Oleh : Nay Beiskara
(Pemerhati Generasi)
Muslimahtimes– Tahukah anda apa yang menjadi aset terbesar bagi seorang hamba di dunia dan akhirat? Jawabannya tiada lain adalah anak. Ya, anak adalah aset sekaligus amanah yang diberikan Allah Swt. kepada hamba-Nya. Karena itu, Islam memberikan perhatian besar kepada anak dan pendidikannya.
Anak bisa menjadi investasi paling menguntungkan di dunia dan akhirat. Namun, ia pun bisa menjadi musibah bagi orangtuanya. Bila keduanya tak mampu melaksanakan apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya. Pengasuhan dan pendidikan, kedua hal ini menjadi kewajiban mendasar yang tersemat di pundak orangtua.
Pendidikan yang baik akan mengantarkan anak menjadi seorang anak yang sholeh sebagaimana yang diharapkan oleh orangtuanya. Pendidikan ini haruslah dilakukan sedini mungkin. Anak-anak ibarat selembar kertas putih tanpa noda. Akan dituliskan apa di atasnya terserah kepada orangtuanya. Usia anak-anak menjadi usia yang tepat dalam menumbuhkan karakter taat dalam dirinya. Di usia ini pula kesempatan bagi orangtua tuk menanamkan pondasi-pondasi yang kokoh dan nilai-nilai yang baik pada jiwa dan akhlak anak, terutama nilai-nilai agama. Karena jiwanya yang belum ternoda dengan keburukan apapun.
Imam Al Ghazali rahimahullah menyampaikan dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, “Ketahuilah, sesungguhnya metode pendidikan anak merupakan sesuatu yang paling penting dan wajib. Anak adalah amanah bagi orangtuanya. Hatinya yang suci merupakan permata yang paling berharga. Bila dibiasakan dan diajarkan dengan kebaikan, maka ia akan tumbuh di atasnya, dan akan berbahagia di dunia dan akhirat. Sebaliknya, bila ia dibiasakan dengan kejelekan dan dibiarkan seperti binatang, maka ia akan sengsara dan binasa.”
Rasulullah Saw. pun pernah menyampaikan dalam sebuah hadits, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah tergantung dari orang tuanyalah yang mau membawa dia menjadi yahudi, nasrani, atau majusi.”
Di sinilah peran penting dan genting orangtua, yakni memberikan pendidikan terbaik bagi anak. Pendidikan ini yang kelak kan menjadi pewarna, pembentuk karakter dan mental anak. Orangtua menjadi pihak pertama yang bertanggung jawab dalam memberikan pelajaran adab dan akhlak. Pelajaran yang belum tentu ada atau difasilitasi di sekolah-sekolah pada umumnya.
Mendidik anak menjadi shaleh dan shalehah memang berat dan bukan tanpa hambatan. Apalagi, di zaman sekarang dimana ide-ide yang mampu merusak jiwa anak bertebaran dan mudah diakses oleh anak. Orangtua harus berupaya keras menanamkan keimanan dan Islam di dada anak, memberikan teladan, dan memberikan suasana yang mendukung untuk perkembangan jiwa anak.
Anak yang shaleh dan shalehah dapat menjadi penolong kedua orangtuanya. Terutama saat orangtuanya telah berusia lanjut. Setiap kebaikan yang dilakukan seorang anak, maka akan menjadi kebaikan untuk kedua orangtuanya. Sebaliknya, bila anaknya berbuat maksiat dan ia meniru itu dari orangtuanya, maka mereka pun turut menanggung dosa jariyahnya.
Hal ini sebagaimana yang tertera dalam hadits Rasulullah Saw., “Ketika anak Adam meninggal dunia, maka akan putuslah semua amalnya, kecuali tiga hal, ilmu yang bermanfaat, shadaqah yang mengalir, dan anak yang shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’I dan Ahmad)
Karena itu, orangtua haruslah berhati-hati dalam mendidik dan memberikan keteladanan kepada anak-anaknya. Sedari awal berumah tangga, orangtua selayaknya membekali diri dengan ilmu agama. Ilmu agama inilah yang kan membimbing mereka dalam mendidik anak-anak mereka kelak.