Oleh: Nahida Ilma
(Mahasiswa)
#MuslimahTimes — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan perkembangan yang baik mengenai hasil penanganan pandemi COVID-19. Tingkat kasus aktif virus Corona di RI lebih rendah ketimbang dunia. Juga, positivity rate COVID-19 di Indonesia menurun. Presiden menyampaikan grafik dalam paparan yang dia sampaikan lewat kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Kamis (4/3/2021) malam. (detikNews.com, 4 Maret 2021)
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengumumkan dua warga Kabupaten Karawang positif virus Corona varian baru B117. Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman, menyebut ancaman virus Corona B117 ini cukup serius.
“Apalagi ancaman strain baru ini (B117) sangat serius. Tahun 2021 ini bisa saya sebut sebagai tahun lahirnya banyak strain baru,” ujar Dicky kepada detikcom, Rabu (3/3/2021). (detikNews.com, 4 Maret 2021)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tak khawatir dengan keberadaan mutasi virus corona B117 yang sudah terdeteksi masuk ke Indonesia. Ia mengklaim varian virus ini tak lebih berbahaya dari sebelumnya. (CNNIndonesia.com, 4 Maret 2021).
Sudah satu tahun lebih dunia termasuk Indonesia dirundung pandemi. Aktivitas sudah hampir seratus persen kembali normal. Istilah ‘new norma’ yang mewakili aktivitas-aktivitas baru di luar rumah setelah kebijakan untuk work from home. Seiring dengan hampir matinya roda perekonomian dunia dan negara dalam menghadapi pandemi serta kebosanan masyarakat untuk terus berdiam diri di rumah, akhirnya kebijakan work from home terus dilonggarkan.
Lantas setelah satu tahun ini, apa kabar dunia? Apa kabar Indonesia? Apakah sudah kunjung membaik? Apakah pandemi yang melanda negeri ini sudah memberikan sinyal akan berakhir? Apakah kekhawatiran rakyat terhadap berbagai kemungkinan buruk yang timbul karena pandemi sudah bisa berkurang?
Dilansir dari Kompas.com, 4 Maret 2021, ada empat variasi baru virus corona yang salah satunya sudah masuk ke Indonesia.
Pertama, Varian B.1.1.7. Daftar pertama varian baru yang paling mengkhawatirkan bagi peneliti AS adalah varian B.1.1.7 yang pertama kali dikonfirmasi di Inggris. Adanya varian B.1.1.7 yang masuk ke Indonesia juga membuat masyarakat khawatir. Terutama karena virus ini disebut lebih mudah menular.
Kedua, Varian B.1.351. Varian yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan dikenal sebagai B.1.351 atau 501Y.V2. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian ini sudah menyebar ke lebih 30 negara lain.
Ketiga, Varian P.1. Varian yang diduga memicu kebangkitan penyebaran virus di Brasil muncul di Minnesota untuk pertama kalinya pada Januari. Ditemukan di 42 persen spesimen dalam satu survei yang dilakukan di kota Manaus di Brasil, dan pejabat Jepang menemukan varian tersebut pada empat pelancong dari Brasil.
Keempat. Varian L452R Terakhir, ada varian yang terlihat di California, serta puluhan negara bagian AS lainnya. “Kami belum tahu banyak tentang yang satu ini,” kata Armstrong. Varian L452R ditemukan secara umum, tapi belum jelas apakah varian ini lebih mudah menular. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menunjukkan apakah varian ini dapat meningkatkan penyebaran virus yang sudah astronomis.
Fakta di lapangan memberikan kita jawaban tentang bagaimana kondisi negeri kita tercinta terhadap pandemi ini. Setelah satu tahun berlalu dari ditemukannya kasus pertama, ternyata tidak menjadikan kekhawatiran itu berkurang. Bahkan justru meningkat. Dan tingkat kepercayaan kepada pemerintah pun juga semakin anjlok.
Bagaimana tidak, sampai sejauh ini, belum ada tanda-tanda kebijakan pemerintah untuk menyelesaikan secara tuntas pandemi ini. Munculnya varian baru virus, pemerintah kembali menyerukan untuk tidak usah khawatir, sama halnya ketika dulu dunia sedang ramai dengan virus corona, namun pemerintah tetap saja tampak santai bahkan menganggap itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan.
Dalam penanganan pandemi ini, sudah kesekian kalinya pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak menunjukkan keseriusannya menangani pandemi. Jikalau kebijakan itu dinyatakan serius, pasti selalu diembel-embeli dengan bisnis. Lantas bagaimana rakyat bisa percaya?
Berkaca pada Islam
Islam merupakan agama yang sempurna sekaligus berperan sebagai ideologi selalu memiliki solusi tuntas atas seluruh problematik umat. Islam yang rahmatan lil ‘alamin memberikan solusi yang selalu bisa digunakan untuk masa dulu, sejarang ataupun nanti. Termasuk dalam menyelesaikan masalah pandemi seperti ini.
Pemimpin negara yakni Khalifah akan sangat tanggap dan tegas dalam menyelesaikan pandemi ini, sehingga sebelum virus semakin menyebar luas atau bahkan bermutasi maka akan sangat diupayakan wabah penyakit telah selesai atau terkendali. Layaknya yang pernah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab dalam menghadapi wabah penyakit pada zamannya. Khalifah tidak akan ragu untuk menetapkan lockdown sebagai solusi sebagaimana perintah syariat. Keputusan ini tentunya dibarengi dengan upaya penjaminan kebutuhan masyarakat terdampak.
Dengan penjagaan ketat, warga daerah wabah tidak boleh keluar demi menghindari penularan wabah secara bebas tidak terkendali. Begitu juga warga di luar daerah wabah tidak boleh masuk ke daerah wabah. Semua dilakukan demi keamanan bersama. Semua akses dari luar wilayah terdampak akan ditutup, begitu pun kases dari dalam ke luar. Baik akses transportasi maupun akses publik lainnya. Dengan masih adanya wilayah yang aman dari wabah penyakit, maka daerah itu bisa tetap menjalankan roda perekonomian sehingga dapat menghindari mandeknya perekonomian negara.
Negara yang berlandaskan islam bukanlah negara yang bersifat lokal, sehingga jika salah satu daerah dalam kondisi kekurangan, maka daerah lain akan turut memberikan bantuan. Suasana seperti ini tercipta karena hubungan satu daerah dengan yang lain bukan hanya sekadar administratif ataupun geografis saja, namun mereka disatukan oleh akidah islam yang menjadikan mereka saudara layaknya saudara sedarah atau bahkan lebih. Mereka mampu merasakan penderitaan saudaranya, sehingga mereka dengan ikhlas membantu semaksimal mungkin disamping itu merupakan implementasi dari perintah Allah.
Negara secara mandiri menyediakan segala fasilitas demi menunjang berakhirnya wabah, seperti APD, masker serta tenaga kesehatan yang profesional. Termasuk membangun rumah sakit dan mendorong para ilmuwan, dokter dan kalangan profesional lainnya untuk dapat membuat obat bagi masyarakat, bukan mengandalkan impor.
Dengan keseriusan tindakan negara seperti itu maka akan menjaga kepercayaan masyarakat bahwa negara akan mampu menyelesaikan wabah penyakit atau pandemi bahkan sebelum semua itu tak terkendali. Semua itu hanya bisa dilakukan oleh sistem yang kompleks, bukan sistem buatan manusia yang penuh dengan pertimbangan untung rugi. Namun, sistem buatan Sang Pencipta manusia, yang tahu apa yang baik untuk manusia. Yang lebih paham tentang manusia melebihi manusia itu sendiri. Sistem Agung yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ. Yakni sistem Islam dengan Khilafah sebagai sistem pemerintahannya dan Khalifah sebagai pemimpinnya.
Wallahua’lam bish-showab.