Oleh. Fera Ummu Tufail
MuslimahTimes– Umat Islam memperingati Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Sejarah Maulid Nabi merupakan perjalanan penting dalam kehidupan Rasulullah dan juga agama Islam. Pada bulan ini manusia mulia dan pilihan lahir ke dunia. Dialah sosok manusia sempurna, Muhammad Saw. Manusia maksum yang dilapangkan dadanya, diangkat nama dan kemuliaannya. Beliau adalah nabi terakhir yang diberi wahyu, Imam para nabi dan Rasul, dan dimuliakan seluruh penduduk langit dan bumi. Kelahiran baginda Rasulullah sesungguhnya merupakan wujud kasih sayang Allah yang dianugerahkan kepada manusia dan alam semesta, sekaligus menjadi nikmat yang dihamparkan untuk kita semua.
Kelahiran Nabi Muhammad memiliki makna yang sangat agung, sebagaimana diungkapkan oleh seorang ulama Mekkah, Al alamah Sayid Muhamad Alwi Al Maliki:
“Andai tak ada kelahiran nabi tentu tak akan ada hijrah, andai tak ada kelahiran nabi tentu tak akan ada perang badar, andai tak ada kelahiran nabi tentu tak akan ada penaklukan kota mekkah, andai tak ada kelahiran nabi tentu tak akan ada umat Islam, andai tak ada kelahiran nabi tentu tak akan pernah ada dunia ini”.
Begitu luar biasanya kelahiran nabi Muhammad yang merupakan menjadi rahmat bagi alam ini. Karena itulah beliau menyandang gelar sebagai Nabi Ar-Rahman, yang menjadikan beliau sangat istimewa dibanding manusia lain.
Sesungguhnya mencintai dan mengagungkan Nabi Muhammad adalah wajib karena merupakan konsekuensi iman kita kepada Allah. Hanya saja mencintai dan mengagungkan beliau tidak boleh melebihi apa yang telah ditentukan syariat. Para sahabat yang mulia tak diragukan lagi kecintaan mereka kepada Rasulullah SAW. Sangat besar cinta mereka terhadap Rasululah, bahkan melebihi kecintaan mereka kepada diri dan anak-anak mereka.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.” (HR Bukhari Muslim).
Hadist diatas memberikan penjelasan pada kita bahwa wajib mencintai Allah dan RasulNya diatas kecintaan kita pada yang lainnya. Kecintaan kita kepada Rasulullah mengharuskan adanya penghormatan, ketundukan dan kepatuhan kepada beliau.
Kelahiran Nabi Muhammad tentu tidak bermakna apa-apa seandainya beliau tidak diangkat sebagai nabi dan rasul Allah, yang bertugas menyampaikan wahyuNya kepada manusia. Sekaligus kemudian mengajarkannya kepada para sahabat dan selanjutnya menjadi syariat bagi seluruh manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Karena itu, sudah sepantasnya setiap muslim mencurahkan kecintaannya kepada Rasulullah. Kecintaan kepada Rasululah merupakan bagian dari perintah Allah dan juga akan menjadi bekal untuk dapat menghuni surgaNya kelak.
Kecintaan hamba kepada Allah haruslah tercurah dengan senantiasa meneladani Rasulullah. Beliau adalah sosok nabi penutup yang diamanahi risalah syariat Islam sebagai tuntunan hidup. Kecintaan kita kepada Rasulullah mengharuskan kita mengikuti dan meneladani beliau dalam seluruh sunnahnya. Beliau menjadi sumber teladan dalam setiap aspek kehidupan kita. Bukan hanya dalam perkara ibadah dan pribadi saja, tetapi juga urusan yang menyangkut sosial, ekonomi, pendidikan, pemerintahan dan semuanya.
Rasulullah tidak hanya mengajarkan kita mengucapkan syahadat serta melaksanakan ibadah dan berakhlak secara benar, tetapi juga mengajarkan bagaimana hidup berkeluarga, mencari nafkah melaksanakan transaksi ekonomi, menjalani kehidupan sosial, melakukan pendidikan, melaksanakan aktivitas politik (mengurusi urusan umat), menerapkan sanksi-sanksi hukum bagi pelaku kriminal, hingga mengatur pemerintahan negara secara benar. Seluruh kehidupan beliau menjadi rujukan bagi kita dalam menjalani kehidupan.
Sayang sekali peringatan maulid nabi saat ini telah terjebak pada rutinitas tahunan dan terkungkung dalam acara seremonial belaka, hingga seringkali kehilangan makna. Saat ini umat Islam sesungguhnya sedang dilanda sejumlah persoalan berat dan kompleks. Secara pemikiran, benak umat Islam masih dikuasai oleh paham sekulerisme. Paham yang menihilkan peran agama Islam dalam kehidupan. Akibatnya Islam hanya ada dalam tataran ritual dan spiritual belaka, sama persis dengan agama-agama lain. Praktis dalam kehidupan umum (sosial), politik, ekonomi, dan pendidikan, ajaran dan hukum Islam tidak dipakai.
Secara hukum, saat ini yang diterapkan di negri-negri Islam bukanlah syariat Islam, melainkan hukum sekuler yang merupakan warisan penjajah. Lebih dari itu Indonesia, sebagian produk UU seperti UU Ciptaker , UU minerba, UU kelistrikan, dll merupakan pesanan asing dan para kapitalis lokal.
Akibat penerapan hukum sekuler, negri ini dilanda berbagai persoalan yang sangat berat dan kompleks, seperti membudayanya korupsi, maraknya perselingkuhan, seks bebas dan penyimpangan sosial, narkoba, kasus kriminal, bunuh diri dan konflik sosial lainnya.
Secara politik umat Islam pun masih menjadi bulan bulan-bulanan negara kafir. Islam dan umatnya menjadi sasaran isu radikalisme dan terorisme yang terus dipropagandakan oleh kafir Barat. Ditambah dengan rasisme dan anti Islam yang didorong oleh Islamophobia akut, seperti yang hari ini terjadi di Perancis, Palestina, India , Cina dan berbagai belahan dunia lainnya.
Isu-isu tersebut jelas untuk menyerang dan menyudutkan Islam dan kaum muslim. Ironisnya penguasa negara muslim cenderung lemah dalam menghadapi persoalan besar ini. Proyek deradikalisasi dan moderasi Islam begitu gencar dilakukan di negeri-negeri muslim demi menciptakan apa yang disebut sebagai stabilitas politik yang dibutuhkan untuk menjamin keamanan investasi dan liberalisasi ekonomi. Padahal semua proyek itu sejatinya merupakan proyek arahan barat untuk memecah belah dan melemahkan umat Islam dengan tujuan untuk melanggengkan hegemoni kapitalis global.
Kondisi umat Islam di seluruh dunia yang terus-menerus terpuruk akibat penerapan hukum kufur harus segera dihentikan. Sudah saatnya kita kaum muslim merapatkan barisan dan berjuang bersama-sama sebagaimana Rasulullah dahulu berjuang demi kejayaan Islam.
Sesungguhnya peringatan Maulid Nabi bukan sekedar kegiatan seremonial dan rutinitas tahunan yang akan berlalu begitu saja tanpa memberikan perubahan sosial dan politik kepada umat Islam.
Momentum peringatan Maulid Nabi hendaknya memberikan bekas dan pengaruh yang nyata dalam memperbaiki masyarakat menuju umat terbaik. Hanya dengan itulah umat Islam dapat meraih kembali kemuliaan yang hakiki.
Sudah menjadi kewajiban kita untuk terus mengajak umat menerapkan dan melaksanakan aturan Islam secara kaffah sebagai bukti kecintaan kita pada Rasululah SAW. Kita mengajak umat Islam untuk berjuang sebagaimana perjuangan yang dilakukan Rasulullah dalam menegakkan negara Islam. Karena hanya dengan tegaknya institusi negara Islam sajalah aturan Islam secara kaffah dapat diterapkan. Allahualam bisowab.