Skip to content
Muslimah Times

Muslimah Times

dari dan untuk muslimah masa kini

Primary Menu
  • HOME
  • NEWS
  • AKTUAL
  • CHICKEN SOUP
  • HIKMAH
  • KAJIAN
  • PARENTING
  • RESENSI
  • RUMAH TANGGA
  • SASTRA
  • TEENS
  • Kontak Kami
    • SUSUNAN REDAKSI
    • Login
  • Home
  • 2021
  • March
  • 7
  • Revisi UU ITE, untuk Kepentingan Siapa?

Revisi UU ITE, untuk Kepentingan Siapa?

admin.news 07/03/2021
IMG-20210307-WA0049
Spread the love

 

Oleh: Norma Sari

 

MuslimahTimes.com – Wacana merevisi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ( UU ITE) bergulir setelah Presiden Joko Widodo meminta agar implementasi UU tersebut menjunjung prinsip keadilan. Jokowi mengaku akan meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk merevisi UU tersebut jika implementasi UU ITE yang berkeadilan itu tidak dapat terwujud. Jokowi bahkan mengatakan akan meminta DPR menghapus pasal-pasal karet yang ada di UU ITE karena pasal-pasal itu menjadi hulu dari persoalan hukum UU tersebut. “Kalau Undang-Undang ITE tidak bisa memberikan rasa keadilan, ya saya akan minta kepada DPR untuk bersama-sama merevisi undang-undang ITE ini. Terutama menghapus pasal-pasal karet yang penafsirannya bisa berbeda-beda, yang mudah diinterpretasikan secara sepihak.” kata Jokowi saat memberikan arahan pada rapat pimpinan TNI-Polri di Istana Negara, Jakarta.

Pada kesempatan yang sama, ia juga mengimbau kepolisian untuk lebih selektif dalam menerima pelaporan pelanggaran Undang-Undang ITE, menyusul makin banyak warga yang saling melaporkan ke kepolisian.
Revisi UU ITE sebetulnya bukan pertama kali ini saja bergulir. Pada 2016, DPR telah merevisi UU tersebut dengan mengesahkan UU Nomor 19 Tahun 2016 sebagai perubahan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE. Akan tetapi, revisi saat itu tidak serta merta mencabut pasal-pasal dalam UU ITE yang dianggap sebagai pasal karet. Pasal yang dianggap bermasalah antara lain Pasal 27 Ayat (1) soal kesusilaan, Pasal 27 Ayat (3) soal penghinaan dan/atau pencemaran nama baik, dan Pasal 28 Ayat (2) soal ujaran kebencian.

Ketua Bidang Hukum dan HAM Pengurus Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas menilai ada kesamaan antara situasi Indonesia saat ini dibandingkan dengan situasi era Orde Baru. Busyro pun menilai situasi saat ini sudah bergerak ke arah neo-otoritarianisme. Ia mengatakan ada tiga indikator pemerintahan Jokowi sudah mengarah ke neo otoritarianisme.

Pertama, masifnya buzzer atau pendengung di media sosial. Kedua, adanya teror-teror dengan meretas alat komunikasi, termasuk teror kepada aktivis kampus. Ketiga, terdapat Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang dinilainya seolah-olah melegalkan perbuatan para buzzer.

Kritik adalah fitrah bagi penguasa. Penguasa dikritik atas kinerjanya itu wajar. Dengan kritik, penguasa bisa bermuhasabah dan memperbaiki kinerja.

Dalam Islam, kritik rakyat untuk penguasa adalah keniscayaan. Khalifah Umar bin Khaththab ra. pernah dikritik karena beliau menetapkan mahar bagi perempuan. Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga pernah dikritik anaknya sendiri lantaran beristirahat sejenak di kala masih banyak rakyatnya yang terzalimi. Pengaduan rakyat terhadap sikap penguasanya yang belum menegakkan hukum secara adil juga pernah dialami Gubernur Mesir, Amr bin ‘Ash. Ia diadukan kepada Khalifah Umar lantaran hukuman yang diberikan Amr kepada putra Khalifah, yaitu Abdurrahman dan temannya tidak sesuai aturan yang ada.

Di sistem Islam, kritik biasa terjadi. Kritik rakyat tersampaikan melalui Majelis Umat, yaitu bagian dari struktur pemerintahan Islam yang mewadahi aspirasi rakyat serta tempat meminta nasihat bagi khalifah dalam berbagai urusan. Dari Tamim ad-Dari (diriwayatkan), bahwasanya Nabi Saw bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Kepada siapa?” Rasulullah menjawab, “Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin-pemimpin umat Islam, dan kaum awam mereka.” (HR Muslim). Dalam hadis yang lain juga dikatakan, “Siapa saja yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka (ubahlah) dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka (ubahlah) dengan hatinya, dan yang demikian itu selemah-lemah iman.” (HR Muslim).

Dengan demikian, sistem Islam sangat terbuka dengan kritik dan aduan dari rakyatnya. Sistem Islam tidak antikritik. Siapapun bebas memberikan kritik dan aduan. Dari segi teori dan praktik, sistem Islam benar-benar menjalankan pemerintahan yang terbuka dengan kritik. Dengan kritik dan pengaduan rakyatlah, penguasa akan terselamatkan dari sikap zalim dan mungkar. Sebab, penguasa di sistem Islam menyadari besarnya pertanggungjawaban mereka kelak di akhirat. Wallah a’lam bi ashshawab. []

Continue Reading

Previous: Beda Peran Lahirkan Kesetaraan
Next: Lampiran Investasi Miras Dicabut, Perjuangan Terus Dikebut

Related Stories

Kriminalitas Makin Kronis, Butuh Solusi Komprehensif WhatsApp Image 2025-07-16 at 21.13.24

Kriminalitas Makin Kronis, Butuh Solusi Komprehensif

16/07/2025
Kebebasan Berekspresi Bermasalah, Demokrasi Biang Keroknya WhatsApp Image 2025-07-16 at 21.04.59

Kebebasan Berekspresi Bermasalah, Demokrasi Biang Keroknya

16/07/2025
Kebiadaban Zionis, Hentikan dengan Khilafah WhatsApp Image 2025-07-16 at 20.49.50

Kebiadaban Zionis, Hentikan dengan Khilafah

16/07/2025

Recent Posts

  • Kebijakan Keluarga untuk Kemaslahatan Bangsa
  • Kriminalitas Makin Kronis, Butuh Solusi Komprehensif
  • Kebebasan Berekspresi Bermasalah, Demokrasi Biang Keroknya
  • Kebiadaban Zionis, Hentikan dengan Khilafah
  • Harga Beras Menjulang, Rakyat Kencangkan Ikat Pinggang

Recent Comments

  1. ranum on Diskriminasi Pendidikan, Sampai Kapan?
  2. Yanto on Utang Luar Negeri dan Kedaulatan Negara
  3. Winda on Potret Pendidikan di Era Milenial
  4. Nungki on Jual Beli Perawan, Bisnis yang Menjanjikan
  5. wulan on Surya Dalam Dekap

Read This

Kebijakan Keluarga untuk Kemaslahatan Bangsa WhatsApp Image 2025-07-16 at 21.23.31

Kebijakan Keluarga untuk Kemaslahatan Bangsa

16/07/2025
Kriminalitas Makin Kronis, Butuh Solusi Komprehensif WhatsApp Image 2025-07-16 at 21.13.24

Kriminalitas Makin Kronis, Butuh Solusi Komprehensif

16/07/2025
Kebebasan Berekspresi Bermasalah, Demokrasi Biang Keroknya WhatsApp Image 2025-07-16 at 21.04.59

Kebebasan Berekspresi Bermasalah, Demokrasi Biang Keroknya

16/07/2025
Kebiadaban Zionis, Hentikan dengan Khilafah WhatsApp Image 2025-07-16 at 20.49.50

Kebiadaban Zionis, Hentikan dengan Khilafah

16/07/2025
Copyright © Muslimah Times. All rights reserved. | MoreNews by AF themes.