Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S (Penulis Buku)
Muslimahtimes – Setiap ibu tentu mendamba kesuksesan anak-anaknya. Meski perih harus dirasa, namun impiannya tak akan pernah pudar. Maka segala upaya akan dilakukan demi melukiskan cerah di masa depan buah hatinya.
Kondisi demikianlah yang dialami oleh Ida, seorang ibu berusia 45 tahun yang tinggal di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Tangerang. Ia bersama suaminya yang sama-sama bekerja sebagai pemulung harus memikul beban hidup yang kian berat akibat pandemi yang menghantam negeri. Pembelajaran daring yang dilakukan selama pandemi, rupanya sangat menyulitkannya, sebab Ida tak mampu membeli HP untuk memfasilitasi pembelajaran daring anaknya yang masih duduk di bangku SMP.
Apa daya, penghasilannya yang hanya 20.000 rupiah perhari tak mencukupi untuk membeli pulsa, apalagi HP. “Untuk beli beras aja susah!” ungkapnya sedih.
Meski sudah bercucuran peluh mengais rezeki dari memulung, namun rupanya Ida dan suaminya tetap tak mampu memfasilitasi sekolah daring buah hati tercintanya. Akhirnya Ida harus tebal muka, meminjan HP dari teman sekolah anaknya agar bisa tetap mengikuti pembelajaran daring. Sementara untuk beli pulsanya, ia meminjam uang kepada tetangganya.
Alangkah berat hidup di sistem hari ini. Keluarga berpenghasilan rendah dan tidak tetap seperti Ida dan suami jelas yang paling terdampak. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat dinantikan, agar rakyat seperti mereka dapat hidup layak. Setidaknya mereka mendapatkan hak-hak dasarnya sebagai warna negara, yakni memperoleh penghidupan yang layak dan pendidikan yang berkualitas. Bukankah hak hidup layak dan pendidikan berkualitas adalah hak seluruh rakyat, bukan hanya untuk mereka yang berkecukupan saja?
Jika dipastikan bahwa sistem kehidupan hari ini tak mampu mewujudkannya, maka tinggal kepada sistem Islam lah kita berharap. Sebab hanya sistem Islam satu-satunya yang lahir bukan dari akal dan hawa nafsu manusia, melainkan dari wahyu Sang Maha Pencipta manusia. Oleh karena itu, dipastikan sistem Islam akan mampu mewujudkan kesejahteraan kepada seluruh rakyatnya, baik yang kaya maupun yang miskin. Sebagaimana yang pernah terekam dalam sejarah di masa lalu, ketika peradaban Islam tegak memimpin dunia lebih dari 1400 tahun lamanya. Tidakkah kita merindukannya?