Di balik Selebrasi Valentine’s Day
Oleh : Heni Andriani
(Ibu Pemerhati Umat dan Member Akademi Menulis Kreatif )
Muslimahtimes – Tanggal 14 Februari bagi kalangan remaja sudah tidak asing lagi dengan perayaan Valentine Day. Sebuah perayaan dalam memberikan perhatian kasih dan sayang terhadap orang yang dikasihinya. Pada hari tersebut semua orang di seluruh dunia banyak yang mengikuti baik Islam maupun nonmuslim. Meski pada faktanya pelegalan melakukan kemaksiatan dan zina.
Berapa banyak korban akibat hari tersebut yang kehilangan harga diri dan kehormatan seorang muslim. Sebuah fakta yang sangat menyesakkan dada. Kondisi ini menyerang para generasi muda terutama bagi mereka yang tidak memiliki akidah kuat akan mudah terbawa arus perayaan tersebut.
Budaya bejat dan penuh kemaksiatan dengan mengatas namakan cinta semu seolah menjadi suatu bagian yang tak terpisahkan. Berlomba lomba merayakan hari kasih sayang tersebut dari yang sederhana memberi coklat dengan nuansa pink hingga pesta seks bertukar pasangan. Sebuah fenomena yang sangat menyedihkan.
Valentine dari tahun ke tahun seolah tak padam justru semakin semarak apalagi kondisi ini dimanfaatkan oleh para kapitalis untuk menjajakan berbagai pernak-pernik serta atribut pendukungnya. Alhasil keuntungan terus teraup dan pundi-pundi rupiah pun terkumpul.
Berbagai nasihat, imbauan para ulama, ustaz-ustazah tidak digubris dengan menganggapnya sebagai perayaan budaya remaja saja. Padahal dibalik itu ada misi yang disiapkan untuk menerkam para generasi muda.
Arus globalisasi menjadikan budaya Valentine makin mendunia hingga menyasar ke negeri-negeri muslim. Budaya free seks, liberal, hedonis dan cuek terhadap segala aturan agama telah menjadi bagian dari kehidupan remaja sekarang. Istilah budak cinta (Bucin) dari hari ke hari semakin menggila berlindung di perayaan Valentine.
Sudah sepatutnya kita mengetahui bahwa Valentine Day bukan merupakan budaya yang berasal dari Islam.
Ada berbagai versi tentang Valentine tetapi memang semuanya samar dan jelas-jelas mengandung kesyirikan. Mengutip penjelasan ustadzah Hj Irene Handono yaitu :
1. St Valentine adalah seorang pemuda bernama Valentino yang kematiannya pada 14 Februari 269 M karena eksekusi oleh Raja Romawi, Claudius II (265-270). Eksekusi yang didapatnya ini karena perbuatannya yang menentang ketetapan raja, memimpin gerakan yang menolak wajib militer dan menikahkan pasangan muda-mudi, yang hal tersebut justru dilarang. Karena pada saat itu aturan yang ditetapkan adalah boleh menikah jika sudah mengikuti wajib militer
Kedua, Valentine seorang pastor di Roma yang berani menentang Raja Claudius II dengan menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan menolak menyembah dewa-dewa Romawi. Ia kemudian meninggal karena dibunuh dan oleh gereja dianggap sebagai orang suci
Ketiga, seorang yang meninggal dan dianggap sebagai martir, terjadi di Afrika di sebuah provinsi Romawi. Meninggal pada pertengahan abad ke-3 Masehi. Dia juga bernama Valentine.
Dengan demikian budaya Valentine’s Day mengandung sinkretisme agama. Sebuah ide kufur yang harus di waspadai dan sengaja digaungkan oleh sistem demokrasi kapitalis sekuler untuk menghancurkan generasi muda khususnya umumnya umat Islam.
Ingatlah terhadap firman Allah Swt :
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. Dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah : 120
Sudah saatnya kita selaku umat Islam untuk meningkatkan kualitas keimanan dan berpegang teguh kepada syariat Allah Swt . karena setiap apapun yang kita lakukan kelak akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Jangan sampai kita menyesal nanti dengan turut perayaan yang jelas – jelas menghancurkan akidah serta iman.
Selain itu juga kita harus bersemangat untuk memperjuangkan ajaran Islam untuk bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui institusi negara sehingga budaya-budaya Barat yang tidak sesuai aturan Allah Swt bisa segera dihapuskan . sebab hanya dengan sistem Islamlah akan lahir generasi yang berkualitas bukan generasi bucin atau generasi yang suka memfolower budaya Barat.
Wallahu a’lam bi ash-shawab