Judul buku : Warisan Peradaban Islam di Bidang Sains dan Teknologi
Penulis : Shahib al-Kutb
Penerbit : Pustaka Thariqul Izzah
Tahun terbit : 1423 H / 2002 M
Halaman : 156 Halaman
ISBN : 979-9478-36-7
Genre : Non fiksi
Peresensi : Intan H.A
Muslimahtimes – Ilmu pengetahuan di dalam Islam memiliki tempat Istimewa. Islam sebagai agama dan ideologi mengajak umatnya untuk selalu melakukan penalaran (berfikir) terhadap alam semesta, manusia dan kehidupan. Ajakan untuk berfikir terdapat di banyak tempat dalam Al-qur’an. Berfikir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Islam. Karena keyakinan atau akidah Islam diperoleh melalui pengakuan rasional, bukan sekadar taklid buta pada generasi sebelumnya. Hal inilah yang mendorong para ilmuwan Muslim bersemangat melakukan berbagai penelitian terhadap alam sekitarnya.
Semangat penilitian di kalangan kaum Muslim serta metode ilmiah yang mereka rumuskan telah menghasilkan revolusi ilmu pengetahuan modern. Sebut saja berbagai ilmu pengetahuan yang mampu mereka kuasai, diantaranya: matematika, ilmu fisika dan teknologi, astronomi, kimia, ilmu kedokteran, ilmu tumbuhan dan pertanian, ilmu geografi, dan sebagainya. Sehingga anggapan yang mengatakan bahwa agama bertentangan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sama sekali tidak dikenal dalam Islam.
Sejarah menunjukkan bahwa hampir semua kemajuan ilmu pengetahuan diraih kaum Muslim pada saat mereka berada dalam naungan hukum Islam, bukan pada saat hukum Islam dipisahkan dari kehidupan. Sebab, kaum muslim memahami ilmu pengetahuan yang bersifat rasional dan ilmiah terbuka bagi siapa saja yang mau mempelajarinya. Alhasil, ilmu pengetahuan berkembang pesat dalam naungan Islam.
Di dalam Islam tidak ada penindasan sebagaimana yang dilakukan otoritas gereja di Eropa, yang mengakibatkan “era kegelapan”, sampai akhirnya masyarakat menghapus pengaruh gereja dalam kehidupan.
Ketika Eropa berada di bawah pengaruh gereja, para ilmuwan dan pemikir ilmiahnya mendapat berbagai perlakuan yang kejam. Hal ini mengakibatkan stagnan pada perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kaum Kristiani pada masa itu berupaya memisahkan agama daripada kehidupan, atau yang dikenal dengan sekulerisme. Agama dianggap tidak fleksibel, tidak praktis dan penuh dengan kontradiksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama tidak dapat menyelasaikan permasalahan manusia yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Sebab, Bibel hanya menerangkan beberapa aturan yang berkaitan dengan peribadatan dan makanan kaum Yahudi. Dan memberikan sejumlah prinsip moral yang menjadi pegangan umat Kristiani, beserta serangkaian norma dalam melakukan peribadatan. Tidak seperti sumber hukum Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan demikian, mereka pun berusaha memisahkan pengaruh agama dalam Kehidupan yang dianggap menghambat perkembangan.
Kemudian paham sekuler inilah yang dibawa oleh orang-orang Barat ke dalam negeri-negeri kaum Muslimin. Sehingga tidak bisa dipungkiri, kaum Muslim saat ini mengalami stagnasi dalam ilmu pengetahuan. Kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam disebabkan karena tidak adanya kesungguhan kaum muslim dalam mengaplikasikan Islam sebagai pandangan hidup atau ideologi.
Satu-satunya cara agar kaum Muslim mampu bangkit kembali dan menjadi pelopor kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan menjadikan Islam sebagai ideologi, yakni dengan menganut akidah Islam dan menerapkan hukum Islam.
Penerapan ideologi Islam akan mampu menciptakan situasi yang kondusif bagi berbagai upaya penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagaimana para ilmuwan muslim terdahulu yang menjadi pionir dan pemimpin dalam berbagai bidang ilmu dan teknologi yang semua ini merupakan hasil dari keyakinan terhadap akidah Islam dan penerapan aturan Islam dalam kehidupan.
Di buku kecil yang ditulis oleh Shahib al-Kutb ini, akan dijelaskan berbagai ilmu pengetahuan yang berhasil dikembangkan oleh para ilmuwan Muslim. Dan di buku ini pula dijabarkan sebab-sebab kemunduran kaum muslim saat ini dalam menguasai ilmu pengetahuan. Disamping itu, penulis pun menyuguhkan berbagai pengakuan orang-orang Barat akan kejayaan peradaban Islam yang mampu dicapai oleh kaum Muslimin pada saat itu.
Dengan membaca buku ini kita pun tersadarkan akan kelalaian yang dilakukan ketika berusaha memisahkan agama dari kehidupan. Dengan demikian, kaum muslim diharapkan untuk kembali mengemban ideologi Islam dan menerapkan Islam, yang merupakan sumber kekuatan bagi umat Islam melawan berbagai perang pemikiran yang terus dilancarkan oleh musuh-musuh Islam.[]