Oleh : Mia Denah Mentari, SP
(Aktivis Muslimah Lahat, Sumsel)
#MuslimahTimes — Kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris pada Pemilu AS 2020 telah membawa sejumlah harapan dan perubahan, khususnya bagi Muslim di seluruh dunia. Banyak di antaranya kaum Muslim yang menggantungkan harapannya terhadap terpilihnya Joe Biden, menyusul pernyataannya yang akan mencabut larangan perjalanan dari 13 negara. “Pada hari pertama, saya akan mengakhiri larangan Muslim inkonstitusional Trump,” ujar Joe Biden sebagaimana dilansir pikiran-rakyat.com dari Aljazeera
Dalam acara online yang dipandu oleh Emgage Action, Biden memuji Islam dan mengatakan Islam adalah salah satu agama terbaik. Ia pun sempat mengutip hadis Nabi Muhammad Saw dalam pertemuan yang dilakukan secara daring.
Benarkah Biden akan Membawa Harapan Baru Bagi Umat Islam?
Kemenangan Biden tidak terlepas dari kontroversi yang kerap ditunjukkan Trump selama menjabat sebagai Presiden AS. Pada tahun 2017, tak lama setelah menjabat sebagai Presiden AS, Donald Trump dengan gaya frontal, sarkas, dan cenderung blak-blakan mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang wisatawan memasuki wilayah Amerika Serikat dari tujuh negara yang sebagian besar adalah negara mayoritas muslim.
Trump bahkan dengan lantang mendukung penuh kebijakan Israel. Saat Israel mengakuisisi wilayah Tepi Barat, Trump diam. Terhadap isu umat Islam, Trump bungkam. Biden pun datang seakan memberi harapan baru bagi nasib umat Islam dengan tampilan kalem dan lebih merangkul, bukan meledak-ledak sebagaimana yang dilakukan Trump selama ini.
Mencermati respons umat Islam terhadap Biden, tampaknya umat kembali terlena dengan kampanye dan janji “islami” Biden. Seolah lupa siapa AS dan bagaimana politik luar negeri mereka.
Amerika adalah negara dengan sistem kenegaraan demokrasi – kapitalisme. Joe Biden dan Kamala Harris hanyalah bagian dari pelaku politik Amerika. Yang menentukan wajah negara dan bangsa adalah sistem. Dan karenanya kebijakan pemerintahan Presiden lama maupun yang baru tidak akan banyak berubah secara mendasar (fundamental) kecuali jika memang terjadi perubahan sistem secara mendasar.
Dalam hal konflik di Timur Tengah, Biden menyatakan tidak akan mengadopsi kebijakan pemerintahan Trump terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat. Meski demikian, kebijakan luar negeri AS tidak akan berubah, yaitu komitmennya menjaga hubungan dekatnya dengan Israel. Mau Biden atau Trump, Palestina tetap terjajah. Negeri muslim tetap dalam cengkeraman imperialisme kapitalis seperti AS.
Biden bukanlah harapan baru bagi umat Islam. Obama, Trump, atau Biden hanyalah pion dalam menjalankan kebijakan politik luar negeri AS yang bersandar pada ideologi kapitalisme mereka. Mengharapkan AS sebagai juru selamat bagi umat adalah ilusi. Apa yang sudah dilakukan AS untuk menyuarakan anti diskriminasi dan persekusi terhadap kaum muslim? Adakah AS membela dan memperjuangkan hak muslim Rohingya, Uyghur, muslim India, Suriah, Afghanistan, dan negeri muslim lainnya?
Sejauh ini, justru keterlibatan AS terhadap konflik suatu negeri memperkeruh suasana. Mestinya umat tidak terjebak berulang kali dengan narasi palsu demokrasi kapitalisme. Umat harus memiliki agenda sendiri dalam membangun kembali peradaban yang runtuh akibat kelicikan kapitalisme dan paham derivatnya.
Lantas, apa harapan baru bagi umat Islam?
Harapan baru itu ada pada Islam dan Khilafah. Hanya Khilafah yang mampu menandingi kekuatan AS sebagai negara adidaya. Hanya Khilafah pula yang akan mempersatukan kekuatan kaum muslim dunia. Dan hanya Khilafah yang mampu membebaskan negeri muslim dari penjajahan AS dan sekutunya. Penegakan Khilafah adalah agenda masa depan bagi umat Islam.
Di bawah payung kapitalisme, kondisi dunia Islam terpuruk dan terjajah. Di bawah naungan Khilafah, umat Islam mampu berdiri tegak dan tampil sebagai negara adidaya yang mandiri tanpa harus menghamba pengharapan dan belas kasih dari Barat.
Hal itu sudah pernah terjadi saat Islam berkuasa selama 13 abad di pentas dunia. Dan inilah yang ditakutkan Barat –termasuk AS– terhadap ideologi Islam yang akan mengancam hegemoni ideologi kapitalis sekuler. []