Â
Oleh: Azrina Fauziah
(Pegiat Literasi Pena Langit)
MuslimahTimes.com – Februari telah sampai di pertengahan bulan, nuansa merah muda menghiasi suasana bulan ini. Tak sampai di situ, cokelat-cokelat yang dibungkis apik berjejer rapi di tiap market mudah kita temui. Yes, sudah bisa ditebak, itulah perayaan tanggal 14 Februari? Kayaknya pada tau semua ya. Valentine’s Day.
Anak muda yang lagi kasmaran saling berlomba memberi salam dan hadiah bunga serta cokelat kepada sang kekasih. Bahkan tak tanggung-tanggung perayaan Valentine’s Day menjadi ajang melepaskan keperawanan bagi wanita. Ajang membuktikan cinta kepada sang kekasih bahwa ia benar-benar mencintai sang belahan jiwa sampai rela memberi apa pun yang dia punya, termasuk keperawanaan.
Nah, ngeri kan?! Sebelum ikut merayakan yuk coba kita flashback asal usul dari Valentine’s Day. Tau gak sih Guys, Valentine’s Day merupakan perayaan cinta yang dilakukan oleh kaum pagan Romawi dalam rangka merayakan Hari Raya Lupercalia, yakni sebuah perayaan dewa kesuburan yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Biasanya para Pendeta Lupercus akan melakukan ritual penyucian dengan meyembahkan korban kambing kepada sang dewa. Kemudian setelah itu mereka minum anggur, mereka juga berlarian ke jalanan Kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai terutama para wanita-wanita muda.
Para wanita muda ini akan sukarela maju karena mereka mempercayai bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah. Selain itu Valentine’s Day memiliki kisah versi gereja namun yang pasti tradisi ini memang dilanjutkan oleh pihak Gereja Romawi dan menjadi hari raya mereka yang kemudian diimpor oleh negeri Barat ke seluruh dunia sampai ke negeri-negeri muslim seperti Indonesia.
Sampai sini kita paham ya Guys kalau Valentine’s Day bukan perayaan budaya kita khususnya Indonesia yang penduduknya merupakan umat muslim terbesar di dunia. Bahkan kepercayaan dalam perayaan ini sangat kental akan kesyirikan dan kemaksiatan. Hal ini tentu saja bertentangan dengan akidah Islam yang meyakini bahwa Allah SWT sebagai pencipta dan tak ada sesembahan selain diri-Nya. Serta meyakini Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang membawa risalah petunjuk bagi umat manusia secara keseluruhan.
Lalu apakah berarti Islam melarang bentuk pengekspresian kasih sayang? Tentu saja tidak, Guys. Islam itu sempurna, Islam memandang bahwa perasaan sayang terhadap lawan jenis, orang tua, saudara dan sesama merupakan fitrah yang Allah SWT berikan kepada manusia. Namun di sinilah perbedaan Islam dengan dien lain, Islam sebagai dien dan ideologi yang komplek mengatur bagaimana kasih sayang dapat dieksperesikan dengan benar.
Islam sendiri tidak mengenal hari terkhusus dalam mengungkapkan kasih sayang terhadap sesama. Bagi muslim ia diperintahkan berbuat baik kepada sesama kapan pun ia berada sampai kepada siapa pun orang tanpa melihat gender, kulit, usia ataupun ras.
Islam juga memandang interaksi antarlawan jenis hanya diperbolehkan dalam beberapa aspek seperti pendidikan, kesehatan, muamalah dan tolong-menolong. Sehingga bentuk ekspresi mengirim surat, memberi bunga dan cokelat sampai berujung zina antarpasangan lawan jenis yang belum halal tentu tidak akan pernah terjadi.
Negara Islam pun juga punya tanggung jawab untuk memastikan konten negatif di media sosial dapat tersaring agar tidak meracuni pemuda dan pemudinya dengan percintaan ala Barat. Pemuda Islam di sini justru akan dididik dan dibentuk untuk berkepribadian Islam, fokus terhadap pendidikan dan karya produktif di usia belia.
Selain itu jika pencegahan ini telah diupayakan dengan baik namun terdapat rakyat yang kedapatan melanggar hukum syara’ mendekati zina dan berzina secara dzohir, maka negara akan berlaku tegas dengan memberikan sanksi berupa hukum takzir bagi yang mendekati zina, hukum cambuk dan pengasingan selama satu tahun bagi pezina ghoiru muhsan dan hukum rajam bagi pelaku pezina muhsan.
Upaya Islam ini tentu merupakan hikmah dan penjagaan Allah SWT terhadap hambanya agar menghindari jalan yang buruk. Allah SWT telah menghalalkan jalan yang baik berupa pernikahan yang berkah bagi hamba-hambanya yang telah mampu. Jadi masihkah kita ikut-ikutan merayakan V’Day? Atau sudah siap nikah nih? Yuk mari perbaiki diri untuk memantaskan diri.
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. An Nur:26).