Oleh.Mela Ummu Nazry Najmi NafizP (PemerhatiGenerasi)
Muslimahtimes – Kisah terbaik sepanjang peradaban umat manusia adalah kisah kehidupan para Nabi. Kisah kehidupan para Nabi ini kita peroleh dari tutur cerita para ulama yang telah menggalinya dengan proses ijtihadnya, atas seluruh kisah yang diceritakan dalam Al-Quran dan Hadist Rasulullah Saw.
Allah Swt berfirman, Artinya : “Kami menceritakan kepadamu (Muhammad), kisah yang paling baik, dengan mewahyukan Al-Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum ini termasuk orang-orang yang tidak mengetahui “. (Q.S. Yusuf : 3 ).
Sungguh Allah Swt menceritakan seluruh kejadian yang terjadi pada masa lampau, kepada Baginda Nabi Rasulullah Muhammad Saw, untuk semakin memantapkan dan meneguhkan keimanannya kepada Allah Swt, dan untuk menjawab setiap tanya dari umatnya tentang kejadian di masa silam. Maka Allah Swt mewahyukan berbagai kisah para Nabi sebelumnya kepadanya untuk diambil sebagai pelajaran demi semakin meneguhkan keyakinan dan keimanannya.
Seperti ketika Allah Swt mewahyukan kepada Baginda Nabi tentang kisah Nabi Musa dan Firaun ataupun Kisah Nabi Ibrahim dan Raja Namruz ataupun kisah Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya. Semata-mata untuk dijadikan pelajaran bagi orang-orang beriman, bahwa sangat mudah bagi Allah Swt untuk menekuk setiap kedurhakaan manusia, namun sekali lagi Allah Swt ingin menguji seberapa besar keistiqomahan para Nabi dalam mengemban amanah menyampaikan risalah langit. Bahwa yang durhaka pasti binasa dan yang beriman pasti akan beroleh kemenangan dan kebahagiaan.
Hanya saja kedurhakaan umat Rasulullah Muhammad Saw, ditangguhkan azabnya hingga hari kiamat, semata-mata adalah bentuk rasa kasih sayang Allah Swt kepada manusia akhir zaman berupa pemberian kesempatan oleh Allah Swt kepada manusia akhir zaman agar dapat menapaki kehidupan dalam rentang waktu yang amat singkat ini dalam ketaatan dan keimanan kepada-Nya, agar manusia mampu menemukan makna kebahagiaan hidup yang sebenarnya, yaitu beroleh keridloan Allah Swt dengan menjadi manusia yang beriman hanya kepada Allah Swt, dengan memeluk agama yang diridaiNya yaitu agama Islam yang dibawa oleh Baginda Rasul Saw, dan hanya mengambil hukum yang hanya bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, dan apa2 yang ditunjuk oleh keduanya berupa ijma sahabat dan qiyas.
Sebab Rasulullah Saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul untuk seluruh umat manusia di akhir zaman, bukan hanya untuk segolongan kaum atau segolongan suku saja, namun untuk seluruh alam. Baik alam ghoib maupun alam nyata. Baik untuk manusia berkulit putih, merah, kuning, hitam dan lain sebagainya. Sebab Rasulullah Saw adalah Nabi dan Rasul terakhir penutup para nabi dan penyempurna ajaran langit.
Maka semenjak Rasul Saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul, maka sejak itulah hukum syariat yang berlaku untuk mengurus seluruh urusan manusia adalah hukum syariat Islam, bukan yang lain. Sebab hukum syariat Islam adalah hukum yang sangat sempurna, penyempurna seluruh syariat Allah Swt sebelumnya yang diturunkan pada para Nabi dan Rasul sebelumnya.
Maka pada akhir zaman ini, syariat Nabi Musa tidak berlaku, syariat Nabi Isa tidak berlaku, syariat Nabi Daud tidak berlaku. Syariatnya kitab zabur, kitab injil dan kitab Taurat adalah tidak berlaku diakhir zaman ini. Sebab seluruh syariat dalam seluruh kitab yang telah disebutkan tadi telah dirangkum dan disempurnakan dalam kitab Al-Quran, selain juga hanya Al-Qur’an saja yang dijamin keasliannya oleh Allah SWT.
Sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadist, bahwa pada saat itu Umar bin Khattab ra, membawa beberapa lembar Taurat yang diperolehnya dari seorang ahli kitab, kemudian Rasulullah Muhammad Saw, menanyakan perihal lembaran taurat yang dibawa oleh Umar ra, setelah mendapatkan jawaban bahwa yang dipegang oleh Umar ra adalah lembaran Taurat, seketika Baginda Rasul SAW marah dan berkata :
“Seandainya Musa as, hidup dizamanku, maka tidaklah yang dilakukannnya, kecuali mengikutiku “..
Maka, hadist ini semakin meneguhkan jika risalah yang berlaku saat ini adalah risalah Baginda Nabi Muhammad Saw, bukan yang lain.
Selain juga, beberapa kisah yang Rasulullah Saw, ceritakan saat peristiwa Isra dan Mi’raj, dimana salah satu kisahnya adalah bahwa Baginda Rasul bertemu para Nabi dan mengimami salat saat sholat berjamaah bersama para Nabi dan Rasul di Sidratul Muntaha.
Hal ini semakin meneguhkan jika, kedudukan Rasulullah Saw adalah sebagai pemimpin para Nabi, hal ini meneguhkan kedudukan, jika risalah yang dibawahnya, adalah risalah yang pasti akan diikuti oleh para Nabi. Artinya risalah Nabi-nabi terdahulu telah terhapus dan tidak berlaku semenjak risalah yang dibawa Baginda Nabi yaitu Al Qur’an turun.
Maka Maha Benar Allah Swt dengan segala firman-Nya yang telah menceritakan kisah para Nabi dan Rasul terdahulu kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, kemudian Baginda Nabi Muhammad Saw menceritakannya kembali kepada para sahabatnya, kemudian para sahabat menceritakannya kepada generasi selanjutnya dan selanjutnya hingga kisah tersebut sampai kepada kita, secara runut dan turun temurun.
Maka berbahagialah kita yang mampu mengambil pelajaran dari kisah para Nabi yang diceritakan oleh Baginda Nabi besar Muhammad Saw, hingga sampai kepada kita. Dan merugilah orang-orang yang tidak pernah mampu mengambil pelajaran dari kisah para Nabi yang diceritakan dalam AlQuran yang kisahnya telah sampai kepada kita.
Maka hanya kepada Allah Swt saja kita memohon dan berharap, agar senantiasa dikimpulkan dan dimasukan kedalam golongan orang-orang yang beriman yang mampu mengambil pelajaran dari bayak kisah para Nabi dan Rasul yang kisahnya telah sampai kepada kita.
Wamataufiqi illahi billah