Penulis : Hafidz Abdurrahman
Penerbit : Al-Azhar Fresh Zone
Tahun terbit : 1434 H / 2013 M
Halaman : 284 Halaman
ISBN : 978-602-7986-03-9
Genre : sejarah
Peresensi : Intan H.A
Muslimahtimes – Futuhat (penaklukan) di dalam Islam, merupakan sebuah aktivitas menebarkan ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia. Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk mendakwahkan Islam ke wilayah-wilayah yang belum tersentuh oleh Islam.
Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, menyeru seluruh manusia untuk merasakan kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan hidup di bawah naungan Islam. Untuk itulah, Rasulullah dan para sahabatnya tidak henti mengadakan ekspedisi ke beberapa negeri. Salah satunya yakni ke bumi yang Allah berkahi, Suriah.
Sebelum Perang Dunia 1 , wilayah Suriah masuk ke dalam bagian negeri Syam. Wilayah ini dikenal sebagai surga dunia, karena bangunannya yang indah, keindahan buminya, buahnya banyak dan tempatnya bersih. Airnya pun melimpah, dengan saluran air banyak mengelilingi setiap sudutnya. Disamping itu, wilayah ini merupakan daerah yang strategis dengan potensi ekonomi yang luar biasa. Daerah ini menghubungkan laut Mediterania dengan Mesopotamia. Sehingga banyak yang mengklaim akan wilayah Syam ini, menjadi bagian terpenting menurut mereka dan agamanya.
Bagi kaum Kristiani, Syam merupakan Imperium Romawi Timur, Bizantium. Dan bagi kaum Yahudi, Syam diklaim sebagai tempat suci mereka, dimana Haikal Sulaiman berada di sana. Sedangkan Islam menganggap bahwa negeri Syam merupakan tanah penuh berkah. Dikarenakan, di sanalah tempat para Nabi dan Rasul diutus oleh Allah.
“Syam adalah bumi pilihan Allah. Di sana terdapat ciptaan dan hamba pilihan-nya. Sekelompok umatku akan masuk surga. Mereka tidak akan dihisab dan diazab.” ( HR. At-Thabrani)
Syam berhasil dikuasai oleh kaum muslimin pada tahun 20 Rabiul awwal 15 H / 5 Februari 636 M. Ditandai dengan penandatanganan perjanjian “Mitsaq ‘Ailiya” atau lebih dikenal dengan, “Al-‘Ahidah Al-‘Umarriyah”. Sejak saat itulah, Syam yang meliputi beberapa wilayah seperti Suriah, Libanon, Yordania, dan Palestina berada di bawah kekuasaan kaum Muslimin.
Berbagai penaklukan yang dilakukan oleh kaum Muslimin, berdampak pada mencuatnya rasa geram yang bersarang di hati musuh-musuh Islam. Mereka berupaya untuk merebut kembali wilayah yang telah dikuasai umat Islam. Namun sayang, berbagai peperangan yang dilancarkan selalu menjadikan kaum Muslimin sebagai pihak yang menang. Alhasil, mereka pun mencari cara lain agar bisa mengalahkan umat Islam.
Maka terbersitlah ide untuk meledakkan bom waktu yang dentumannya tidak disadari oleh kaum muslimin, namun mampu meluluh lantakkan seluruh isinya. Yakni dengan menyebarkan paham nasionalis, mereka mempropagandakan kaum muslimin untuk memberontak pada Daulah. Hal ini bertujuan untuk menceraiberaikan negeri-negeri Islam.
Bermula dari Revolusi Arab yang digaungkan oleh negara-negara kafir penjajah yakni Inggris dan Perancis. Maka pada tahun 1916 M, resmi sudah negeri Arab memisahkan diri dari keKhilafahan Utsmaniyah di Istanbul, Turki. Selanjutnya dampak kekalahan Khilafah Utsmaniyah yang berkoalisi dengan Jerman pada perang Dunia I, mengakibatkan wilayah di Timur Tengah diserahkan kepada Inggris (British Mandate) dan Prancis (France Mandate) dibawah perjanjian Sykes Pycot. Perjanjian ini membagi kawasan Arab menjadi beberapa wilayah. Lebanon dan Suriah di bawah kekuasaan Perancis, sementara Irak dan Palestina termasuk wilayah yang saat ini dikenal dengan negara Yordania di bawah kekuasaan Inggris.
Perjanjian Sykes Pycot yang ditandatangani pada tahun 1916 adalah perjanjian rahasia antara pemerintah Inggris Raya dengan Perancis yang diikuti dan disetujui oleh kerajaan Rusia, dimana dalam perjanjian ini ketiga negara tersebut mendiskusikan pengaruh dan kontrol mereka di Asia Barat (Timur Tengah) setelah jatuhnya Khilafah Utsmaniyah dalam Perang Dunia I, yang sebelumnya sudah diprediksi.
Mulai saat itulah, para penjajah terus menggencarkan serangannya ke negeri-negeri kaum Muslimin. Mereka tiada hentinya mengadakan pergolakan untuk menguasai sumber daya alam yang dimiliki negeri-negeri Islam.
Hingga saat ini, netra kita dibuat mendidih melihat penindasan yang terjadi di negeri-negeri kaum muslimin, salah satunya di negeri yang diberkahi yakni Suriah.
Pertempuran dilapangan memang mempertontonkan perlawanan rakyat dengan rezim Bashar Assad, akan tetapi sesungguhnya di balik itu semua ada kepentingan yang bermain di sana. Seperti Amerika, Inggris, Perancis, Rusia hingga Cina.
Lemahnya kaum muslimin saat ini, diakibatkan karena jauhnya umat Islam dari ajaran agamanya. Musuh-musuh Islam meyakini bahwa kekuatan umat Islam terletak pada ajaran Islam itu sendiri dan sebuah institusi yakni Khilafah. Dengan demikian, mereka berusaha menjauhkan dua sumber kekuatan umat Islam ini dari umatnya. Dengan demikian, adanya ide sekuler dan keruntuhan Daulah Khilafah di Turki 3 Maret 1924 M. Merupakan bentuk keberhasilan mereka menginvasi umat Islam. Oleh sebab itu, kaum muslimin harus lah bangkit dari tidurnya yang panjang. Berusaha mengembalikkan kembali Suriah bumi Khilafah yang hilang kepangkuan mereka.
Rasulullah SAW, bersabda, “Jika penduduk Syam rusak, maka tidak ada kebaikan di antara kalian. Akan senantiasa ada orang-orang dari kalangan umatku, mereka mendapatkan pertolongan. Mereka tidak peduli dengan siapa saja yang menghinakan mereka hingga Hari Kiamat.” (HR. Ahmad)
Cukuplah hadis Rasulullah di atas sebagai pelecut bagi kita untuk bersemangat merebut kembali bumi Syam dari tangan para penjajah. Hal tersebut tidak lain dengan memperjuangkan kembali tegaknya Daulah Khilafah, yang dimana khalifah lah yang akan menjadi perisai bagi seluruh insan.
Di buku yang ditulis ustadz Hafidz Abdurrahman ini, kita akan dibawa bernostalgia. Menikmati perjalanan para ksatria dalam membebaskan bumi para annbiya. Penulis pun tak lupa menjabarkan sejarah panjang dan keistimewaan yang terdapat dalam negeri yang dikenal dengan surga dunia. Hingga akhirnya, para penguasa boneka menyerahkan negeri Syam yang telah ditaklukan Khalid bin Walid ini ke para penjajah yang haus dengan perhiasan dunia.[]