Satu Frekuensi Untuk Ciptakan Perlindungan Keluarga
Oleh: Tari Ummu Hamzah
Muslimahtimes – Sebelum kita masuk ke pembahasan, untuk yang gandrung dengan cerita fiksi Harry Potter pasti tidak asing dengan kisah bagaimana Lily Potter, ibunya Harry Potter, memberikan perlindungan kepada anaknya sebelum dia sendiri tewas karena kutukan kematian Voldemort. Lily Potter hanya mengucapkan beberapa kata saja. Dia mengatakan kepada bayi Harry Potter bahwa kau sangat dicintai, mommy dan dady sangat mencintaimu, kau harus bertahan hidup. Sedih, haru, dan pilu. Di saat terakhir hidupnya dia hanya memikirkan bagaimana cara melindungi anak semata wayangnya. Hingga akhirnya dia menjelang detik-detik kematiannya sendiri di depan anaknya.
Rupanya pengorbanannya itulah yang menjadi perlindungan terbesar bagi Harry Potter. Buktinya saat Harry memasuki tahun pertama di Hogwarts, pengikut Voldemort hancur hanya karena menyentuh kulit Harry. Terbukti bahwa perlindungan sang ibu sampai ke kulitnya. menjadikan Harry tak bisa tersentuh oleh para pengikut setia Voldemort.
Nah itulah Moms, contoh sepenggal kisah yang saya ambil untuk bisa kita ambil pelajaran bahwa sejatinya seorang ibu haruslah memberikan perlindungan terbaiknya kepada anak-anaknya. Islam sendiri telah mengajarkan kita bahwa tugas ibu sebagai pendidik anak-anaknya. Nah dengan didikan dengan cara Islam inilah kita mampu memberikan perlindungan kepada anak-anak kita bahwa, betapa pentingnya kita taat kepada Allah dan menjauhi laranganNya. Saat anak-anak kita memahami hakikat patuh terhadap syariat, kemudian mereka memasuki dunianya yang berwarna dia paham bagaimana seharusnya seorang Muslim itu bersikap.
Di sinilah akan terbentuk karakteristik seorang Muslim. Bahkan anak-anak kita sekalipun masih remaja mereka sudah memiliki integritas sebagai seorang Muslim. Dia mampu bersikap tegas menolak yang batil dan membela yang haq. Mengambil yang halal dan menolak yang diharamkan oleh Allah. Lalu dia dengan lapang dada akan berdedikasi dalam mengembangkan tsaqofah Islam, sebab dia paham dan melihat sendiri hasil dari tsaqofah Islam mampu menjadikan dia sebagai pribadi muslim yang tangguh.
Inilah sederet bentuk perlindungan yang kita berikan kepada anak-anak kita. Lalu bagaimana agar perlindungan ini stay on the track? Atau tetap berada dalam jalurnya. Yang paling penting adalah orang tua senantiasa memperkuat aqidah serta mengkaji ilmu.
Selain itu penyatuan frekuensi pemikiran antara kita dan suami. Ibarat radio jika frekuensinya tidak sama dengan gelombang stasiun radio, hanya akan terdengar suara “krasak-krusuk” Tapi jika sebuah radio kita stel dengan frekuensi yang sama dengan gelombang stasiun siaran radio, maka akan terdengar jelas suaranya.
Sama halnya dengan cara kita mendidik anak. Jika kita dan suami tidak satu pemikiran yang ada malah saling adu pendapat yang tiada henti. Maka akan sulit untuk mengambil cara-cara untuk mendidik anak. Sebab ayah dan ibunya berbeda dalam cara mendidik. Misalnya sangat ibu menginginkan pendidikan Islam, tapi sangat ayah tidak mengambil metode pendidikan dalam Islam. Maka ini akan terjadi perbedaan antara keduanya.
Anak pun akan kebingungan dalam mengikuti arahan didikan. Mereka akan merasa bahwa, dia satu rumah dengan orangtuanya tapi merasakan perbedaan pendapat di dalam rumah, krasak-krusuk bak radio yang beda frekuensi.
Jadi memang sudah menjadi kewajiban ayah dan ibu untuk mendidik anak dengan Islam dan metode pendidikan Islam. Yaitu menguatkan akidah saat anak-anak sebelum mereka menginjak masa baligh. Membersamai mereka saat melaksakan hukum syariat, serta mensuport mereka untuk berdakwah bersama ditengah Ummat. Tentu ini bukan pekerjaan yang mudah. Selain membekali mereka dengan tsaqofah Islam, kita sebagai orang tua juga mensupport anak untuk menggali potensi-potensi mereka untuk mendukung dakwah di tengah umat.
Mendidik anak memang bukan perkara mudah. Tapi bukan berarti tidak mungkin dilakukan ya, Moms. Sebab sudah sunnatullah jika menjadi orangtua pasti Allah berikan kemampuan untuk mendidik anak, karena itulah fitrah seorang ibu. Melindungi anak-anaknya dengan sepenuh jiwa. Terlebih lagi di era kapitalis. Semua ibu pasti susah payah untuk melindungi anak-anak dari berbagai macam kemaksiatan. Bahkan jangan sampai kemaksiatan dan zalimnya rezim menyentuh kulit anak-anak mereka.
Mirisnya di era kapitalis ini kita sulit untuk mempertahankan akidah kita. Bahkan satu-satunya benteng pertahanan kaum muslimin saat ini adalah keluarga. Itu pun juga kapitalis selalu menggoyang pertahanan keluarga muslim, mulai dari kehidupan yang materialisme dan feminisme.
Hal ini akan berbeda jika Islam diterapkan. Sebab negara akan melindungi akidah kaum muslimin, serta memperkuat pendidikan staqofah Islam bagi seluruh rakyatnya. Karena sejatinya daulah Islam adalah bentuk institusi negara yang berlandaskan aqidah Islam. Islam sendiri bukan hanya agama ritual semata, tapi juga didalamnya terdapat hukum-hukum syariat yang wajib dijalankan oleh semua muslim.
Khalifah sebagai pelindung akan menciptakan suasana keimanan serta penjagaan terhadap hukum syariat Islam. Sehingga kaum muslimin merasa aman dan tentram dalam menjalankan aktivitas syariat Islam.