Oleh: Fatimah Azzahra, S. Pd
MuslimahTimes.com – “Suruh nonton aja, biar anteng.”
Untuk orang tua yang memiliki anak usia balita dan batita, rasanya luar biasa sekali, ya. Melihat mereka lari ke sana kemari, loncat ke sana ke sini, berteriak keras sekali. Sampai lemas badan ini, tak bisa beraktivitas lagi.
Bisikan memberikan tontonan, baik TV atau gawai pun jadi pilihan. “Daripada nggak bisa diam.” katanya.
Tak Bisa Diam
Usia balita dan batita adalah masa anak-anak melatih motoriknya. Berlatih berjalan, berlari, melompat, menendang, menangkap bola, dan sebagainya. Wajarlah jika usia saat ini mereka tak bisa diam. Mereka perlu bereksplorasi dengan dirinya, dengan lingkungannya.
Apalagi kemampuan motorik ini menjadi penunjang penting dalam kemampuan lainnya, seperti membaca, berhitung, memecahkan masalah. Maka, bersyukurlah jika anak kita aktif. Itu tanda ia sehat dan memerlukan penyaluran energi.
Dua Sisi Gawai
Tak ada salahnya memberikan tontonan pada anak, ada hal positif yang bisa didapatkan, seperti kreativitas, memperkenalkan teknologi terkini, belajar pun bisa.
Namun, bak dua mata sisi uang, ada hal negatif yang bisa berdampak pada buah hati kita. Bisa kecanduan, gangguan tidur, gangguan fokus, obesitas, gangguan emosi, bahkan ada yang sampai terjebak berbuat kejahatan.
Lantas, apa yang harusnya kita lakukan sebagai orang tua? Apakah kita betul-betul tak boleh memberikan tontonan pada anak-anak?
Ada beberapa tips yang bisa dicoba, di antaranya:
Pertama, buat aturan, kapan anak-anak boleh menonton. Pemberian waktu anak-anak untuk menonton akan lebih efektif dalam membantu kita saat tengah sibuk beraktivitas. Tak bisa ditinggalkan atau didelegasikan.
Kedua, tetapkan apa yang boleh mereka tonton. Anak-anak belum paham mana yang benar dan salah, mana yang boleh dan tidak boleh. Maka, tugas orang tua membantu mereka memilihkan yang benar dan boleh. Agar hari-hari mereka terisi dengan kebaikan.
Ketiga, tentukan berapa lama mereka boleh menonton. Durasi screen time pada anak-anak tentu tidak boleh terlalu lama. Akan berpengaruh buruk pada konsentrasi dan fokus mereka.
Berilah batasan, sehari 1 jam, boleh beberapa kali menonton. Sekali nonton 10 menit, misalnya.
Keempat, konsistenlah dengan aturan yang sudah diberikan. Anak-anak akan bingung kala kita tidak konsisten. Kadang menerapkan aturan, kadang labas saja tanpa aturan.
Kelima, jadilah teladan yang bijak dalam menonton baik itu di TV atau di gawai. Contohkan dan berikan kesan pada anak-anak, walau menonton, tetap lebih menyenangkan bermain bersama, beraktivitas bersama. Ini untuk memelihara bonding di antara anggota keluarga. Jangan sampai anak nantinya enggan berbicara atau dekat dengan orangtuanya karena saat anak masih kecil, orangtuanya asyik sendiri dengan gawai dan TV.
Bijak
Bijaklah dalam berbicara, mendidik dan membersamai anak-anak. Mereka adalah amanah dari Sang Pencipta Alam Semesta yang akan diminta pertanggungjawabannya. Jangan sampai karena ego kita, mereka jadi jauh atau celaka. Na’udzubillah.
Yuk, semangat terus belajar. Belajar ilmu agama, ilmu membersamai ananda, dan lainnya. Sebagai bekal untuk mengarungi samudera kehidupan dunia ini.
Wallahu a’lam bish shawwab.