, mengampanyekan hari tanpa hijab sama saja mengampanyekan penentangan terhadap ajaran Islam. Sedangkan menentang syariat sama saja menantang Allah Swt. Naudzubillahi Min Dzalik…!
Hijab bukan budaya Arab, tapi hijab adalah perintah Allah. Ajaran Islam. Bagaimana mungkin dituding budaya Arab jika sebelum datangnya Islam saja orang-orang Arab tak berhijab? Ini jelas tudingan yang sangat dipaksakan.
Di sisi lain, sesungguhnya ada agenda besar yang sedang diusung di balik kampanye #NoHijabDay, yakni agenda mengukuhkan liberalisme. Mereka mengotak-atik dalil agama sesuai hawa nafsu dan menafsirkan kitab suci dengan sudut pandangan moderat. Jelas hal tersebut sangat lah menyesatkan.
Oleh karena itu, wajib bagi setiap Muslim untuk menolak kampanye tersebut dan berupaya memahamkan para Muslimah agar tak terbawa arus opini sesat yang disuarakan para pegiat liberalisme. Sesungguhnya mereka berkepentingan menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya sendiri. Mereka berusaha menancapkan sekularisme jauh lebih dalam di tubuh umat. Maka, waspadalah!