Oleh. Kanti Rahmillah, M.Si
#MuslimaTimes — Kebiasaan masyarakat jahiliyah mengubur hidup-hidup bayi perempuannya bukanlah tanpa sebab. Kebanggaan memiliki anak laki-laki yang kelak akan meneruskan nasabnya, telah menghilangkan rasa kasih sayang orang tua pada anak perempuannya. Padahal tak akan lahir seorang manusia tanpa ada rahim seorang perempuan.
Bahkan hingga kini, sebagian besar orang tua menginginkan anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Perasaan kecil hati sering kali menyelimuti pasangan yang tak dikaruniai anak laki-laki. Padahal, perasaan lebih mencintai anak laki-laki daripada anak perempuan merupakan bagian dari kejahiliahan. Yaitu masyarakat modern yang terkukung pada pemikiran jahiliyah abad 21.
Bagi kaum muslim yang telah memahami bahwa kelahiran dan kematian adalah rahasia Allah SWT Maka tak ada sesorang pun yang bisa mengubah ketetapannya. Kehidupannya akan senantiasa diliputi ikhtiar dan tawakal kepadaNya. Begitu pun atas kelahiran putra-putri mereka, akan dimaknai sama bahwa semua adalah amanah yang Allah SWT berikan. Karena kedudukan anak perempuan dan laki-laki sama di hadapan pencipta.
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa. (QS. Asy syuro; 49-50)
//Mensyukuri Anugrah Anak Perempuan//
Allah SWT telah mengisahkan dalam sebuah ayat mengenai harapan istri Imron. Beliau senantiasa berdoa agar janin yang dikandungnya adalah laki-laki. Tersebab ibunda menginginkan anaknya berkhidmat pada masjid. Namun, kuasa Allah SWT dari rahimnya lah keluar sosok perempuan mulia yang Allah SWT telah sebutkan berulang kali dalam ayat Al-quran. Allah SWT ingin memuliakan keluarga Imron dengan kelahiran anak perempuan.
Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (QS. Ali imron; 42)
Begitupan telah banyak hadist yang menerangkan tentang keutamaan mendidik anak perempuan. Salah satunya hadist yang menerangkan bahwa orang tua yang mendidik anak-anak perempuan telah terhalang baginya sentuhan api neraka.
“Barangsiapa yang diuji dengan mendapatkan anak perempuan kemudian dia berbuat baik kepada mereka (dengan mendidiknya) maka anak perempuan itu akan menjadi penghalang baginya dari sentuhan api neraka.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Mendidik anak perempuan pun akan menghantarkan dirinya pada gerbang surga.
“Barang siapa memiliki tiga anak perempuan, lalu ia mendidiknya, menyayanginya, menanggung kebutuhannya, dan menikahkannya, maka wajib baginya surga.” (HR Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Adurrazaq, Ibnu Abd Dunya dan Abu Nuaim)
//Urgensitas Mendidik Anak Perempuan//
Setidaknya ada tiga alasan mengapa topik mendidik anak perempuan perlu mendapatkan porsi khusus; Pertama, Kerusakan yang terjadi pada para gadis hari ini telah menjadi PR besar bagi kita semua. Perempuan muda hampir tak memiliki malu dengan pakaian dan perbuatan mereka yang serba bebas. Begitupun budaya barat yang masuk tanpa filter menyebabkan anak perempuan kehilangan identitasnya sebagai seorang muslimah.
Fashion, Food and Fun telah melenakan mereka pada tujuan mendasar diciptakannya manusia. Bahwa manusia di dunia semata untuk beribadah kepada Allah SWT. Kegembiraan saat muda dan sehat, mereka maknai dengan berfoya-foya. Menghabiskan waktu hanya untuk memuskan keinginan jasadiaahnya.
Padahal yang seharusnya mereka lakukan adalah beribadah dengan optimal, karena mereka masih dianugrahi fisik yang sehat dan waktu yang luang. Sehingga ibadah akan maksimal ditunaikan. Energi besarnya seharusnya menjadi potensi dalam upaya mengembalikan kehidupan islam. Menjadi bagian dari barisan jamaah yang membela kemuliaan Islam. Agar kemenangan bisa segera kita raih.
Kedua, Semakin bertambahnya jumlah wanita karena semakin dekat dengan hari kiamat. Telah menjabarkan realitas menipisnya pemahaman Islam dalam pikiran para perempuan. Mereka dengan sukarela menjadi korban eksploitasi media. Aurat diumbar demi kehidupan yang sesuai zaman.
Bagaimana nilai-nilai luhur keislaman yang juga melekat pada perempuan berusaha dieliminasi dan dicitrakan sebagai kemunduran. Pakaian syar’i yang memuliakan perempuan terus diopinikan negatif. Bahwa pakaian menutupi tubuh datangnya dari bangsa arab, bukan nusantara. Padahal, islam tak mengenal sekat negara.
Ketiga, kurangnya wawasan orang tua terhadap tata cara mendidik anak sesuai nabi. ilmu parenting yang menjamur di tengah-tengah masyarakat kita, banyak juga lahir dari ideologi sekuler. Wajar akhirnya tak akan cocok dengan aqidah kaum Muslim.
Seluruh poin diatas adalah sesuatu yang harus diselesaikan, dan tentunya dibutuhkan peran negara dalam upaya mengembalikan kembali identitas muslimah pada anak perempuan Indonesia. Sayangnya, negara ini cenderung abai terhadap permasalahan umat, termasuk permasalahan anak perempuan.
Mendidik anak perempuan merupakan perkara penting. Proyek mendidiknya bukanlah sesuatu yang bisa selesai dalam sekejap mata. Dibutuhkan waktu yang panjang, kesabaran yang luas, serta tekad yang kuat dalam usaha menjadikannya insan kamil.
Sumber Foto : IslamPost