Judul Buku   : Sejarah Bangsa Tartar
Penulis       : Prof. Dr. Raghib As Sirjani
Penerbit      : Pustaka Al Kautsar
Tahun Terbit  : Desember 2019
Halaman     : 606
Peresensi     : Rizka (Komunitas Bacayuk)
#MuslimahTimes — Abad ketujuh dunia terbagi ke dalam tiga kekuatan besar yaitu; Islam, Pasukan Salib dan Pasukan Tartar. Namun, pada masa itu dunia Islam mengalami kemunduran dan lemah. Kaum muslimin terpisah dalam tujuh kelompok yang bukan saja saling bertikai akan tetapi juga saling melemahkan. Mereka disibukan oleh kemewahan, menumpuk harta dan hiburan. Ada Dinasti Abbasiyah yang kehilangan perannya sebagai penguasa tunggal dalam pemerintahan Islam. Khalifah bukan lagi sebagai pemimpin politik dan spiritual, ia hanya sebagai lambang penguasa yang kehilangan kewibawaan sebagai penguasa.
Dinasti Ayyubiyah yang merupakan keemiran yang melingkupi wilayah Syam, Mesir, Hijaz dan Yaman, yang saling bertikai setelah kematian sang legenda, Shalahuddin al Ayyubi. Andalusia pun mengalami pelemahan yang sangat signifikan. Di sepanjang Asia Tengah ada Dinasti Khawarizmi yang bermahzab Syiah yang sangat gemar melakukan kudeta terhadap pemerintahan Sunni. Gauri di India yang saling bertikai dengan al Khawarizmi. Di Persia (Iran modern) ada mahzab Ismailiyah Bathiniyah yang selalu melakukan penyimpangan dari akidah Islam, penyesatan dalam agama dan mengubah sistem pemerintahan dan menjadi tersangka utama pelaku pembunuhan para tokoh. Di sisi lain Dinasti Saljuk menguasai wilayah-wilayah vital yang senantiasa bergeser kepentingan dengan imperium Romawi Byzantium.Â
Di lain pihak kekuatan kedua dikuasai oleh pasukan salib yang merupakan gabungan kekuatan dari kerajaan-kerajaan yang ada di kawasan Eropa Barat. Selain itu pasukan salib gabungan ini juga mendapat bantuan dari kerajaan Romawi yang meruakan kerajaan besar namun tak lagi memiliki kekuatan yang berpengaruh pada masa itu. Kerajaan Armenia yang senantiasa melakukan penyerangan terhadap Dinasti Saljuk. Kerajaan Al Kurj yang senantiasa melakukan penyerangan terhadap Dinasti al Khawarizmi. Dan pemerintahan-pemerintahan Salib yang terdapat di wilayah Syam yang merupakan wilayah aneksasi dari kerajaan Romawi Byzantium.Â
Kekuatan ketiga adalah kekuatan bangsa Tartar. Bangsa ini sebelumnya adalah bangsa yang mendiami wilayah gurun Ghobi di Cina bagian utara. Bangsa yang tak memiliki pengaruh sama sekali pada awalnya. Suku-suku yang saling bertikai satu sama lain yang tanpa masa depan dan hidup nomaden. Adalah Jenghis Khan yang membuat Tartar menjadi bangsa terkuat di masa lalu. Khan mampu menyatukan suku-suku yang saling bertikai dan tunduk dalam kekuasaannya.
Cita-cita sang Khan hanya satu, yaitu menyatukan dunia di bawah kaki kekuasaannya. Satu persatu kekuasaan jatuh ke tangan Tartar. Dinasti Song jatuh akibat penyerangan besar-besaran dan digantikan dengan Dinasti Ming yang merupakan perpaduan kekuasaan antara Tartar dan Han. Dan yang paling tragis adalah penyerangan yang dilakukan oleh Tartar untuk menjatuhkan kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Penyerangan terhadap Baghdad berawal dari kesalahan khalifah yang melakukan pembunuhan terhadap duta Khan. Kematian duta tersebut tentu saja tidak dapat dimaafkan oleh Khan. Maka khan mengutus sekitar 12 ribu pasukan untuk melakukan penyerangan terhadap Ibukota Abbasiyah tersebut. Di sisi lain Abbasiyah pada masa itu tidak memiliki kekuatan apapun untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap penyerangan tersebut selain bertahan dalam benteng-benteng ibu kota yang semakin rapuh.
Pasukan Tartar terkenal dengan pasukan yang gesit, kejam dan memilik kesabaran yag sangat luar biasa. Mereka mampu melakukan pengepungan hingga berbulan-bulan lamanya dan tentu saja membuat psikis lawan yang terkepung menjadi lemah. Mereka dikenal juga sebagai pasukan yang sadis dan keji. Tak sungkan-sungkan melakukan pembunuhan terhadap lawan walaupun seorang anak kecil sekalipun. Penyerangan demi penyerangan terus dilakukanoleh Tartar. Danwilayah kekuasaan Abbasiyah semaki mengecil. Kekuatannya pun semakin hilang. Petikaian, perebutan kekuasaan intern menjadikan Abbasiyah tak berkutik melakukan perlawanan dan kehilangan kekuasaannya.Â
Kemunculan Mameluk menjadi lawan tangguh bagi Tartar. Mameluk Diasti yang muncul dari keturunan turki memiliki daya juang dan daya perang yang sama tangguhnya dengan pasukan Tartar. Di bawah kepemimpinan Saifuddin Qutuz dalam perang Ain Jalut, mampu mengembalikan wilayah dan kemulian kaum muslimin. Buku yang layak dibaca dan di koleksi. []