Oleh.Hana Annisa Afriliani,S.S
Muslimahtimes – Baru saja kaum Muslimin di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi, hari kelahiran Sang Baginda Rasulullah Saw. Hal tersebut sekaligus menjadi momentum bagi kita untuk mengingat jejak langkah perjuangan beliau dalam menegakkan Islam di atas muma bumi ini. Sebab sejatinya kecintaan kita kepada Rasulullah Saw tak cukup ditandai dengan perayaan saja, apalagi sekadar kata cinta di lisan saja. Melainnya kecintaan sejati kita harus dibuktikan lewat aksi nyata.
Cinta kepada Allah dan RasulNya merupakan juga cerminan atas keimanan. Adapun keimanan tak sekadar percaya bahwa Allah itu Sang Pencipta dan Rasulullah adalah pembawa risalahNya. Namun keimanan harus diikuti dengan ketakwaan. yakni menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua laranganNya. Dengan kata lain, beriman berarti taat. Maka belumlah sempurna iman seseorang, sebelum ia menaati Allah dan RasulNya secara sempurna.
Ibnu Qayyim berkata, “Hakikat takwa adalah menaati Allah atas dasar iman dan ihtisab, baik terhadap perkara yang diperintahkan atau pun perkara yang dilarang. Oleh karena itu, seseorang melakukan perintah itu karena imannya, yang diperintahkan-Nya disertai dengan pembenaran terhadap janji-jani-Nya. Dengan imannya itu pula, ia meninggalkan yang dilarang Allah dan takut terhadap ancaman-Nya.
Sistem Ilahi
Adapun salah satu wujud ketakwaan kita kepada Allah Swt. yakni dengan mengikuti apa-apa yang Rasul bawa. Rasulullah saw diutus oleh Allah untuk menyebarkan risalah Islam ke penjuru dunia. Berkat dakwah dan perjuangan beliau lah Islam tersebar luas bahkan hingga tegak sebagai sebuah institusi, Daulah Islam di Madinah Al-Munawarah. Di saat itulah sistem Islam menjadi pengatur dalam kehidupan manusia. Syariat Islam diterpakan secara kaffah dalam setiap sendi-sendi kehidupan manusia. Sehingga dengannya lah manusia terikat oleh satu ikatam. yakni ikatan akidah saja. Bukan ikatan nasionalisme apalagi kesukuan yang sebelumnya mengakar di Madinah. Penerapan sistem Islam nyatanya mampu mendampaikan suku Aus dan Khazraj yang telah sekian lama saling menumpahkan darah. Islam sungguh hadir sebagai rahmat bagi semesta alam. Adapun pada saat itu, Rasul tampil sebagai kepala negaranya.
Sejak itulah, cahaya Islam memancar ke seluruh negeri. Karena sistem Islam meniscayakan terlaksananya dakwah dan jihad ke seluruh penjuru dunia. Pasca wafatnya Rasulullah Saw, kepemimpinan Islam diteruskan oleh para Khulafa’ur Rasyidin. yakni Umar Bin Khattab, Ustman Bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Hingga masa-masa setelahnya dilanjutkan oleh para Khalifah yang banyak, mulai dari kekhilafahan Umayyah, Abasiyah, hingga Ustmaniyah yang beribukota di Istambul, Turki.
Tanpa Kehadiran sistem Islam, kezaliman dan ketidakadilan merajalela. Penghinaan terhadap umat Islam dan ajaran Islam terus berulang. Bahkan tak ada yang dapat dilalukan oleh penguasa negeri-negeri Muslim kecuali hanya mengecam dan boikot produk saja. Tidak lebih. Belum lagi kezaliman dan penganiayaan sadis yang menimpa kaum Muslimin di negerinya sendiri, tak ada yang mampu menghentikannya. Palestina, Rohingya, Uighur, darah dan air mata mereka tumpah tanpa pembelaan. Miris!
Di negeri ini, tak jauh beda. Meski tak ada penjajahan secara fisik. Namun penjajahan secara pemikiran dan ideologi sungguh kental terasa. Negeri ini disetir oleh berbagai kepentingan yang jauh dari kepentingan rakyat. Akhirnya berbagai problematikan kehidupan pun menghimpit rakyat. Utang dalam negeri menggunung, hidup rakyat kian terkungkung. Akses pendidikan kian sulit, apatah lagi kesehatan, kian tak terjamah. Suara rakyat tak didengar kecuali saat pemilu saja. Lebih parah lagi, jika mengkritik penguasa, langsung masuk bui. Inilah fakta kehidupan di bawah kepemimpinan rezim koorporatokrasi. Terjadi perselingkuhan antara penguasa dan pengusaha. Sementara rakyat hanya penonton saja.
//Cinta Nabi, Jadilah Pejuang Sistem Ilahi!//
Jika kita mengaku cinta Nabi, maka sudah selayaknya kita membuktikan kesungguhan cinta kita, yakni dengan turut berkontribusi dalam perjuangan menegakkan sistem Islam dalam kehidupan. Karena hanya dengan sistem Islamlah kita akan hidup dalam kemuliaan dan keberkahan. Betapa tidak, Islam datang dengan seperangkat aturan dari Sang Maha Pencipta, Pemilik Alam Semesta. Sudah pasti anti cacat dan anti gagal. Ingatlah, sejatinya menerapkan Islam merupakan konsekuensi atas kecintaan kita kepada Allah dan RasulNya.
- “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran: 31).