Di Balik Realita, Kata Andrea Hirata
Judul Buku: Buku Besar Peminum Kopi
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: 2020
Ukuran: 21x14cm
Halaman: 360 halaman
Resentator: Fathiya Puti
Muslimahtimes.com – _Buku Besar Peminum Kopi_ adalah sebuah novel karya Andrea Hirata yang bertemakan perjuangan. Buku ini menceritakan tentang dua tokoh utama, yakni Ikal dan Maryamah yang harus merasakan pahitnya hidup, letihnya perjuangan, dan ajaibnya skenario kehidupan. Maryamah, seorang anak perempuan cerdas yang akrab disapa dengan Nong. Suatu saat musibah melanda Nong, ayahnya tertimbun dan meninggal dunia di saat bekerja menambang timah. Nong harus putus sekolah, mencari sumber kehidupan, hingga ia memutuskan untuk menjadi penerus Sang Ayah.
Maryamah menjadi perbincangan hangat seluruh warga desa, sebab penambang perempuan adalah hal baru yang menimbulkan banyak kontroversi juga caci maki.
Di lain tempat, dua puluh tahun kemudian, hadirlah pemuda bernama Ikal. Ia adalah sarjana telekomunikasi tamatan luar negeri yang nilainya tak main-main. Ia pulang ke Indonesia membawa lembaran ijazah dan segala ilmu kebanggannya yang mambuatnya percaya diri tingkat tinggi bahwa ia akan sukses di Indonesia. Setelah melewati penerbangan panjang dan turun dari pesawat, sebuah berita yang menggemparkan Indonesia sampai ke telinganya. “Indonesia mengalami krisis moneter!” Satu kalimat yang meruntuhkan segalanya.
Dari kedua kisah inilah, terlahir lembaran baru yang menghantarkan Ikal pada kedai kopi dan mengenalkan Nong pada sebuah pertandingan hebat bernama catur. Kedai kopi telah membawa Ikal untuk pergi ke lain sudut pandang. Tak hanya menyaksikan secangkir kopinya saja atau kepulan asapnya saja, tapi juga mengamati makna kehidupan di balik cangkir panas itu. Sebab kata Ikal, bagi orang Melayu di kampungnya, kopi bukanlah sekadar air gula berwarna hitam, tapi 12 teguk kisah hidup. Bubuk hitam yang larut disiram air mendidih pelan-pelan menguapkan harapan, kekecewaan, dan rahasia nasib. Mereka yang menghirup kopi pahit umumnya bernasib sepahit kopinya. Makin pahit kopinya, makin berlika-liku petualangannya. Adapun mereka yang datang ke warung kopi dan memesan es teh tawar, sama sekali tidak minum kopi, adalah penyia-nyia hidup ini.
Di paragraf lain, Andrea Hirata mengisahkan bahwa banyak hal tentang manusia yang dapat diungkapkan oleh permainan klasik pertempuran 32 tentara kayu yang disebut catur. Enam puluh empat kotak hitam putih yang digeluti oleh janda dari lelaki berhidung belang bergelar Nong, adalah panggung di mana kecerdasan menemui keindahannya, karakter-karakter menemui dramanya, dan karma menemui pemainnya. Para pecatur berkalkulasi, bernegosiasi, berstrategi memainkan skenario kecerdasan tertinggi sekaligus naluri paling primitif manusia untuk saling mencuri kesempatan, mengumpan, menyambar, mengambil, menguasai, melemahkan, menyerang, dan membunuh. Chess is life, itulah katanya.
Penulis mampu memaknai hal-hal sederhana yang mungkin orang lain tak pernah memikirkannya. Ia mampu merangkai kata dari setiap peristiwa, itulah Andrea Hirata. Semua ciri khas novel karya Andrea Hirata sama, menggugah, menampar, dan mengubah. Tak hanya itu, sampul cover _Buku Besar Peminum Kopi_ berwarna biru inipun sangat memikat walau sederhana. Masa kecil sang penulis yang berdekatan dengan kisah ini, amat berpengaruh bagi setiap kalimatnya. Penulis benar-benar membawa pembaca untuk menyaksikan kisahnya secara langsung tanpa adanya hambatan waktu. Kisah ini, seolah-olah kisah abadi yang cocok untuk dinikmati di setiap zamannya.
Namun, satu kekurangan dari buku ini, yakni, banyaknya nama tokoh yang dituliskan membuat fokus pembaca terpecah. Nama yang hampir serupa dan sangat banyak jumlahnya, akhirnya menjadikan pembaca harus membolak-balikkan halaman untuk mengingat siapa Si Tokoh ini sebenarnya. Sedangkan untuk aspek lainnya, buku ini amat sempurna dan luar biasa.
Buku ini pantas dibaca untuk kalangan remaja hingga dewasa, yang memiliki waktu luang dan mau memaknai kehidupan. Kehadiran buku ini menyadarkan pembaca bahwa hal besar bisa terlahir dari hal-hal sepele. Sedangkah hal sepele, tak boleh dihinakan sebab ia akan melahirkan hal besar yang tak terbatas aspeknya.
Andrea Hirata tak pernah main-main dalam menuangkan kisahnya, sebab baginya main-mainpun pasti ada maknanya. _Buku Besar Peminum Kopi_ berisi narasi dan deskripsi berjuta kata penghantar makna, di balik realita yang ada.