Oleh: Trisnawaty Amatullah
Muslimahtimes– Islam moderat pesanan Barat terus dimasifkan di dunia Islam. Arahnya jelas untuk membendung Islam politik (khilafah). Barat menyadari sepenuhnya, munculnya kesadaran global tentang khilafah terutama direpresentasi oleh negeri Muslim terbesar di dunia semacam Indonesia, pasti akan berdampak buruk bagi hegemoni kapitalisme dan penjajahan mereka yang sudah berlangsung lama. Penting untuk kita menelusuri istilah ‘moderat’ atau jalan tengah sebenarnya mulai dikenal luas pada masa abad pencerahan di Eropa. Ketika terjadi konflik antara pihak gerejawan yang menginginkan dominasi agama dalam kehidupan rakyat. Di kubu lain, kaum revolusioner dari kelompok filosof menginginkan penghapusan peran agama dalam kehidupan. Hasilnya, sikap kompromi. Sikap ini kemudian dikenal dengan istilah sekularisme, pemisahan agama dari kehidupan publik. Karenanya, islam moderat sesungguhnya sekedar eufemisme dari sekularisme kapitalisme global. Digunakan oleh Barat sebagai tameng dalam mengemban ideolginya.
Agenda Islam Moderat
Menjadi sebuah sunnatullah terjadi pertarungan antara hak dan bathil. Kekufuran (kapitalisme) diembang oleh Amerika Serikat dan Islam. Meski hari ini Islam sebagai kekuatan politik tidak diembang oleh sebuah negara. Tapi Barat menyadari kebangkitan Islam bukan sebuah teori. George Bush saat berpidato 6 Oktober 2005 mengungkapkan “Tujuan ideologi Islam untuk mendirikan pemerintahan Islam dunia yaitu imperium Islam dari Maroko sampai Indonesia. Menyatukan umat islam di seluruh dunia dan menggantikan pemerintahan moderat di negeri-negeri Islam”. untuk membendung itu, AS merancang pendekatan amat halus. Pada tahun 2003, Amerika membiayai Rand Corporation, sebuah lembaga riset kebijakan global berbasis di AS untuk mengkaji perkembangan Islam. Rancangan Rand Corporation menjadikan Indonesia sebagai poros Islam moderat dan sebagai penjaganya. Islam moderat terus dipropagandakan. Siapa muslim moderat versi Rand Corporation?. Cirinya: 1. Pendukung demokrasi, 2. Pejuang hak-hak manusia, kesetaraan gender dan kebebasan beragama, 3. Menghargai pluralisme, 4. Menerima sumber hukum yang bukan mazhab, 5. Menantang terorisme.
Strategi Proxy War
Lebih jauh lagi, dari hasil kajian teknik berjudul “Civil Democratic Islam”, membagi umat Islam ke dalam empat kelompok, diantaranya :
1. Kelompok fundamentalis, didefinisikan sebagai kalangan yang menolak demokrasi dan budaya barat. Menginginkan sebuah negara otoritarian yang menerapkan hukum Islam. Menggunakan penemuan dan teknologi modern untuk mencapai tujuan mereka.
2. Kelompok tradisionalis, dicirikan sebagai suatu masyarakat konservatif. Mencurigai modernitas, inovasi dan perubahan.
3. Kelompok modernis, menginginkan dunia Islam menjadi bagian modernitas global. Mereka ingin memodernkan dan mereformasi Islam dan menyesuaikannya dengan zaman.
4. Kelompok sekuleris, dicirikan sebagai kalangan yang menginginkan dunia Islam dapat menerima pemisahan antara agama dan negara seperti yang dilakukan negara-negara demokrasi barat. Membatasi agama hanya pada lingkup individu.
Lembaga think thank Amerika mengawal langkah-langkah yang perlu diambil oleh kelompok modernis, kaum tradisionalis dalam menantang kaum fundamentalis dan mendukung kaum sekuler secara selektif. Empat tahun kemudian Rand Corporation mengeluarkan laporan setebal 217 halaman berjudul “Building Moderate Muslim Network”. Berisi langkah-langkah untuk mengatasi fundamentalisme. Di dalamnya ada rekomendasi kepada pemerintah Amerika untuk mewujudkan ketidakseimbangan kekuatan antara Muslim radikal-fundamentalis dan Muslim moderat-liberal. Caranya dengan mendukung kalangan Muslim moderat-liberal sekuler untuk ‘menyerang’ kalangan muslim yang ingin menegakkan Islam secara kaffah. Mereka sebut kalangan radikal-fundamentalis. Pengelompokan ini sebenarnya murni merupakan bagian dari strategi Barat untuk menghancurkan islam. Sebagaimana dituangkan dalam dokumen Rand Corporation. Sebuah strategi dalam dunia militer dikenal sebagai proxy war atau perang proksi. Perang yang terjadi ketika lawan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti. Sebuah strategi yang digunakan barat untuk membendung kebangkitan islam (khilafah). Memfokuskan upaya penghancuran islam dari dalam melaui kaki tangan para boneka (antek). Baik melalui pemerintah yang berkuasa, elit politik, maupun tokoh masyarakat. Dibangun dengan dasar falsafah “devide et impera” atau politik pecah-belah.
Mengembalikan Khilafah Ke Pangkuan Umat Islam
Berbicara tentang islam maka sesungguhnya islam itu satu. Syeikh Taqiyuddin an Nabhani dalam kitabnya ‘Peraturan Hidup dalam Islam’ menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw. Mengatur hubungan manusia dengan Khaliq-nya, mencakup aqidah dan ibadah. Hubungan dengan dirinya mencakup perkara akhlak, makanan dan pakaian. Hubungan manusia dengan sesamanya, mencakup perkara mu’amalah dan uqubat (sanksi). Dengan demikian Islam yang satu adalah islam kaffah. Yaitu islam ideologi mengatur seluruh aspek kehidupan. Tidak mengenal perubahan zaman dan waktu. Islam yang pernah diterapkan oleh Rasulullah Saw. Sejak berada di Madinah hingga jatuhnya Daulah Islamiyah terakhir ke tangan penjajah 1924 M. kehancuran Daulah Islamiyah (khilafah) menjadikan dunia islam terpecah belah dan hidup dibawah nation state. Maka lahirlah Islam Mesir, Islam Arab, dll yang disesuaikan dengan akar budaya dan urf masing-masing. kemunculan islam moderat tak bisa dilepaskan karena ketiadaan khilafah . Oleh sebab itu, umat Islam harus membendung pemikiran Islam moderat dari akarnya dan membuangnya jauh-jauh. Kaum Muslimin harusnya menyadari bahwa berbagai upaya pecah belah di tengah mereka adalah ulah Barat yang tidak ingin umat Islam bangkit dan bersatu dalam naungan Daulah Khilafah. Barat terus mempromosikan nikai-nilai sekuler liberal melalui narasi islam moderat untuk menjauhkan kaum muslimin dari agamanya. Disis lain, umat Islam harus mengembalikan posisi mereka sebagai umat terbaik (khoiru Ummah) dengan melakukan aktivitas amar ma’ruf nahi munkar. Menjadi bagian dari kelompok dakwah untuk melakukan penyadaran politik ditengah-tengah umat. Berjuang untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya khilafah ‘ala minjhaji nubuwwah. Dengan tegaknya khilafah akan menjadi versus bagi negara adidaya pengemban kapitalisme. Bahkan akan melenyapkannya di Muka bumi.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (TQS. Al-Imran[3]: 110). Wallahu ‘allam.