Oleh: Triana Noviandari
Anggota Akademi Menulis Kreatif
Muslimahtimes – Pandemi Covid-19 telah merebak di seluruh dunia. Wabah Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat penambahan 2.277 kasus baru sehingga total positif Covid-19 di Tanah Air pada hari Sabtu (8/8/2020) mencapai 123.503 orang. Jumlah ini bertambah dari Jumat kemarin 121.226 orang. Jumat kemarin terjadi penambahan kasus mencapai 2.473 kasus baru Covid-19. CNBC Indonesia, com (8/8/2020).
Wabah yang terjadi saat ini belum ditemukan obatnya atau vaksinnya. Akan tetapi banyak bermunculan orang yang mengaku telah menemukan obat Covid-19. Salah satunya Hadi Pranoto menjadi perbincangan setelah ia diwawancarai musisi Erdian Aji Prihartanto atau Anji. Video perbincangan Anji dan Hadi Pranoto diunggah melalui kanal Youtube milik Anji. Dalam video itu, Hadi Pranoto memperkenalkan diri sebagai profesor sekaligus Kepala Tim Riset Formula Antibodi Covid-19. Ia menyebutkan bahwa cairan antibodi Covid-19 yang ditemukannya bisa menyembuhkan ribuan pasien Covid-19. Cairan antibodi Covid-19 tersebut diklaim telah didistribusikan di Pulau Jawa, Bali, dan Kalimantan. Selain itu, cairan antibodi Covid-19 tersebut telah diberikan kepada ribuan pasien di Wisma Atlet, dengan lama penyembuhan 2-3 hari.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito turut menanggapi beredarnya informasi soal klaim obat Covid-19 dari Hadi Pranoto.Tanggapan Satgas Covid-19 Mengenai klaim Hadi, Wiku mengatakan, di Indonesia telah diatur tentang produk herbal berupa jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Jika ramuan herbal tersebut masih dalam tahap penelitian dan belum ada bukti ilmiah tentang keamanan dan efektivitasnya, dan tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat. Kompas.com, (2/8/2020).
Viral klaim obat Corona telah ditemukan terjadi berkali-kali semenjak terjadinya wabah. Sebelumnya Kementan telah memperkenalkan dan memasarkan produk yang diklaim sebagai kalung antivirus corona. Kalung tersebut berbahan dasar tanaman eucalyptus atau kayu putih. Kalung ini menuai kontroversi karena hasil riset tidak pernah melibatkan pengujian langsung terhadap virus corona. Gubernur NTT Viktor B Laiskodat, mengklaim menemukan obat tradisional yang mampu menyembuhkan Covid-19. Selain itu Gubernur Bali, I Wayan Koster mengklaim arak Bali berhasil menyembuhkan ratusan pasien terinfeksi virus corona.
//Pemerintah Lamban, Rakyat Menjadi Korban//
Klaim virus obat Corona petinggi negeri ini dan kontroversinya membuat rakyat semakin bingung dengan wabah yang terjadi. Lambannya pemerintah dalam menangani virus membuat rakyat semakin tidak percaya terhadap pemerintah. Akibatnya rakyat menganggap remeh virus corona ini.
Padahal berdasarkan penelitian para ahli, virus corona ini berbahaya. Bahkan penderitanya pun kini sangat bervariasi, dari berbagai kalangan dan usia. Sehingga penanganan wabah harus tepat dan cepat.
Para ilmuwan di seluruh dunia masih terus menyoroti cara penanganan, khususnya Asia Pasifik. Dari pantauan para ilmuwan dunia, Indonesia dinilai memiliki penanganan virus corona terburuk.
Dosen Griffith University Lee Morgenbesser, seorang ahli dalam politik Asia Tenggara, dilansir laman smh.com, Selasa (24/3/2020), mengatakan dari semua negara di Asia Tenggara, Indonesia yang paling menkhawatirkan. Indonesia memiliki populasi yang sangat besar namun birokrasi yang tidak rapi. Penanganan krisis yang buruk di Indonesia akan membuat negara terpapar semakin buruk. Sementara itu, Profesor virologi Universitas Queensland, Ian Mackay menyoroti beberapa tanda peringatan yang datang dari Indonesia. Peringatan itu memberi sinyal bahwa situasi di Indonesia bisa jauh lebih buruk daripada jumlah kasus yang diekspos ke publik.
Viral klaim penemuan obat anti corona menunjukan pemerintah tidak bisa menjamin kepastian informasi mengenai wabah ini. Negara gagap dalam menangani wabah sehingga kepercayaan rakyat terhadap pemerintah semakin rendah. Rakyat tidak bisa mengandalkan pemerintah untuk menemukan obat anti virus. Rakyat harus berjuang sendiri menghadapi kondisi virus yang menyebar tak terkendali. Korban semakin banyak berjatuhan. Lantas harus kemana rakyat menaruh harapan penanganan wabah ini?
//Gambaran Negara Ideal//
Nampak dari awal pemerintah terkesan lamban dalam menangani wabah. Pemerintah lebih mementingkan pemulihan ekonomi daripada kesehatan dan keselamatan rakyatnya. Informasi yang simpang siur dan tidak akurat. Selain itu,pemerintah minim memberikan edukasi mengenai wabah corona. Sehingga membuat rakyat semakin bingung dan tidak lagi menganggap virus ini berbahaya. Tampak diberbagai daerah tidak lagi ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Akibatnya, penderita Covid-19 semakin meningkat setiap hari.
Peran negara dalam pandangan Islam berbeda dengan peran negara ala kapitalis. Peran negara adalah sebagai pengayom dalam mengurusi urusan rakyat yaitu dengan menjamin kebutuhan pokok rakyatnya seperti sandang, pangan dan papan. Kebutuhan mendasar seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan merupakan tanggung jawab pemerintah untuk memenuhinya tanpa membedakan antara kaya atau miskin, Muslim atau nonmuslim.
Pentingnya peran negara dan pemerintah dalam paradigma Islam yang demikian itu karena berdasarkam perintah Allah sebagaimana ditegaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Imam (Khalifah) yang menjadi pemimpin manusia, adalah (laksana) penggembala. Dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap (urusan) rakyatnya.” (HR Al- Bukhari).
Peran negara dalam penanganan wabah sangat berpengaruh terhadap kehidupan rakyatnya. Islam memandang nyawa rakyat lebih berharga daripada pemulihan ekonomi. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (TQS Al-Maidah [5]:3)
Negara akan berusaha memenuhi kebutuhan pokok rakyat baik ada wabah maupun tidak ada wabah. Negara akan memberikan pelayan terbaik dengan keunggulan sistemnya. Pelayanan kesehatan diberikan dengan fasilitas yang memadai dan bisa dijangkau oleh rakyat. Selain itu memberikan fasilitas dan dana untuk para ilmuwan melakukan riset dalam menemukan obat anti virus. Sehingga rakyat tidak dilema dengan obat yang belum teruji secara akurat.
Informasi yang akurat mengenai wabah terus diberikan melalui sarana media informasi yang ada dalam Negara. Edukasi mengenai penularan dan pencegahan wabah terus dilakukan pemerintah sehingga rakyat lebih berhati-hati dan tidak menganggap remeh wabah yang sedang terjadi.
Keuangan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dipenuhi dari baitul mal yang disediakan dalam pos khusus. Ketika kebijakan karantina wilayah untuk menangani wabah maka Negara akan menjamin kebutuhan rakyat dengan layak.
Negara yang tanggap dan cepat dalam menangani wabah tentunya akan membuat kepercayaan terhadap pemerintah semakin meningkat. Rakyat akan terlibat secara langsung untuk mendukung kebijakan Khilafah dalam mengani wabah dan mencegah penularannya. Niscaya ketika umat kembali menerapkan Islam dalam bingkai Khilafah maka masalah pandemi maupun permasalahan yang lain akan terselesaikan dengan tepat.
Wallahu a’lam bishawab.